BONA NEWS. Sumatera Utara.  – Dunia penerbangan kembali berduka setelah sebuah pesawat penumpang Antonov An-24RV milik maskapai Angara Airlines jatuh di wilayah Amur, Rusia Timur, pada Kamis, 24 Juli 2025. Kecelakaan ini menewaskan seluruh 48 orang di dalam pesawat, menjadikannya salah satu insiden penerbangan paling mematikan di Rusia dalam beberapa tahun terakhir.

Kronologi Kecelakaan

Dilansir dari Reuters dan dikutip oleh FlightGlobal, pesawat tersebut berangkat dari Bandara Internasional Khabarovsk menuju Tynda, dengan transit di Blagoveshchensk. Ketika hendak mendarat di Bandara Tynda, pesawat menghadapi kondisi cuaca buruk dan kabut tebal sehingga pilot memutuskan melakukan pendekatan ulang (go-around).

Sekitar pukul 13.00 waktu setempat, pesawat dilaporkan hilang dari radar, dan tidak sempat mengirimkan sinyal darurat. Puing pesawat ditemukan beberapa jam kemudian oleh tim SAR, sekitar 16 kilometer dari Tynda, di kawasan hutan pegunungan dekat perbatasan China (dilansir dari The Guardian dan Watchers.News).

“Kami mengonfirmasi bahwa tidak ada korban selamat. Semua yang berada di dalam pesawat tewas di lokasi kejadian,” ujar Gubernur Amur Valery Butrov, dikutip dari Meduza.

Jumlah dan Identitas Korban

Mengutip laporan dari The Washington Post dan People.com, total korban jiwa adalah 48 orang, terdiri dari:

  • 42 penumpang, termasuk 5 anak-anak
  • 6 awak kabin

Seluruh korban dinyatakan meninggal di lokasi. Jenazah dievakuasi ke Blagoveshchensk untuk identifikasi forensik, yang menurut laporan RIA Novosti, telah berhasil mengidentifikasi lebih dari 70% korban hingga Sabtu pagi (26/7).

Penyebab Sementara dan Investigasi

Menurut laporan investigasi awal dari Komite Penerbangan Sipil Rusia (Rosaviatsiya) yang dikutip oleh IndiaTimes dan Firstpost, penyebab utama kecelakaan diduga adalah:

  1. Kondisi cuaca buruk, termasuk visibilitas di bawah 500 meter,
  2. Kemungkinan kesalahan manusia, khususnya dalam prosedur go-around.

Perekam data penerbangan (black box) telah ditemukan dan dibawa ke Moskow untuk dianalisis lebih lanjut, seperti dilaporkan oleh HiruNews.

Kondisi Pesawat dan Riwayat Maskapai

Pesawat yang jatuh adalah Antonov An‑24RV buatan tahun 1976, berusia hampir 50 tahun. Menurut laporan dari Aerospace Global News, pesawat ini dioperasikan oleh Angara Airlines, maskapai regional Rusia berbasis di Irkutsk yang masih mengandalkan armada buatan era Soviet karena terbatasnya akses pesawat baru akibat sanksi internasional.

“Tragedi ini mencerminkan krisis dalam sistem penerbangan domestik di Rusia, terutama wilayah Timur yang terpencil dan minim fasilitas navigasi modern,” kata analis penerbangan Sergey Makarov, dikutip dari FlightGlobal.

Tanggapan Pemerintah dan Internasional

Presiden Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa dan memerintahkan evaluasi nasional terhadap armada pesawat tua. Pemerintah Rusia juga menetapkan hari berkabung nasional pada Minggu (27/7), seperti dilaporkan oleh France24 dan The Logical Indian.

Kementerian Luar Negeri China, yang wilayahnya berbatasan langsung dengan lokasi kecelakaan, juga menyampaikan simpati mendalam. Tidak ditemukan warga negara asing dalam daftar penumpang (dilansir dari Gulf News).

Kecelakaan pesawat Angara Airlines An-24 di wilayah Amur membuka kembali diskusi tentang keselamatan penerbangan di kawasan terpencil Rusia dan penggunaan armada tua. Pemerintah Rusia kini menghadapi tekanan besar untuk mengevaluasi ulang sistem keselamatan penerbangan domestik.

Investigasi menyeluruh diharapkan memberi jawaban pasti bagi keluarga korban dan masyarakat dunia. Tragedi ini adalah pengingat pahit bahwa keselamatan di udara tak boleh dikompromikan.