BONA NEWS. Medan, Sumatera Utara. — Sabtu, 20 September 2025, menjadi momen penting bagi Indonesia dalam peringatan World Cleanup Day (WCD). Berbagai daerah dari Aceh hingga Papua melaksanakan aksi bersih-bersih secara serentak, menunjukkan komitmen bangsa dalam menjaga lingkungan dan mendorong kesadaran publik tentang pentingnya kebersihan dan kelestarian alam.

Partisipasi Massal di Seluruh Indonesia

Di Kota Bekasi, aksi kerja bakti massal digelar di tujuh lokasi utama, termasuk Danau Duta Harapan dan Hutan Kota Patriot Bina Bangsa. Wali Kota Tri Adhianto Tjahyono memimpin apel pagi di Taman Hutan Kota Patriot Bina Bangsa, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berkolaborasi menjaga kebersihan lingkungan. Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar rutinitas tahunan, tetapi momentum membangun budaya peduli lingkungan.

Sementara itu, di Padang Pariaman, Sumatera Barat, Bupati John Kenedy Azis menegaskan bahwa WCD merupakan gerakan moral yang harus menanamkan kesadaran masyarakat sejak dini. Aksi pungut sampah berlangsung sejak 15 September hingga puncaknya pada 20 September 2025, melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN), camat, wali nagari, hingga perusahaan lokal.

Di Kota Medan, Sumatera Utara, ribuan peserta dari berbagai elemen masyarakat, termasuk aparatur Pemko, TNI, dan Polri, mengikuti gotong royong massal di Jalan Trikora, Kecamatan Medan Denai. Meski diguyur hujan, semangat warga tetap tinggi. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, M. Sofyan, yang memimpin kegiatan, menekankan bahwa aksi ini adalah upaya membangun kebiasaan hidup bersih dan berkelanjutan.

Tak ketinggalan, Bondowoso, Jawa Timur, juga aktif menyelenggarakan aksi bersih-bersih di Pasar Induk. Bupati Abd Hamid Wahid menyoroti pentingnya pengelolaan sampah dari sumbernya, sejalan dengan target nasional “Menuju Indonesia Bersih 2029”. Di Kepulauan Bangka Belitung, pemerintah provinsi menggelar aksi bersih di enam titik lokasi, termasuk Simpang Adox dan Simpang 3 Bandara, berlangsung sejak pertengahan September hingga puncak pada 20 September.

Di Makassar, Sulawesi Selatan, Wali Kota Munafri Arifuddin memimpin gotong royong di pesisir pantai Tanjung Biru hingga Tanjung Bunga. Kegiatan ini melibatkan Dinas Lingkungan Hidup dan masyarakat setempat untuk meningkatkan kesadaran menjaga kebersihan lingkungan. Sementara itu, di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, aksi bersih-bersih digelar di Wadumbolo hingga area Pertamina, dipimpin Wali Kota H. A. Rahman H. Abidin.

Di Bengkalis, Riau, Politeknik Negeri Bengkalis (Polbeng) merayakan HUT ke-24 dengan menggelar aksi bersih-bersih, termasuk pendirian Bank Sampah yang dikelola Dharma Wanita Polbeng. Kegiatan ini tidak hanya membersihkan lingkungan kampus, tetapi juga memberikan edukasi pengelolaan sampah bagi sivitas akademika.

Di Pandeglang, Banten, ratusan warga bersama petugas kebersihan membersihkan kawasan Alun-alun Pandeglang. Asda II Setda Pandeglang, Nuriah, menyampaikan bahwa kegiatan ini bagian dari upaya bersama meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.

Sumatera Utara menjadi salah satu provinsi yang menonjol dalam pelaksanaan WCD 2025. Di Kabupaten Simalungun, aksi bersih-bersih berlangsung di kawasan wisata Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon. Bupati H. Anton Achmad Saragih memimpin kegiatan bersama ratusan ASN dari berbagai OPD. Aksi ini juga mencakup Danau Toba, dengan partisipasi 32 OPD dan masyarakat umum. Setiap OPD bertanggung jawab membersihkan area sepanjang satu kilometer, memastikan aksi bersih-bersih ini terstruktur dan berdampak nyata.

