BONA NEWS. Jakarta. — Kediaman anggota DPR RI Fraksi NasDem, Ahmad Sahroni, di Jalan Swasembada Timur, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, rusak parah setelah diserbu dan dijarah massa pada Sabtu, 30 Agustus 2025. Insiden ini merupakan buntut dari pernyataan kontroversial Sahroni dalam kunjungan kerja di Medan, 22 Agustus lalu, yang menyebut pihak-pihak mendukung pembubaran DPR sebagai “orang tolol sedunia”.
Sejak Jumat, 29 Agustus 2025, ratusan warga telah menggelar aksi unjuk rasa di depan rumah Sahroni. Berdasarkan laporan Jambilink.id (29/8/2025), aksi pada awalnya berlangsung damai. Massa hanya menyuarakan kekecewaan atas pernyataan Sahroni yang dianggap merendahkan rakyat.
Namun pada Sabtu, 30 Agustus 2025, situasi berubah. Sejak pukul 15.00 WIB, gelombang massa tambahan datang, sebagian besar bukan warga setempat. Banyak remaja dari daerah Bahari, Cilincing, hingga Kemayoran ikut bergabung.
“Tadinya kami cuma demo doang, nggak kayak gini. Kalau kayak gini emang udah niat penjarahan,” kata Sari, salah seorang warga yang ikut aksi, saat diwawancara jurnalis, Sabtu (30/8/2025).
Sekitar pukul 16.00 WIB, kerumunan mulai memanas. Massa melempari kaca rumah dengan batu, merobohkan pagar, dan merusak pintu depan. Aparat keamanan yang berada di sekitar lokasi tidak mampu membendung amukan massa yang jumlahnya terus bertambah.
Puncaknya terjadi menjelang pukul 16.40 WIB, ketika sekelompok orang berhasil menerobos masuk. Mereka menghancurkan garasi dan merusak mobil mewah milik Sahroni, termasuk Lexus dan Porsche antik.
Berdasarkan keterangan warga setempat, penjarahan berlangsung hingga menjelang maghrib. Barang-barang rumah tangga, koleksi pribadi, hingga dokumen penting raib.
Barang yang dilaporkan hilang antara lain:
- Perabot rumah tangga: kulkas, mesin cuci, AC, meja, kursi, kasur.
- Koleksi mewah: patung Iron Man bernilai ratusan juta rupiah.
- Dokumen pribadi: sertifikat tanah, kartu keluarga, ijazah, SKCK.
- Brankas berisi uang tunai dalam pecahan dolar AS dan dolar Singapura.
Seorang saksi mata yang enggan disebut namanya menuturkan, sebagian massa bahkan membagi-bagikan uang hasil rampasan di lokasi.
“Ada yang teriak-teriak nemu duit dolar. Bahkan sempat dibagi-bagi. Itu bikin massa makin brutal,” ungkapnya kepada media, Sabtu (30/8/2025).
Lurah Kebon Bawang, Suratno Widodo, membenarkan peristiwa tersebut. Saat dihubungii media, ia mengatakan:
“Saya di lokasi, benar (warga geruduk rumah Sahroni). Ini saya lagi crowded.”
Suratno mengakui sulit mengendalikan massa yang jumlahnya mencapai ratusan orang. Aparat kepolisian dan TNI akhirnya turun dengan perlengkapan anti huru-hara untuk membubarkan kerumunan setelah maghrib.
Menariknya, sebagian mobil mewah Sahroni sudah diamankan lebih dulu sebelum penyerangan. Namun satu unit mobil yang tersisa di garasi hancur akibat amukan massa.
Peristiwa ini menuai reaksi luas. Banyak pihak menilai penyerangan rumah Sahroni merupakan bentuk kemarahan rakyat yang tak terkendali, meski tindakan anarkis tetap tidak dapat dibenarkan.
Menurut pengamat politik dari Universitas Indonesia, yang diwawancara Merdeka.com (30/8/2025), kasus ini dapat menjadi titik balik hubungan DPR dengan rakyat.
“Aksi ini jelas dipicu oleh ucapan Sahroni. Namun penjarahan menunjukkan ada akumulasi kekecewaan publik terhadap elit politik. Ini alarm bagi DPR dan pemerintah.”
Hingga malam hari, kondisi rumah Ahmad Sahroni porak-poranda. Jendela pecah, pintu hancur, pagar terlepas, dan dinding rumah penuh coretan. Foto-foto yang beredar di media sosial memperlihatkan warga membawa lemari, kulkas, hingga brankas keluar dari rumah. Kerugian materi akibat penjarahan diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
Insiden penjarahan rumah Ahmad Sahroni menjadi salah satu peristiwa politik paling mengejutkan di tahun 2025. Dari aksi protes damai berubah menjadi amukan massa yang menghancurkan properti dan merampas harta benda.
Meski dipicu oleh pernyataan pribadi, peristiwa ini memperlihatkan bagaimana ketidakpuasan rakyat bisa bertransformasi menjadi tindakan anarkis bila tidak dikelola dengan bijak.
