BONA NEWS. Sumatera Utara. Puluhan pekerja proyek revitalisasi Stadion Teladan Medan melakukan aksi mogok kerja dan unjuk rasa sejak Jumat hingga Sabtu, 18–19 Juli 2025. Aksi berlangsung di depan area proyek dan Masjid Muslimin, Kota Medan, sebagai bentuk protes atas gaji yang belum mereka terima selama hampir dua bulan terakhir.

Para pekerja yang mayoritas merupakan tenaga harian ini menyampaikan bahwa upah mereka tertunda sejak akhir Mei 2025. Setiap pekerja biasanya menerima bayaran sebesar Rp100.000 hingga Rp150.000 per hari. Dengan estimasi waktu kerja penuh, para pekerja seharusnya telah menerima hingga Rp4–5 juta per orang, namun hingga pertengahan Juli, mereka belum mendapatkan hak tersebut.

“Sudah hampir dua bulan kami tidak digaji. Untuk makan saja kami kesusahan, apalagi kirim uang ke kampung,” kata Marto (43), salah satu pekerja bangunan, dalam wawancara, Minggu (19/7/2025).

Selain pekerja konstruksi, penyedia jasa konsumsi pun ikut terdampak. Beberapa pelaku UMKM katering yang selama ini melayani konsumsi harian untuk pekerja juga mengeluh karena belum menerima pembayaran dari pengelola proyek.

“Kami ini UMKM kecil. Sudah beberapa minggu belum dibayar. Modal kami habis untuk beli bahan,” ujar Risna, pemilik jasa katering di sekitar lokasi.

Stadion Teladan saat ini tengah menjalani proses renovasi menyeluruh sebagai bagian dari program infrastruktur olahraga Pemkot Medan dan Kementerian PUPR. Proyek ini memiliki anggaran gabungan dari APBN dan APBD dengan nilai total sekitar Rp510 miliar (Rp275 miliar dari APBN dan Rp235 miliar dari APBD Kota Medan).

Namun proyek ini sebelumnya juga telah menjadi sorotan publik karena beberapa masalah lainnya. DPRD Sumatera Utara pada pertengahan 2025 memberi peringatan keras terhadap pelaksanaan proyek yang dianggap lambat dan tidak transparan. Salah satu temuannya adalah keberadaan scoreboard senilai Rp11,7 miliar yang tidak ditemukan fisiknya di lokasi pembangunan.

Aksi mogok kerja ini memperburuk citra proyek yang sejak awal berjalan lamban dan dipenuhi polemik. Pekerja berharap agar hak mereka segera dibayarkan dan proyek kembali berjalan normal.

Hingga berita ini dirilis, belum ada pernyataan resmi dari pihak kontraktor maupun instansi pemerintah terkait penyebab keterlambatan pembayaran gaji. Sementara itu, para pekerja menyatakan akan terus menghentikan aktivitas dan melakukan protes lanjutan jika tidak ada kejelasan dalam waktu dekat. (Red)