BONA NEWS. Vietnam. — Ketegangan di Asia Tenggara meningkat setelah pecahnya konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja di wilayah perbatasan yang disengketakan, terutama sekitar kompleks candi Ta Muen Thom dan wilayah Preah Vihear. Namun di tengah memanasnya situasi, Vietnam memilih tetap netral dan menyerukan penyelesaian damai tanpa keterlibatan militer.
Pemerintah Vietnam melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri, Phạm Thu Hằng, menyatakan keprihatinan mendalam atas eskalasi yang telah menewaskan belasan orang dan menyebabkan lebih dari 100.000 warga sipil mengungsi dari zona konflik.
“Vietnam mendesak kedua pihak untuk menahan diri, tidak menggunakan kekuatan, dan menyelesaikan perselisihan melalui dialog damai sesuai prinsip Piagam PBB dan Perjanjian Persahabatan ASEAN,” ujar Phạm dalam konferensi pers di Hanoi, Selasa (23/7/2025).
Meski berdekatan secara geografis dengan Kamboja, hingga kini tidak ada indikasi bahwa Vietnam menambah pasukan militernya di wilayah perbatasan. Investigasi dari berbagai media internasional dan penelusuran di media sosial mengonfirmasi bahwa Vietnam tidak mengerahkan personel tambahan ke zona konflik, berbeda dengan Thailand dan Kamboja yang telah mengaktifkan status siaga tinggi.
“Vietnam mengedepankan prinsip non-intervensi dan diplomasi damai. Tidak ada pengerahan pasukan di perbatasan kami,” tulis pernyataan resmi Kementerian Pertahanan Vietnam yang dikutip VNExpress.
Foto-foto tentara di area berhutan yang sempat beredar di media sosial juga tidak dapat dipastikan berasal dari militer Vietnam. Tidak ada keterangan lokasi, satuan militer, atau sumber yang kredibel yang menyebut keterlibatan langsung Vietnam dalam konflik bersenjata ini.
Implikasi Regional dan Sikap ASEAN
Vietnam, bersama negara-negara anggota ASEAN lainnya, khawatir konflik dapat memicu ketidakstabilan di kawasan, termasuk kemungkinan gelombang pengungsi, dampak ekonomi lintas batas, serta meningkatnya pengaruh kekuatan luar seperti Tiongkok.
Para pengamat menyebut Vietnam berhati-hati dalam menyikapi konflik ini, mengingat hubungan strategisnya dengan Thailand serta kecemasan terhadap meningkatnya kehadiran militer Tiongkok di Kamboja, terutama di pangkalan Ream yang dekat dengan pantai selatan Vietnam.
“Vietnam sedang menjaga keseimbangan. Ia tak ingin ikut perang, tapi juga tak mau Kamboja makin dikendalikan Beijing,” ujar analis politik regional Nguyễn Thanh Lâm, kepada The Diplomat.
Seruan Damai dan Diplomasi
Vietnam bersama Indonesia, Singapura, dan Laos telah menyerukan pertemuan darurat ASEAN untuk menengahi konflik. Usulan ini disambut oleh Sekretariat ASEAN, yang sedang mengatur jadwal pertemuan tingkat menteri luar negeri pekan depan di Jakarta.
“Stabilitas kawasan hanya dapat dijaga jika kita kembali pada komitmen dasar ASEAN: dialog, penghormatan hukum internasional, dan penyelesaian damai,” ujar Menteri Luar Negeri Vietnam, Bùi Thanh Sơn, dalam pernyataan tertulis, Rabu (24/7/2025).
Penelusuran Fakta: Tidak Ada Bukti Pengerahan Pasukan Vietnam
Investigasi digital di berbagai platform media sosial seperti TikTok, Facebook, Twitter/X, hingga Telegram tidak menemukan bukti yang menunjukkan pengerahan pasukan Vietnam ke wilayah konflik.
Laporan dari Time, The Guardian, dan Reuters juga menyebut bahwa konflik bersenjata hanya melibatkan Thailand dan Kamboja. Sementara itu, unggahan hoaks yang menampilkan seolah-olah ada “pasukan Vietnam siaga di perbatasan” telah dibantah oleh juru bicara militer.
