BONA NEWS. Jakarta. — Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama militer Amerika Serikat dan sejumlah negara sekutu resmi membuka latihan militer gabungan Super Garuda Shield (SGS) 2025 pada Senin (25/8/2025). Upacara pembukaan berlangsung di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Jakarta, dengan dihadiri perwira tinggi dari berbagai negara.
Latihan ini disebut sebagai salah satu yang terbesar sepanjang sejarah Super Garuda Shield, dengan melibatkan lebih dari 6.000 personel dari 13 negara, serta 22 pengamat dari 11 negara lain.
Menurut keterangan resmi TNI, negara yang berpartisipasi aktif meliputi: Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Kanada, Inggris, Jepang, Brasil, Korea Selatan, Belanda, Selandia Baru, Singapura, Jerman, dan Prancis. Sementara itu, sejumlah negara lain turut mengirimkan pengamat, di antaranya India, Timor Leste, Papua Nugini, dan Jerman.
Latihan berlangsung di tiga lokasi strategis, yakni Jakarta, Baturaja (Sumatera Selatan), dan Dabo Singkep (Kepulauan Riau). Rangkaian kegiatan dijadwalkan berlanjut hingga 3 September 2025 menurut keterangan Kapuspen TNI.
Wakil Panglima TNI, Jenderal Tandyo Budi Revita, dalam sambutannya menegaskan bahwa Super Garuda Shield bukan sekadar latihan militer rutin, melainkan simbol kerja sama strategis lintas negara.
“Latihan ini bukan hanya tentang meningkatkan kemampuan tempur. Lebih dari itu, ini adalah wadah kepercayaan, jembatan persahabatan, dan mercusuar komitmen kita bersama untuk menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan,” ujar Jenderal Tandyo dalam upacara pembukaan di Jakarta, Senin (25/8/2025).
Sementara itu, Admiral Samuel J. Paparo, Panglima Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat (US INDOPACOM), menyebut SGS 2025 sebagai yang terbesar sepanjang sejarah latihan ini.
“Super Garuda Shield tahun ini adalah yang terbesar. Tujuan kami adalah memperkuat interoperabilitas, ketahanan, dan menjaga Indo-Pasifik tetap bebas serta terbuka,” kata Admiral Paparo, dikutip dari TRT World, Senin (25/8/2025).
Dari pihak diplomatik, Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar AS di Jakarta, Peter Haymond, menegaskan bahwa latihan ini merupakan wujud nyata kemitraan strategis komprehensif antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Super Garuda Shield 2025 mencakup beragam skema latihan yang dilakukan secara simultan. Berdasarkan keterangan resmi, materi latihan meliputi:
- Latihan staf dan perencanaan bersama.
- Latihan udara dengan helikopter tempur.
- Operasi hutan dan pertempuran darat.
- Serangan udara terkoordinasi.
- Latihan amfibi.
- Latihan lapangan skala besar.
- Latihan tembak langsung gabungan, termasuk penggunaan sistem roket artileri mobilitas tinggi (HIMARS).
Rangkaian tersebut dirancang untuk memperkuat interoperabilitas antar-angkatan bersenjata, mempercepat koordinasi logistik, serta melatih respons terhadap potensi bencana maupun krisis regional.
Sebelum pembukaan resmi, sejumlah persiapan logistik telah dilakukan. Pada 12–17 Agustus 2025, 11th Airborne Division dari Angkatan Darat AS melaksanakan operasi pembukaan pelabuhan di Pelabuhan Panjang, Lampung. Operasi ini bertujuan memfasilitasi masuknya lebih dari 200 peralatan tempur, termasuk helikopter UH-60 Black Hawk dan kendaraan lapis baja.
“Koordinasi dengan TNI sangat penting untuk memastikan semua peralatan tiba tepat waktu dan dalam kondisi aman,” kata Capt. Jenny Cabanas, petugas logistik divisi tersebut, dalam keterangan resmi yang diterbitkan situs Army.mil (17/8/2025).
Latihan Super Garuda Shield 2025 berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan Indo-Pasifik, khususnya di Laut Cina Selatan. Namun, Indonesia menegaskan bahwa keikutsertaannya tetap berpegang pada prinsip politik luar negeri bebas aktif.
Pemerintah Indonesia tidak bermaksud memihak dalam rivalitas antara Amerika Serikat dan China, tetapi menekankan pentingnya memperkuat kemampuan pertahanan nasional sekaligus memperluas kerja sama internasional.
Seperti dilaporkan Associated Press (25/8/2025), Amerika Serikat menyatakan bahwa latihan ini tidak ditujukan untuk menargetkan China, melainkan untuk memperkuat kerja sama multilateral dan menjaga keamanan kawasan.
Pengamat pertahanan menilai latihan berskala besar ini tidak hanya menguji kemampuan teknis militer, tetapi juga berfungsi sebagai instrumen diplomasi pertahanan. Dengan melibatkan 13 negara peserta aktif dan 11 negara pengamat, Indonesia memperlihatkan posisi strategisnya sebagai tuan rumah sekaligus pemain kunci di kawasan.
Bagi Amerika Serikat, latihan ini menegaskan kehadiran militer mereka di Asia Tenggara dan memperkuat jaringan sekutu di Indo-Pasifik. Bagi Indonesia, SGS 2025 menjadi kesempatan memperlihatkan komitmen dalam menjaga stabilitas regional tanpa meninggalkan prinsip non-blok.
Super Garuda Shield 2025 yang dimulai pada 25 Agustus ini akan berlangsung hingga awal September mendatang. Dengan jumlah personel yang besar, materi latihan yang beragam, serta partisipasi internasional yang luas, SGS 2025 dipandang sebagai momentum penting memperkuat hubungan militer, mempererat kerja sama antarnegara, sekaligus meneguhkan komitmen terhadap perdamaian dan stabilitas Indo-Pasifik.
Sebagaimana dikatakan Wakil Panglima TNI, Jenderal Tandyo Budi Revita, latihan ini bukan sekadar demonstrasi kekuatan, melainkan simbol solidaritas internasional.
