BONA NEWS. Jambi.  — Pemerintah Provinsi Jambi menegaskan pentingnya peran bidan sebagai ujung tombak dalam menjaga kesehatan masyarakat, khususnya ibu, anak, dan remaja. Hal ini disampaikan dalam rangkaian kegiatan Hari Ulang Tahun ke-74 Ikatan Bidan Indonesia (IBI) yang dipusatkan di Kota Jambi, Minggu (27/7/2025).

Dalam sambutannya, Sekretaris Daerah Provinsi Jambi, Sudirman, menyebut bidan kini memiliki fungsi yang jauh lebih luas dari sekadar membantu persalinan. Mereka menjadi pendidik masyarakat, pelindung hak-hak reproduksi perempuan, dan pendamping remaja dalam memahami kesehatan secara utuh.

“Bidan bukan sekadar tenaga medis, mereka adalah sahabat remaja dan pelindung generasi. Mereka hadir dalam setiap tahap kehidupan perempuan, mulai dari pubertas, kehamilan, hingga menjadi ibu,” kata Sudirman.

Data dari berbagai sumber menunjukkan bahwa kehamilan remaja masih menjadi isu krusial di Provinsi Jambi. Berdasarkan standar nasional, kehamilan pada remaja usia 15–19 tahun (ASFR) idealnya ditekan hingga di bawah 18 kehamilan per 1.000 remaja perempuan. Namun, sejumlah wilayah di Jambi masih mencatat angka yang mengkhawatirkan, terutama di daerah pedesaan.

Bidan dinilai berperan strategis dalam menekan angka ini melalui penyuluhan di sekolah, pusat remaja, dan komunitas.

“Kami mengupayakan pendekatan persuasif agar remaja, khususnya perempuan, memahami pentingnya menjaga diri dari risiko kehamilan dini,” ujar Nuraini, SST, M.Kes, Ketua IBI Provinsi Jambi.

Upaya bidan juga sangat krusial dalam menghadapi masalah stunting, yang masih menjadi ancaman bagi pertumbuhan anak di Jambi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jambi:

  • Angka prevalensi stunting balita (<5 tahun) di Jambi tahun 2022 tercatat sebesar 18,0%, lebih rendah dari rata-rata nasional (21,6%).
  • Kabupaten dengan prevalensi terendah adalah Tanjung Jabung Barat (9,9%), dan yang tertinggi adalah Batanghari (26,3%).

Stunting erat kaitannya dengan kurangnya gizi ibu hamil dan anak, dan dalam hal ini, bidan kembali menjadi tokoh sentral.

Data terbaru Dinas Kesehatan Kota Jambi (2022) menyebutkan:

  • Ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK): sekitar 34.500 kasus
  • Ibu hamil dengan anemia (kurang darah): sekitar 50.900 kasus
  • Jumlah persalinan di fasilitas kesehatan: lebih dari 83.000 kelahiran

Angka ini mencerminkan bahwa edukasi dan pendampingan gizi bagi ibu hamil belum optimal. Bidan menjadi garda depan dalam pemeriksaan rutin, edukasi makan bergizi, hingga skrining kesehatan kehamilan.

Tugas Berat di Pelosok: Kurangnya Sarana dan Insentif

Meski peran bidan sangat vital, mereka masih menghadapi berbagai tantangan di lapangan, terutama di wilayah terpencil. Masalah utama antara lain:

  • Minimnya fasilitas kesehatan desa
  • Kurangnya insentif dan perlindungan kerja
  • Tingginya beban kerja dengan sedikit tenaga pendukung

Pemerintah Provinsi Jambi menyatakan akan memperkuat dukungan anggaran dan pelatihan melalui program kolaboratif dengan perguruan tinggi kesehatan.

“Kami sedang menyiapkan skema insentif dan fasilitas tambahan untuk bidan desa, termasuk peningkatan status kontrak menjadi ASN daerah,” ujar Sudirman.

IBI Provinsi Jambi bersama Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan sedang mempersiapkan program “Kelas Remaja Sehat” yang menyasar siswa SMA dan pesantren. Program ini akan dimulai pada September 2025, dengan fokus pada:

  • Edukasi kesehatan reproduksi
  • Pencegahan kekerasan seksual
  • Gizi dan pola hidup sehat
  • Kesadaran kesehatan mental

Program ini akan dijalankan oleh bidan dengan pendekatan ramah remaja.

Perayaan HUT ke-74 IBI di Jambi menjadi momentum untuk memperkuat pengakuan terhadap peran bidan sebagai elemen vital dalam sistem kesehatan masyarakat. Mereka bukan hanya penolong persalinan, tetapi juga pendidik, pelindung, dan penyelamat generasi masa depan.

Pemerintah diminta untuk lebih serius dalam memberdayakan bidan, terutama di wilayah yang menjadi kantong stunting dan kehamilan remaja.