BONA NEWS. Jakarta Raya.  — Google kembali menguji fitur kecerdasan buatan (AI) pada layanannya, kali ini dengan memperkenalkan ringkasan otomatis untuk konten berita di platform Google Discover. Fitur ini memungkinkan pengguna membaca cuplikan berita yang disusun oleh AI, tanpa harus membuka laman situs aslinya.

Fitur tersebut mulai diuji terbatas di perangkat Android dan iOS di wilayah Amerika Serikat sejak awal Juli, dan menurut sejumlah analis teknologi, hal ini dapat membawa dampak besar terhadap ekosistem media daring global, termasuk di Indonesia.

“Jika pengguna cukup membaca ringkasan AI tanpa klik ke situs berita, ini akan berpengaruh langsung terhadap trafik media. Bukan tidak mungkin dalam jangka menengah akan mengubah model bisnis mereka,” ujar Fadli Yusuf, peneliti kebijakan digital dari Jakarta, Rabu (16/7/2025).

AI Menyusun, Bukan Manusia

Ringkasan yang tampil di Google Discover kini dihasilkan sepenuhnya oleh model bahasa AI milik Google. Setiap ringkasan ditempatkan tepat di bawah judul berita dan di atas logo media. Google mengklaim bahwa sistemnya berupaya menampilkan informasi yang “objektif dan representatif”, namun mereka tetap menyertakan peringatan bahwa hasil ringkasan dapat mengandung kekeliruan.

Langkah ini dinilai sebagai bagian dari upaya besar perusahaan teknologi global untuk “mengurasi internet” melalui mesin, bukan lagi manusia. Di satu sisi, ini dapat mempercepat akses informasi bagi pengguna. Namun di sisi lain, muncul kekhawatiran soal bias, kesalahan ringkasan, hingga potensi manipulasi konten.

Media Lokal Bisa Terdampak

Sejumlah pengelola media di Indonesia mulai memantau fenomena ini dengan serius. Dalam wawancara tak resmi, seorang redaktur media teknologi nasional menyebut bahwa jika fitur ini diterapkan secara global, media lokal bisa kehilangan sebagian besar pengunjung organik yang selama ini datang dari Google.

“Loyalitas pembaca ke situs media itu terbentuk karena interaksi langsung. Kalau semua diringkas mesin, lalu untuk apa lagi membuat laporan panjang dengan sumber dan verifikasi mendalam?” ujarnya.

Google Belum Beri Kepastian ke Asia Tenggara

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Google soal rencana peluncuran fitur ini di Asia Tenggara atau Indonesia. Namun berdasarkan pola peluncuran fitur sebelumnya, Indonesia kemungkinan akan masuk dalam gelombang berikutnya dalam 6–12 bulan mendatang.

Di tengah kemajuan AI, perdebatan antara efisiensi teknologi dan keberlangsungan jurnalisme berkualitas tampaknya akan menjadi isu utama dalam dinamika media digital tahun-tahun ke depan. (Red)