BONA NEWS. Jakarta.  – Pemerintah Indonesia menargetkan penyelesaian Roadmap Nasional Kecerdasan Buatan (AI) pada akhir Agustus 2025. Inisiatif ini bertujuan memperkuat arah pengembangan teknologi AI secara nasional, sekaligus membuka peluang investasi asing di sektor digital, pertanian, dan layanan publik.

Roadmap tersebut digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dengan melibatkan 39 kementerian dan lembaga (K/L), serta para pemangku kepentingan dari sektor swasta dan akademisi.

Tahapan Penyusunan dan Uji Publik

Sejak Juni 2025, pemerintah telah menggelar diskusi lintas sektor guna menyusun draft dokumen tersebut. Uji publik dijadwalkan pada awal Agustus sebelum finalisasi pada 31 Agustus 2025.

“Ini bukan hanya roadmap teknologi, tapi arah kebijakan jangka panjang. Kita tidak mau hanya jadi pasar AI, tapi ingin jadi pemain,” ujar Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria dalam rapat terbuka di Jakarta, Rabu (24/7/2025).

Penyusunan roadmap juga merujuk pada praktik terbaik dari negara-negara seperti Tiongkok, Jepang, India, AS, dan Korea Selatan.

Enam Pilar Strategis Roadmap AI

Dalam draf sementara, terdapat enam pilar utama yang dirancang menjadi fondasi pengembangan AI Indonesia:

  1. Infrastruktur Data dan Komputasi
    Pembangunan pusat data nasional, pengadaan GPU cluster, dan perluasan akses cloud computing.
  2. Talenta Digital dan Riset Terapan
    Penguatan pendidikan AI di perguruan tinggi, beasiswa luar negeri, pelatihan vokasi, dan program fellowship.
  3. Regulasi dan Etika AI
    Menyusun kebijakan tata kelola data, perlindungan privasi, transparansi algoritma, dan prinsip etik berbasis Pancasila.
  4. Kolaborasi Publik–Swasta
    Mendorong kemitraan perusahaan besar dengan startup, serta membuka ruang bagi crowdfunding dan open innovation.
  5. Penerapan di Sektor Strategis
    Fokus pada pertanian, kesehatan, smart city, pertahanan, dan digitalisasi pelayanan publik.
  6. Kerja Sama Internasional
    Menjadi bagian dari ekosistem AI global melalui diplomasi teknologi dan transfer pengetahuan.

Fokus Khusus di Pertanian dan Ketahanan Pangan

Salah satu prioritas terbesar adalah pemanfaatan AI untuk pertanian presisi dan monitoring pangan nasional. Pemerintah telah menguji coba proyek percontohan di Sragen, Klaten, dan Sukabumi, menggunakan sensor tanah, citra drone, dan analitik cuaca berbasis AI.

Sistem informasi hortikultura nasional SIMETHRIS juga akan diintegrasikan dengan model AI prediktif guna mempercepat respons distribusi pupuk dan bibit. Langkah ini dianggap krusial dalam menghadapi tantangan pangan nasional dan iklim ekstrem.

Targetkan Gelombang Investasi Asing

Menurut Kementerian Investasi, roadmap ini akan memperkuat posisi Indonesia dalam menarik investor asing yang fokus pada teknologi tinggi. Beberapa perusahaan seperti Nvidia, Microsoft, dan Huawei telah menyatakan ketertarikan untuk membangun pusat riset AI dan GPU cluster di Indonesia.

“Banyak investor menunggu kejelasan peta jalan kita. Begitu roadmap ini resmi, kita siap promosikan ke luar negeri,” kata Dirjen Ekonomi Digital Komdigi, Semuel A. Pangerapan.

Diproyeksikan, potensi investasi masuk dari sektor AI dan komputasi dapat mencapai USD 2–3 miliar dalam 3 tahun ke depan.

Tantangan Infrastruktur dan Talenta

Meski ambisius, implementasi roadmap menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah terbatasnya SDM terampil di bidang AI, infrastruktur pusat data yang masih terkonsentrasi di Jawa, serta konektivitas digital yang belum merata.

Pemerintah merespons dengan memperkuat program pelatihan talenta digital (Digital Talent Scholarship), serta insentif fiskal untuk investasi GPU, cloud, dan data center di luar Jawa.

Dengan roadmap ini, pemerintah berharap Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam pengembangan AI regional. Selain untuk kebutuhan industri, AI juga akan dipakai untuk mendukung demokratisasi informasi, sistem edukasi berbasis personalisasi, dan pemantauan program perlindungan sosial.

“AI bukan soal teknologi saja, tapi soal arah peradaban. Kita ingin pastikan AI membangun bangsa, bukan menggantikannya,” tutup Nezar. (Red)