BONA NEWS. Jakarta.  — Indonesia kembali menjadi sorotan dunia lewat kekayaan kulinernya. Pada Minggu, 14 September 2025, platform Agoda, pemesanan perjalanan internasional,  mengumumkan bahwa Indonesia masuk sebagai salah satu destinasi wisata kuliner terpopuler di Asia. Negara ini menempati posisi lima besar bersama Jepang, Thailand, Vietnam, dan Malaysia, menunjukkan bahwa kuliner telah menjadi salah satu faktor utama dalam menarik wisatawan mancanegara.

Keberagaman kuliner Indonesia menjadi daya tarik utama. Dengan lebih dari 17.000 pulau, setiap wilayah memiliki hidangan khas yang mencerminkan budaya dan tradisi lokal. Dari Bali hingga Sumatera Barat, masakan Indonesia memikat pengunjung melalui perpaduan rempah, teknik memasak tradisional, dan penyajian khas.

Beberapa contoh hidangan yang paling dicari wisatawan antara lain nasi goreng, sate lilit, gudeg, rendang, dan ayam betutu, ikan sale. Selain soal rasa, pengalaman mencicipi kuliner Indonesia juga mencakup cerita dan filosofi di balik setiap hidangan, yang menjadikannya unik dibandingkan destinasi lain.

Indonesia juga mendapatkan apresiasi dari TasteAtlas yang merupakam situs kuliner internasional. Dalam peringkat global, Indonesia berada di posisi ke-7 dengan skor 4,48, mengungguli beberapa negara Asia lainnya. Hidangan khas Indonesia yang mendapat sorotan antara lain nasi padang, siomay, batagor, rawon, dan bawang goreng. daun ubi tumbuk.

Pengakuan ini menegaskan bahwa wisata kuliner Indonesia tidak hanya menjadi pelengkap perjalanan, tetapi menjadi tujuan utama bagi wisatawan yang ingin merasakan budaya melalui makanan.

Data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menunjukkan minat wisatawan internasional terhadap kuliner Indonesia terus meningkat. Dalam periode Juni hingga Juli 2025, pencarian paket wisata kuliner di Indonesia meningkat hingga 27% dibandingkan tahun sebelumnya.

Rata-rata wisatawan mancanegara menghabiskan 8-10 hari di Indonesia, dengan sekitar 30% anggaran perjalanan dialokasikan untuk kuliner. Tren ini menunjukkan bahwa kuliner kini menjadi sektor penting yang mendorong pertumbuhan pariwisata nasional.

Pemerintah melalui Kemenparekraf secara aktif mendorong pengembangan wisata kuliner dengan beberapa strategi, antara lain:

  • Promosi Internasional: Mengikuti festival dan pameran kuliner di negara tujuan utama wisatawan, termasuk Tiongkok, Jepang, dan Eropa.
  • Pelatihan Pelaku Usaha: Memberikan pelatihan standar internasional kepada restoran, hotel, dan kafe agar kualitas layanan dan masakan sesuai harapan wisatawan.
  • Pengembangan Destinasi Unggulan: Mendukung pengembangan destinasi kuliner di Yogyakarta, Bali, Lombok, Sumatera Barat, dan Sulawesi Selatan.
  • Digitalisasi dan Platform Online: Mempermudah wisatawan menemukan restoran, paket wisata, dan review kuliner melalui platform digital.

Ni Made Ayu Marthini, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, menekankan:

“Kuliner Indonesia memiliki daya tarik global yang kuat. Dengan promosi yang tepat, wisata kuliner bisa menjadi magnet utama bagi pengunjung dari seluruh dunia, sekaligus memperkenalkan kekayaan budaya bangsa.” ujarnya dalam keterangan, Minggu (14/9/2025).

Kuliner Sebagai Cermin Budaya

Kuliner Indonesia lebih dari sekadar makanan; ia menjadi jendela untuk memahami budaya dan tradisi. Setiap hidangan memiliki sejarah dan nilai lokal yang melekat. Misalnya, rendang Minangkabau mencerminkan kebersamaan keluarga dan kesabaran dalam memasak, sementara sate lilit Bali menonjolkan kreativitas masyarakat lokal dalam memanfaatkan bahan alami.

Wisatawan yang menikmati kuliner Indonesia tidak hanya merasakan cita rasa unik, tetapi juga belajar tentang budaya, sejarah, dan filosofi masyarakat setempat. Hal ini menjadikan kuliner sebagai bagian integral dari pengalaman wisata yang mendidik.

Destinasi Kuliner Populer di Indonesia

Beberapa wilayah yang saat ini menjadi favorit wisatawan kuliner antara lain:

  • Bali: Nasi campur Bali, ayam betutu, lawar, babi guling.
  • Jakarta: Soto Betawi, kerak telor, nasi uduk, gado-gado.
  • Yogyakarta: Gudeg, bakpia, sate klathak, bakmi Jawa.
  • Padang (Sumatera Barat): Rendang, gulai ikan, ayam pop, sambal lado.
  • Makassar (Sulawesi Selatan): Coto Makassar, pallumara, konro bakar.

Destinasi ini menawarkan pengalaman kuliner autentik yang menggabungkan rasa, budaya, dan tradisi lokal.

Meski prestasi ini membanggakan, sektor kuliner menghadapi beberapa tantangan, antara lain:

  • Standarisasi higienis dan kualitas pelayanan di seluruh daerah.
  • Pemanfaatan teknologi digital untuk promosi dan ulasan wisatawan.
  • Peningkatan keterlibatan masyarakat lokal agar manfaat ekonomi kuliner tersebar luas.

Di sisi lain, peluang Indonesia sangat besar. Dengan terus melestarikan resep tradisional, meningkatkan kualitas layanan, dan melakukan promosi internasional, Indonesia berpotensi menjadi destinasi kuliner utama di Asia bahkan dunia.

Pengakuan internasional terhadap kuliner Indonesia menunjukkan bahwa sektor ini bukan lagi sekadar pelengkap wisata, melainkan tujuan utama bagi wisatawan. Keanekaragaman rasa, tradisi, dan budaya yang melekat pada setiap hidangan menjadikan pengalaman wisata kuliner di Indonesia unik dan berharga.

Pemerintah melalui Kemenparekraf berkomitmen untuk terus mengembangkan, melestarikan, dan mempromosikan kuliner Indonesia, sehingga posisi Indonesia sebagai destinasi wisata kuliner global semakin kokoh pada tahun-tahun mendatang.