BONA NEWS. Jakarta. – Jakarta menjadi pusat perhatian publik hari ini, Senin (8/9), dengan digelarnya tiga aksi unjuk rasa di tiga lokasi strategis. Aksi ini diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari mahasiswa, buruh, hingga aktivis HAM, yang turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi terkait pendidikan, kesejahteraan pekerja, dan penegakan hak asasi manusia.
Untuk menjaga keamanan, Polres Metro Jakarta Pusat menyiagakan 2.069 personel kepolisian, dengan 1.723 ditempatkan di lokasi aksi, termasuk di Gedung DPR/MPR RI, Patung Kuda Arjuna Wijaya, dan Komnas HAM. Pengamanan ini dilakukan untuk mencegah potensi kerusuhan kecil dan memastikan arus lalu lintas tetap lancar.
Di depan Gedung DPR/MPR RI, ratusan mahasiswa dari Universitas Indraprasta PGRI menggelar aksi menuntut peningkatan kualitas pendidikan tinggi dan akses yang lebih luas bagi generasi muda. Mereka menyoroti perlunya reformasi kurikulum, transparansi biaya pendidikan, dan distribusi beasiswa yang lebih merata.
Peserta aksi membawa spanduk dan poster berisi tuntutan mereka, sebagian menggunakan megafon untuk menyuarakan aspirasi. Koordinator aksi mengatakan, “Generasi muda harus memiliki kesempatan yang sama untuk menempuh pendidikan berkualitas. Ini bukan hanya aspirasi kami, tetapi tuntutan rakyat.”
Polisi menyiagakan pengamanan ketat untuk memastikan aksi berlangsung damai.
Di Patung Kuda Arjuna Wijaya, ratusan buruh yang tergabung dalam Aliansi Buruh menggelar aksi menuntut upah layak, perlindungan hak pekerja, dan perbaikan kondisi kerja. Mereka juga menyerukan agar pemerintah memberikan perhatian lebih pada kesejahteraan pekerja, termasuk tunjangan kesehatan dan perlindungan hukum dari PHK sepihak.
Aksi ini berlangsung damai dan diwarnai dengan orasi yang menjelaskan kondisi buruh di lapangan. Polisi melakukan pengamanan ketat untuk mengantisipasi potensi gangguan keamanan, namun dialog tetap menjadi pendekatan utama.
Di Komnas HAM, Komite Aksi Solidaritas Untuk Munir (KASUM) bersama Kontras memperingati 21 tahun kematian aktivis HAM Munir Said Thalib. Mereka menuntut agar kasus pembunuhan Munir diusut tuntas dan pelaku diadili.
Ratusan peserta membawa poster, spanduk, dan menyalakan lilin sebagai simbol peringatan. Koordinator aksi menegaskan bahwa penegakan hukum yang transparan dan adil sangat penting untuk menegakkan supremasi hukum di Indonesia. “Kasus Munir tidak boleh berhenti hanya karena waktu telah berlalu. Keadilan harus ditegakkan,” ujarnya.
Sebanyak 2.069 personel kepolisian disiagakan untuk mengamankan aksi hari ini, termasuk 1.723 di lokasi demo. Polisi mengatur arus lalu lintas, menyiapkan jalur evakuasi, dan memastikan keamanan peserta serta masyarakat sekitar.
Masyarakat dihimbau untuk menghindari kawasan Gedung DPR/MPR RI, Patung Kuda Arjuna Wijaya, dan Komnas HAM guna mencegah kemacetan. Penggunaan transportasi umum sangat disarankan.
Tuntutan Utama Aksi
- Pendidikan – Mahasiswa menuntut reformasi pendidikan, transparansi biaya, dan akses beasiswa yang merata.
- Kesejahteraan Buruh – Aliansi Buruh menekankan upah layak, tunjangan kesehatan, dan perlindungan hak pekerja.
- Keadilan HAM – Aktivis HAM menuntut agar kasus pembunuhan Munir Said Thalib segera diusut tuntas.
Selain isu utama ini, beberapa demonstran juga menyoroti perlindungan hak-hak masyarakat Papua dan menuntut penghapusan diskriminasi.
Aksi berlangsung damai, meskipun polisi tetap siaga penuh untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan keamanan. Demonstrasi hari ini menegaskan keberagaman isu sosial dan politik yang menjadi perhatian masyarakat Jakarta.
Dengan 2.069 personel kepolisian yang disiagakan, termasuk 1.723 di lokasi demo, diharapkan aksi tetap aman dan tertib. Masyarakat dihimbau untuk memantau situasi dari jauh dan menghindari lokasi demonstrasi.
Demo hari ini menunjukkan bahwa suara rakyat tetap menjadi alat penting untuk menyampaikan aspirasi kepada pemerintah dan lembaga negara, dari pendidikan hingga penegakan hak asasi manusia.
