BONA NEWS. Sumatera Utara. — Kota Medan kembali dilanda gelombang panas ekstrem. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat suhu udara di kota ini mencapai puncaknya hingga 38,2 derajat Celsius, menjadikannya salah satu hari terpanas di tahun ini. Kondisi ini membuat warga merasa kepanasan luar biasa, bahkan di dalam ruangan sekalipun.
Suhu tinggi ini disebabkan oleh puncak musim kemarau, langit yang nyaris tanpa awan, serta fenomena tekanan udara tinggi atau antisiklon di kawasan Asia Tenggara. Faktor-faktor tersebut mengurangi kelembapan dan membuat sinar matahari menyengat langsung ke permukaan bumi tanpa banyak hambatan.
“Kami mencatat suhu maksimum di Medan pada 1 Juni hingga 38,2 °C, dan beberapa hari terakhir tetap tinggi, di kisaran 36–37 °C,” ujar Hary Tirto Djatmiko, Selasa (22/7/2025).
Kepala Pusat Informasi BMKG. “Ini masuk dalam kategori cuaca ekstrem, meski belum termasuk gelombang panas seperti yang terjadi di Timur Tengah atau India.”
Warga Mengeluh, Aktivitas Terhambat
Sejumlah warga Medan mengeluhkan cuaca panas yang sangat menyiksa. Banyak dari mereka merasa cepat lelah, pusing, hingga sulit tidur di malam hari akibat suhu yang tetap tinggi bahkan setelah matahari terbenam.
“Panasnya luar biasa, saya rasanya seperti di dalam oven. Siang hari bisa sampai 38 derajat lebih, malam pun tetap gerah,” kata Rudi Simanjuntak, warga Jalan Jamin Ginting. “Saya bahkan harus tidur di lantai karena kasur terlalu panas.”
Pedagang kaki lima dan pekerja lapangan juga merasakan dampaknya. Beberapa bahkan mengaku harus mempersingkat waktu kerja karena tak kuat menahan panas.
Rekomendasi BMKG: Hindari Keluar di Siang Hari
BMKG mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas luar ruangan antara pukul 11.00 hingga 15.00 WIB, saat radiasi matahari mencapai puncaknya. Warga juga diimbau untuk:
- Memakai pelindung kepala dan pakaian longgar
- Menghindari paparan sinar matahari langsung
- Minum air putih minimal 2 liter per hari
- Memastikan ventilasi ruangan baik
Selain itu, pemerintah daerah mulai mempertimbangkan penyemprotan air di area jalan-jalan utama dan mempercepat pembukaan ruang terbuka hijau sebagai tempat berteduh.
Potensi Kebakaran dan Krisis Air
BMKG juga memperingatkan adanya potensi kebakaran lahan akibat kekeringan berkepanjangan. Di beberapa titik di Sumatera Utara, seperti Deliserdang dan Serdang Bedagai, sudah mulai muncul titik-titik panas (hotspot) berdasarkan pantauan satelit.
“Kita harus siap siaga menghadapi potensi kebakaran dan kekurangan air bersih di bulan Agustus nanti,” ujar seorang petugas BPBD Sumut.
Pemerintah juga diimbau untuk mengantisipasi kemungkinan krisis air bersih jika kemarau berlangsung hingga Oktober.
Cuaca panas ekstrem di Medan bukan sekadar perasaan semata. Dengan suhu mencapai hingga 38 derajat Celsius, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kondisi tubuh. Situasi ini masih diprediksi berlangsung beberapa minggu ke depan hingga masuknya musim hujan. (Red)
