BONA NEWS. Jakarta.  – Pemerintah kembali menegaskan bahwa ekonomi Indonesia tetap berada di jalur yang kuat meski sempat diterpa gejolak politik dan tekanan pasar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang sempat terkoreksi 3,6 persen, namun berhasil pulih dengan cepat. Sementara itu, rupiah yang sempat melemah tipis kini stabil di kisaran Rp 16.404 per dolar AS, menandakan kepercayaan pasar terhadap fundamental ekonomi Indonesia.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, “Ekonomi kita kokoh. Pertumbuhan kuartal II mencapai 5,12 persen year on year, laju tercepat dalam dua tahun terakhir. Cadangan devisa juga tinggi, yaitu 152 miliar dolar AS, menjadi bantalan yang sangat kuat.”

Bank Indonesia (BI) bergerak cepat menjaga stabilitas rupiah dengan intervensi terukur di pasar valas. Deputi Gubernur BI menegaskan, “Kami memastikan likuiditas aman, rupiah terkendali, dan pasar tetap terjaga.”

Langkah ini diapresiasi investor internasional. Analis pasar dari JPMorgan menyebutkan, “Stabilitas jelas terlihat. Aksi jual pasar masih terkendali, dan intervensi otoritas memberikan rasa percaya diri.”

Pemerintah juga meluncurkan paket stimulus yang langsung menyentuh masyarakat, di antaranya:

  • Makanan gratis untuk pelajar dan ibu hamil,
  • Insentif investasi di sektor manufaktur dan properti,
  • Percepatan belanja negara agar pembangunan tetap berjalan.

“Dengan kebijakan ini, daya beli rakyat akan terjaga, investor tetap percaya, dan lapangan kerja terus tercipta,” jelas Airlangga.

Presiden Prabowo menegaskan pemerintah akan menjaga stabilitas keamanan, sehingga aktivitas ekonomi tetap berjalan tanpa hambatan. Sementara itu, inflasi masih terkendali dalam kisaran target, perbankan sehat, dan konsumsi domestik tetap menjadi motor utama pertumbuhan.

“Indonesia terbukti tangguh menghadapi berbagai tantangan. Dengan sinergi pemerintah, BI, dan masyarakat, saya yakin ekonomi kita tidak hanya bertahan, tapi juga tumbuh lebih kuat,” pungkas Airlangga