BONA NEWS. Rusia. – Rabu, 30 Juli 2025 menjadi hari yang menggetarkan kawasan Pasifik setelah gempa berkekuatan magnitudo 8,8 mengguncang lepas pantai timur laut Rusia, tepatnya di wilayah Semenanjung Kamchatka dan Kepulauan Kuril. Guncangan besar ini memicu gelombang tsunami yang menyebar ke sejumlah negara, dari Jepang hingga Indonesia, dan sempat menimbulkan kepanikan massal.
Badan Geologi Amerika Serikat (USGS) mencatat gempa terjadi pukul 07.18 waktu setempat (sekitar pukul 01.18 WIB), dengan pusat gempa berada sekitar 250 kilometer dari Petropavlovsk-Kamchatsky, pada kedalaman hanya 19 kilometer. Kedalaman dangkal ini memperkuat daya rusak gempa, dan menjadikannya salah satu gempa terdahsyat di dunia dalam dekade terakhir.
Menurut keterangan USGS, gempa terjadi di zona subduksi Palung Kuril–Kamchatka, wilayah yang dikenal sangat aktif secara seismik karena pertemuan Lempeng Pasifik dan Lempeng Okhotsk.
“Ini adalah gempa megathrust klasik. Magnitudonya luar biasa besar dan memiliki potensi memicu tsunami lintas samudra,” ujar seismolog Dr. Kendra Hoss dari Pacific Tsunami Warning Center (PTWC), dilansir dari Reuters, Kamis (31/7/2025).
Gelombang Tsunami Capai 5 Meter
Tak lama setelah gempa, peringatan tsunami langsung dikeluarkan oleh lembaga-lembaga pemantau di berbagai negara. Di Rusia, wilayah Severo-Kurilsk menjadi salah satu yang terdampak paling parah, dengan gelombang tsunami mencapai 4,8 meter. Rekaman video amatir menunjukkan air laut menerjang dermaga dan bangunan pesisir, namun sejauh ini belum ada laporan resmi korban jiwa.
Warga di pesisir Kamchatka dan Kuril segera dievakuasi ke tempat tinggi. Pemerintah Rusia menyatakan status darurat di beberapa zona bahaya dan mengerahkan personel militer untuk membantu proses evakuasi.
Di Jepang, Badan Meteorologi setempat mengeluarkan peringatan tsunami untuk wilayah Hokkaido, Aomori, dan bagian timur laut Honshu. Pemerintah Jepang mengevakuasi sekitar 900.000 warga, terutama di wilayah pesisir timur yang rawan terdampak.
Gelombang setinggi 30–50 cm tercatat mencapai Pelabuhan Kushiro dan pelabuhan lainnya di Hokkaido. Meskipun tidak menimbulkan kerusakan besar, gelombang ini menimbulkan kekhawatiran akan gempa susulan atau tsunami lanjutan.
Indonesia Siaga, BMKG Terbitkan Peringatan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Indonesia turut mengeluarkan peringatan dini tsunami untuk beberapa wilayah timur Indonesia, termasuk:
- Gorontalo
- Halmahera Utara
- Manokwari
- Raja Ampat
- Jayapura
- Sarmi
- Kepulauan Talaud
Menurut BMKG, gelombang tsunami yang dipicu gempa Rusia diperkirakan bisa mencapai Indonesia dalam waktu sekitar 6–10 jam setelah gempa, dengan ketinggian maksimum di bawah 0,5 meter. Warga di wilayah pesisir diimbau untuk menjauhi pantai dan tetap mengikuti informasi resmi dari instansi terkait.
“Waspadai gelombang pertama mungkin bukan yang terbesar. Tetap waspada hingga status dicabut,” demikian pernyataan BMKG pada Rabu siang (30/7/2025).
Badan Cuaca Nasional Amerika Serikat (NOAA) juga mengeluarkan peringatan tsunami untuk kawasan Hawaii, Pantai Barat AS, Alaska, dan Guam. Kapal-kapal pesiar yang berada di perairan tengah Pasifik dilaporkan sempat mengalami prosedur evakuasi darurat.
Sementara itu, pemerintah Filipina dan Taiwan juga mengeluarkan peringatan waspada, dan mengimbau nelayan serta warga pesisir untuk tidak melakukan aktivitas di laut selama 24 jam.
Negara-negara seperti Chili, Peru, Selandia Baru, dan Kepulauan Solomon juga berada dalam daftar siaga awal, namun kemudian menurunkan level peringatan setelah dipastikan gelombang melemah.
Fenomena Alam Bersamaan: Gunung Klyuchevskoy Meletus
Menariknya, beberapa jam setelah gempa besar ini, Gunung Klyuchevskoy di Kamchatka—salah satu gunung berapi paling aktif di dunia—dilaporkan meletus, menyemburkan abu vulkanik setinggi 10 kilometer ke atmosfer. Belum bisa dipastikan apakah gempa besar memicu letusan tersebut, namun fenomena semacam ini pernah tercatat sebelumnya di wilayah yang sama.
Hingga Kamis pagi (31/7/2025), belum ada laporan korban jiwa dalam skala besar, meskipun beberapa warga di Kuril dan Kamchatka mengalami luka ringan akibat reruntuhan. Infrastruktur pelabuhan dan jalan pesisir mengalami kerusakan ringan hingga sedang.
Otoritas Rusia dan Jepang menyatakan akan terus memantau situasi dan siap memberikan bantuan evakuasi tambahan jika terjadi gempa susulan.
Pakar Ingatkan Potensi Ancaman Sejenis
Seismolog internasional mengingatkan bahwa zona subduksi seperti di Kuril–Kamchatka memiliki kemiripan geologis dengan beberapa wilayah Indonesia, seperti Mentawai dan Maluku Utara, sehingga Indonesia harus meningkatkan mitigasi dan kesiapsiagaan.
“Kita tidak bisa menghindari gempa besar, tapi kita bisa mempersiapkan masyarakat agar selamat,” ujar Prof. Yuki Tanaka dari Japan Earthquake Center, Rabu (30/7/2025).
Gempa berkekuatan 8,8 skala Richter yang mengguncang Rusia menjadi pengingat bahwa bumi masih menyimpan potensi bencana yang dahsyat, khususnya di wilayah-wilayah “Cincin Api Pasifik” seperti Rusia, Jepang, dan Indonesia. Meskipun dampaknya relatif dapat diminimalisir berkat peringatan dini, masyarakat di zona rawan tetap harus siap dan sigap menghadapi bencana alam sewaktu-waktu.
