BONA NEWS. Medan, Sumatera Utara.  – Universitas Sumatera Utara (USU) resmi memulai rangkaian proses penjaringan dan pemilihan Rektor untuk periode 2026–2031. Momentum ini menjadi titik krusial, bukan hanya bagi dunia akademik kampus, tetapi juga bagi masyarakat luas yang melihat USU sebagai pusat ilmu pengetahuan, riset, sekaligus motor penggerak pembangunan di Provinsi Sumatera Utara.

Masa jabatan Prof. Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si sebagai Rektor USU akan berakhir pada 28 Januari 2026. Sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2014 Pasal 29 ayat (4), pemilihan rektor wajib dilakukan paling lambat lima bulan sebelum jabatan berakhir. Dengan demikian, USU secara resmi membuka proses pemilihan mulai 28 Agustus 2025.

Ketentuan hukum ini dirancang untuk memastikan kelancaran transisi kepemimpinan, sehingga tidak ada kekosongan otoritas di tubuh universitas. Transisi yang mulus diyakini dapat menjaga stabilitas akademik dan administratif, terutama dalam menghadapi persaingan perguruan tinggi di tingkat nasional dan internasional.

Proses pemilihan dimulai dengan pembentukan panitia. Pada 19 Agustus 2025, Majelis Wali Amanat (MWA) USU menerbitkan Surat Keputusan Nomor 7/UN5.1.MWA/SK/TP.00.00/2025 tentang Panitia Penjaringan dan Pemilihan Rektor.

Panitia terdiri dari 11 orang yang mewakili empat unsur utama, yakni MWA, Senat Akademik (SA), Dewan Guru Besar (DGB), dan Rektorat:

  • MWA (4 orang): Prof. Dr. Tamrin, M.Sc; Fadhullah, S.E., M.M; Dr. Husni Thamrin, S.Sos., M.S.P; dan Ir. Indra Chahaya S, M.Si.
  • Senat Akademik (3 orang): Boy Laksamana, S.H., M.Hum; Mhd. Pujiono, S.S., M.Hum, Ph.D; dan Dr. Muhammad Anggia Muchtar, S.T., M.M.IT.
  • Dewan Guru Besar (3 orang): Prof. Drs. Heru Santosa, M.S., Ph.D; Prof. Dr. Ameta Primasari, drg., M.DSc, M.Kes, Sp.MM; serta Prof. Dr. Apri Heri Iswanto, S.Hut, M.Si.
  • Rektorat (1 orang): Prof. Dr. Ir. Luhut Sihombing, M.P.

Pemilihan dilakukan dalam tiga tahap yang terjadwal ketat:

1. Penjaringan (28 Agustus – 24 September 2025)

Tahap awal meliputi pendaftaran, seleksi administrasi, pengumuman calon, hingga audisi.
Dalam audisi, para calon harus menyampaikan visi, misi, serta strategi pengembangan USU ke depan. Mereka juga diminta memaparkan rekam jejak, prestasi, jiwa kewirausahaan, hingga terobosan strategis.

Acara audisi ini akan melibatkan tidak hanya pejabat kampus, tetapi juga mahasiswa, alumni, tokoh masyarakat, dan mitra strategis. Panitia berharap proses ini memberi ruang bagi publik untuk menilai langsung kapasitas para calon.

2. Penyaringan (25 September 2025)

Sebanyak 112 anggota Senat Akademik USU akan menyeleksi dan memilih tiga calon terbaik. Nama-nama tersebut kemudian diajukan kepada MWA.

3. Pemilihan Final (2 Oktober 2025)

MWA USU akan melakukan pemilihan akhir untuk menentukan satu nama yang resmi menjadi Rektor USU periode 2026–2031.

Ketua Panitia, Prof. Dr. Tamrin, M.Sc, menegaskan bahwa integritas dan transparansi menjadi prinsip utama.

“Kami berharap rektor yang terpilih nantinya mampu menjadikan USU sebagai Kampus Berdampak. Tidak cukup hanya memenuhi syarat akademik, tetapi juga harus memiliki visi global, kemampuan menghimpun sumber daya, dan strategi membangun reputasi internasional,” katanya pada konferensi pers di Medan, 26 Agustus 2025.

Sementara itu, anggota panitia dari unsur Senat Akademik, Boy Laksamana, menyampaikan keyakinannya bahwa proses kali ini akan menghasilkan pemimpin yang lebih inklusif.

