BONA NEWS. Medan, Sumatera Utara.  – Pemerintah Kota Medan di bawah kepemimpinan Wali Kota Rico Tri Putra Bayu Waas menegaskan komitmennya untuk menata wajah kota agar lebih rapi, aman, dan modern. Salah satu program prioritas yang sedang digencarkan adalah penataan kabel utilitas yang selama ini terlihat semrawut dan menggantung di udara. Targetnya, hingga akhir 2025, 12 ruas jalan utama di Kota Medan akan bebas dari kabel semrawut karena seluruh jaringan akan dipindahkan ke bawah tanah.

Pemandangan kabel yang kusut, menumpuk, dan saling bertumpang-tindih di tiang listrik sudah lama menjadi keluhan warga Kota Medan. Selain mengganggu estetika kota, kabel yang tidak tertata juga menimbulkan risiko keselamatan. Banyak kasus kabel yang putus akibat hujan deras, tiang tumbang, hingga kecelakaan lalu lintas yang akhirnya membahayakan pejalan kaki maupun pengendara.

Kondisi ini semakin memprihatinkan di ruas-ruas jalan yang padat aktivitas, seperti Jalan Dr. Mansur, Jalan Kapten Muslim, Jalan Gaperta, serta kawasan Teladan. Kabel yang bergelantungan tidak hanya merusak pemandangan, tetapi juga menyulitkan proses perawatan jaringan listrik maupun telekomunikasi.

Tak heran, penataan kabel menjadi salah satu fokus utama Pemkot Medan. Wali Kota Rico Waas bahkan menyebut, wajah kota akan sulit terlihat modern jika masalah kabel semrawut tidak segera diselesaikan.

“Kabel semrawut adalah masalah lama di Kota Medan. Tahun ini kami tidak mau lagi hanya bicara, tapi benar-benar bertindak. Program migrasi kabel udara ke bawah tanah harus jalan. Targetnya jelas: 12 jalan utama bebas kabel semrawut hingga akhir 2025,” tegas Rico dalam rapat koordinasi di Balai Kota, pekan lalu.

Berdasarkan data Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Kota Medan, ada 12 jalan prioritas yang akan ditata dalam program ini. Daftar tersebut antara lain:

  1. Jalan Dr. Mansur
  2. Jalan Ir. H. Juanda
  3. Jalan KH Zainul Arifin
  4. Jalan Kapten Muslim
  5. Jalan Gaperta
  6. Jalan Bhayangkara
  7. Jalan Meteorologi
  8. Jalan GM Panggabean
  9. Jalan seputaran Teladan
  10. Jalan Karya Wisata
  11. Jalan Kejaksaan
  12. Jalan Candi Mendut dan Candi Borobudur

Pemilihan jalan tersebut bukan tanpa alasan. Sebagian besar merupakan jalur utama dengan lalu lintas padat, kawasan bisnis, atau area publik yang sering dikunjungi warga maupun wisatawan. Dengan penataan kabel, Pemkot berharap wajah kota semakin tertib, nyaman, dan menunjang perkembangan investasi.

Migrasi Kabel ke Bawah Tanah

Konsep utama program ini adalah migrasi kabel udara menjadi kabel bawah tanah. Dengan begitu, jaringan listrik maupun telekomunikasi tidak lagi menggantung di udara, melainkan tertanam rapi di jalur bawah tanah.

Plt. Kepala Dinas SDABMBK Kota Medan Gibson Panjaitan menjelaskan, proyek ini akan dilakukan bertahap dengan melibatkan seluruh perusahaan penyedia utilitas, baik PLN, Telkom, maupun operator telekomunikasi lainnya. Pemkot akan bertindak sebagai koordinator, sementara pelaksanaan teknis dilakukan oleh masing-masing penyedia utilitas dengan standar keamanan yang sudah ditetapkan.

“Semua penyedia utilitas wajib ikut serta. Tidak boleh ada yang ketinggalan. Kita ingin penataan ini menyeluruh, bukan parsial. Targetnya akhir tahun depan selesai di 12 ruas jalan,” ujarnya.

