BONA NEWS. Bali & Nusa Tenggara Timur. — Hujan deras tanpa henti sejak Selasa malam (9/9/2025) hingga Rabu (10/9/2025) menyebabkan banjir bandang dan longsor besar di Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Data terakhir pada Rabu malam (10/9/2025), BNPB mencatat sedikitnya 15 orang meninggal dunia dan enam lainnya masih hilang.

Di Bali, kawasan Denpasar, Jembrana, dan Badung terdampak paling parah. Di Pasar Kumbasari, Denpasar, dua bangunan ambruk dan menewaskan empat orang yang berada di dalamnya. Kepala SAR Bali, I Nyoman Sidakarya, menjelaskan bahwa hujan deras sejak malam hingga pagi membuat kondisi semakin parah. Menurutnya, akses menuju Bandara Ngurah Rai bahkan sempat terbatas karena hanya truk besar yang mampu melintas.

Situasi serupa terjadi di Kabupaten Nagekeo, NTT. Banjir bandang menyapu rumah-rumah warga, menewaskan sedikitnya tiga orang.  ”

Hingga Rabu malam, delapan jenazah berhasil ditemukan di berbagai lokasi, termasuk empat di antaranya yang tertimbun reruntuhan bangunan di Denpasar”, ujar Abdul Muhari, Juru Bicara BNPB, Rabu malam (10/9/1/2026).

Di sisi lain, kerugian material semakin jelas terlihat. Jalan dan jembatan terputus, ratusan rumah rusak, dan listrik di beberapa titik padam. Gubernur Bali, Wayan Koster, pada Rabu malam (10/9/2025) mengatakan bencana ini tidak hanya menelan korban jiwa, tetapi juga memukul sektor perdagangan dan pariwisata. Ia menyebut lebih dari 800 warga kini mengungsi ke posko-posko darurat setelah air sempat mencapai ketinggian 2,5 meter.

BMKG memperingatkan bahwa potensi hujan deras masih bisa terjadi dalam 24 jam ke depan, khususnya di Bali bagian barat dan sebagian wilayah Flores. Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap banjir maupun longsor susulan.