“Pemilihan ini bukan sekadar memilih rektor, tetapi menentukan arah masa depan ribuan mahasiswa dan dosen. Kita perlu pemimpin yang mampu menjembatani kepentingan akademik, riset, dan pengabdian masyarakat,” ujarnya, 27 Agustus 2025.

Proses pemilihan rektor USU tidak lepas dari sorotan publik. Hal ini terkait dengan kondisi rektor saat ini, Prof. Muryanto Amin, yang beberapa kali dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi proyek jalan di Sumut.

Meski panitia menegaskan pemilihan berjalan sesuai aturan, isu ini menambah tekanan agar proses kali ini benar-benar transparan. Banyak kalangan menilai, integritas menjadi faktor kunci yang harus dimiliki calon rektor baru.

Mahasiswa sebagai salah satu pemangku kepentingan utama, memiliki harapan besar. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) USU, Ahmad Rizky, menyatakan bahwa mahasiswa ingin rektor baru memperhatikan isu kesejahteraan mahasiswa, akses beasiswa, dan fasilitas belajar.

“Kami butuh pemimpin yang peduli dengan mahasiswa, bukan hanya fokus pada pembangunan fisik. Digitalisasi layanan, akses penelitian, hingga ruang ekspresi akademik harus menjadi prioritas,” katanya, 27 Agustus 2025.

Alumni USU juga memandang pemilihan rektor sebagai momentum penting. Darmawan Purba, Ketua Ikatan Alumni (IKA) USU Medan, menekankan pentingnya jejaring global.

“Alumni berharap rektor baru bisa membuka pintu kerja sama internasional. USU harus menjadi universitas kelas dunia, tempat mahasiswa tidak hanya belajar, tapi juga terkoneksi dengan dunia industri global,” ujarnya dalam diskusi publik, 26 Agustus 2025.

Sebagai salah satu universitas negeri terbesar di Sumatera, USU memiliki dampak besar bagi masyarakat. Rektor baru dituntut mampu memperkuat kontribusi universitas dalam pembangunan daerah, mulai dari riset pertanian, energi, kesehatan, hingga sosial budaya.

Pengamat pendidikan, Prof. Heru Santosa, yang juga anggota Dewan Guru Besar, menekankan pentingnya pemimpin visioner.

“USU harus melahirkan riset yang relevan dengan kebutuhan Sumatera Utara. Mulai dari sawit, pertanian berkelanjutan, hingga teknologi kesehatan. Rektor baru harus memastikan penelitian tidak berhenti di jurnal, tetapi memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” jelasnya, 27 Agustus 2025.

Informasi Pendaftaran

Bagi calon yang berminat, formulir dapat diakses melalui mwa.usu.ac.id/pilrek.

Berkas dapat dikirim ke:
Sekretariat MWA USU
Jl. Universitas No. 42, Kampus USU, Medan 20155
Telp: (061) 8210344
HP/WA: 0813-7039-4435

Panitia menyediakan opsi pengiriman berkas daring agar proses lebih mudah diakses calon dari luar daerah.

Menatap Masa Depan: USU Sebagai Kampus Global

Dengan proses yang sudah berjalan, perhatian kini tertuju pada siapa yang akan terpilih memimpin USU lima tahun ke depan. Harapan publik begitu besar: rektor baru harus bisa membawa universitas ke level lebih tinggi, meningkatkan peringkat internasional, serta memperkuat kontribusi sosial.

Seperti disampaikan Prof. Tamrin, pemimpin mendatang harus berani melakukan terobosan. Mulai dari inovasi pembelajaran, transformasi digital, hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Bagi mahasiswa, rektor baru diharapkan menghadirkan kampus yang inklusif dan ramah. Bagi alumni, diharapkan memperluas jejaring global. Dan bagi masyarakat Sumut, rektor baru harus mampu menjadikan USU sebagai motor pembangunan daerah.

Proses penjaringan rektor USU periode 2026–2031 yang berlangsung sejak 28 Agustus 2025 hingga pemilihan final pada 2 Oktober 2025 adalah momentum penting dalam sejarah universitas ini. Hasilnya akan menentukan arah USU lima tahun ke depan, sekaligus menguji komitmen universitas terhadap transparansi, integritas, dan visi global.

Masyarakat kini menunggu sosok yang akan menjadi wajah baru USU: apakah ia akan membawa kampus ini ke level internasional, atau justru larut dalam tantangan internal. Yang jelas, pemilihan kali ini menjadi titik balik penting menuju USU sebagai “Kampus Berdampak” bagi bangsa dan dunia.