Meski targetnya ambisius, program ini tidak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah biaya proyek yang cukup besar. Migrasi kabel ke bawah tanah membutuhkan perencanaan matang, mulai dari penggalian jalur, pemasangan ducting, hingga pemeliharaan.

Selain itu, koordinasi antar-instansi juga menjadi kunci. Tidak jarang terjadi tarik ulur antara perusahaan utilitas soal siapa yang bertanggung jawab atas biaya maupun teknis pelaksanaan. Belum lagi potensi gangguan lalu lintas saat penggalian dilakukan, yang bisa menimbulkan kemacetan di jalan utama.

Namun, Wali Kota Medan menegaskan bahwa kendala tersebut tidak boleh menjadi alasan untuk berhenti.

“Kalau hanya bicara mahal dan repot, maka masalah kabel semrawut tidak akan selesai sampai kapanpun. Kita harus berani memulai, berani menata, dan berani menanggung konsekuensinya,” katanya.

Program penataan kabel ini mendapat sambutan positif dari masyarakat. Banyak warga mengaku sudah lama menunggu langkah nyata dari pemerintah.

Suryani, seorang pedagang di kawasan Jalan Zainul Arifin, menyebut kabel yang kusut sering membuat kawasan itu terlihat kumuh.

“Kalau kabelnya sudah ditanam di bawah tanah, tentu lebih rapi. Orang luar juga lebih senang datang ke Medan, apalagi di sini banyak rumah makan dan pusat bisnis,” ujarnya saat diwawancara, Jum’at (12/9/2025).

Hal senada diungkapkan Dedi, pengendara ojek online. Ia menilai kabel yang berantakan sering menjadi ancaman.

“Pernah ada kabel jatuh hampir kena saya waktu hujan deras. Untung cepat ngerem. Kalau dipindah ke bawah tanah, lebih aman,” katanya kepada Jurnalis, Jum’at (12/9/2025).

Program serupa sebenarnya sudah dijalankan di beberapa kota besar lain, seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Hasilnya cukup terlihat: wajah kota menjadi lebih bersih, tertata, dan berkelas.

Medan diharapkan bisa mengikuti jejak tersebut. Apalagi sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, Medan menjadi pintu gerbang Sumatera yang sering dikunjungi wisatawan dan investor.

Visi Kota Modern

Lebih jauh, Wali Kota Rico Waas menyebut penataan kabel ini bukan hanya soal estetika, tetapi bagian dari visi Medan sebagai kota modern dan ramah investasi. Infrastruktur yang tertata akan memberi kepercayaan lebih kepada para investor yang ingin menanamkan modal di sektor properti, pariwisata, maupun perdagangan.

“Citra kota sangat menentukan. Investor tidak hanya melihat regulasi dan insentif, tetapi juga kenyamanan dan keteraturan kota. Penataan kabel adalah langkah kecil tapi penting menuju Medan yang lebih modern,” jelasnya.

Dengan waktu sekitar satu tahun lebih, Pemkot Medan optimis target 12 jalan bebas kabel semrawut bisa tercapai. Monitoring akan dilakukan rutin, bahkan Wali Kota berjanji turun langsung memantau progres di lapangan.

“Kalau kita konsisten, akhir 2025 wajah Medan akan sangat berbeda. Jalan-jalan utama bersih dari kabel semrawut, kota terlihat lebih tertib, dan masyarakat merasa lebih aman. Itu tujuan besar kita,” akhir Rico Waaa.

Penataan kabel bawah tanah di Kota Medan menjadi langkah strategis yang tidak hanya mengatasi masalah estetika, tetapi juga keselamatan dan kenyamanan warga. Meski penuh tantangan, program ini diharapkan mampu mengubah wajah kota menjadi lebih modern, berkelas, dan ramah investasi.

Dengan dukungan semua pihak—pemerintah, perusahaan utilitas, dan masyarakat—target 12 jalan bebas kabel semrawut hingga akhir 2025 bukanlah sekadar wacana, tetapi sebuah keniscayaan menuju Medan yang lebih baik.