Di Kota Medan, fokus kegiatan adalah normalisasi drainase dan pembersihan lingkungan sekitar Jalan Trikora. Meski hujan mengguyur, antusiasme masyarakat tetap tinggi, dan sekitar empat ton sampah berhasil dikumpulkan. Pemerintah kota menekankan bahwa aksi ini bukan sekadar kegiatan simbolis, tetapi bagian dari strategi menciptakan budaya hidup bersih.

Selain kegiatan fisik membersihkan sampah, WCD 2025 juga menjadi momen edukatif. Di beberapa daerah, aksi ini diintegrasikan dengan pembentukan bank sampah, pelatihan pengelolaan limbah, dan edukasi lingkungan bagi anak-anak sekolah. Misalnya, di Polbeng Bengkalis, Bank Sampah dikelola untuk mendidik sivitas akademika agar lebih bertanggung jawab terhadap sampah.

Kegiatan ini juga mendorong kolaborasi lintas sektor. Di hampir semua kota dan kabupaten, aksi melibatkan pemerintah, TNI-Polri, ASN, perusahaan lokal, sekolah, dan masyarakat. Partisipasi luas ini menunjukkan bahwa kebersihan dan pelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama.

Partisipasi aktif masyarakat dalam WCD 2025 memberikan dampak nyata. Ribuan ton sampah berhasil dikumpulkan dan didaur ulang, kawasan wisata menjadi lebih bersih, serta drainase dan sungai mendapat perawatan rutin. Lebih dari itu, aksi ini menanamkan kesadaran lingkungan yang penting bagi generasi muda.

Dengan kegiatan yang berlangsung sebulan penuh di beberapa daerah, mulai 15 September hingga 15 Oktober, masyarakat diberikan waktu untuk menginternalisasi kebiasaan hidup bersih dan peduli lingkungan. Bupati, wali kota, dan gubernur setempat menyatakan bahwa gerakan ini tidak berhenti hanya pada satu hari, melainkan harus menjadi budaya sehari-hari.

WCD 2025 di Indonesia selaras dengan program nasional “Indonesia Bersih 2029”. Pemerintah pusat mendorong semua provinsi untuk menggelar aksi bersih-bersih secara serentak dan memberikan fasilitas pendukung, seperti layanan pengangkutan sampah, penyediaan tempat sampah terpisah untuk sampah organik dan non-organik, serta penyediaan edukasi publik melalui media sosial dan siaran lokal.

Selain itu, layanan publik seperti SIM dan Samsat Keliling di beberapa kota di Jawa Barat dan Lampung digelar bersamaan untuk memudahkan masyarakat tanpa harus meninggalkan aksi kebersihan. Hal ini menunjukkan pendekatan terpadu antara pelayanan publik dan gerakan sosial.

World Cleanup Day 2025 menjadi bukti nyata bahwa Indonesia mampu menggerakkan masyarakat lintas provinsi untuk peduli lingkungan. Dari Sumatera Utara hingga Jawa Timur, dari Banten hingga Sulawesi Selatan, aksi bersih-bersih ini menegaskan bahwa kebersihan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi tanggung jawab semua pihak.

Melalui partisipasi aktif, edukasi lingkungan, dan kolaborasi lintas sektor, masyarakat Indonesia tidak hanya membersihkan fisik lingkungan, tetapi juga menanamkan budaya hidup bersih dan berkelanjutan. Dengan momentum ini, diharapkan target nasional “Indonesia Bersih 2029” dapat tercapai, serta kesadaran lingkungan menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari.

Indonesia pada 20 September 2025 membuktikan bahwa gerakan kebersihan dan peduli lingkungan adalah tanggung jawab bersama, dan setiap individu memiliki peran penting dalam menciptakan bumi yang lebih bersih, sehat, dan lestari.