BONA NEWS. Jakarta. – Pemerintah Brasil menunjukkan minat serius untuk menanamkan modal di sektor peternakan sapi di kawasan transmigrasi Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini diungkapkan langsung oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), yang menyebut potensi investasi tersebut sebagai peluang strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan membuka lapangan kerja di wilayah timur Indonesia.
Menurut Mendes PDTT, pembicaraan awal telah dilakukan antara pemerintah Indonesia dan perwakilan dari Brasil, termasuk sejumlah investor sektor pertanian dan peternakan. Brasil yang dikenal sebagai salah satu negara penghasil daging sapi terbesar di dunia, melihat potensi besar pada lahan-lahan subur di kawasan transmigrasi, khususnya di Sumba Timur.
“Kami menyambut baik ketertarikan Brasil. Ini menunjukkan bahwa kawasan transmigrasi kita, khususnya di NTT, memiliki nilai ekonomi yang diakui dunia internasional,” ujar Menteri Transmigrasi dalam keterangan pers, Jumat (19/7).
Ia menambahkan bahwa pemerintah akan memfasilitasi kajian teknis dan kelayakan investasi untuk memastikan keberlanjutan proyek tersebut, termasuk penyediaan infrastruktur dasar seperti irigasi, jalan, dan pasokan air bersih.
Sumba Timur: Lahan Luas dan Potensial
Kawasan transmigrasi di Sumba Timur memang dikenal memiliki lahan luas dan belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal. Dengan topografi dan iklim yang sesuai, daerah ini dinilai ideal untuk pengembangan peternakan sapi skala besar.
Kementerian juga menyoroti peluang sinergi antara program transmigrasi dan investasi asing yang berpihak pada masyarakat lokal. Nantinya, para transmigran yang sudah bermukim di kawasan tersebut akan dilibatkan dalam proses produksi dan distribusi, sehingga hasil pembangunan tidak hanya dirasakan investor, tetapi juga warga setempat.
Investasi Bernilai Tambah Tinggi
Brasil diketahui memiliki teknologi peternakan yang maju, termasuk dalam bidang pembiakan sapi, pengolahan pakan, serta sistem logistik ternak. Jika terealisasi, kolaborasi ini diharapkan akan mempercepat modernisasi sektor peternakan Indonesia, khususnya di kawasan timur yang selama ini belum tergarap maksimal.
“Transfer teknologi dari Brasil ke Indonesia bisa terjadi secara langsung. Ini juga akan membuka ruang pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi peternak lokal,” ujar pejabat Kementerian Pertanian yang turut hadir dalam pertemuan bilateral.
Menanti Tindak Lanjut Konkret
Meski baru dalam tahap awal pembicaraan, pemerintah Indonesia berharap minat Brasil segera diwujudkan dalam bentuk nota kesepahaman atau MoU dalam waktu dekat. Langkah berikutnya adalah penyusunan rencana induk investasi serta pemetaan lokasi prioritas pengembangan.
Brasil sendiri sebelumnya telah menjalin kerja sama di berbagai sektor dengan Indonesia, namun ini merupakan kali pertama mereka menunjukkan ketertarikan langsung pada proyek transmigrasi dan peternakan di wilayah NTT.
“Kami harap kerja sama ini tidak hanya soal sapi, tapi menjadi pintu pembuka investasi lain yang inklusif dan ramah lingkungan,” pungkas Menteri Transmigrasi. (Red)
