BONA NEWS. Medan, Sumatera Utara.  – Kota Medan kembali menorehkan prestasi membanggakan di tingkat provinsi. Pemerintah Kota (Pemko) Medan berhasil meraih Gadjah Mada Digital Transformation Governance Index (GM-DTGI) Award 2025, penghargaan bergengsi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), sebagai daerah terbaik se-Provinsi Sumatera Utara dalam penerapan transformasi digital.

Penghargaan ini diterima pada Kamis, 18 September 2025 dalam acara Seminar Nasional dan Penyerahan Penghargaan GM-DTGI 2025 di Auditorium Sukadji Ranuwihardjo, Kampus UGM. Pemko Medan diwakili oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Medan, Arrahmaan Pane, yang hadir langsung mewakili Wali Kota Medan.

Apa Itu GM-DTGI Award?

GM-DTGI Award merupakan indeks dan penghargaan yang dikembangkan oleh Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM melalui Pusat Kajian Sistem Informasi (PKSI). Tujuannya adalah menilai kinerja transformasi digital pemerintah daerah berdasarkan data terbuka, regulasi, tata kelola, dan sejauh mana teknologi digital dimanfaatkan dalam pelayanan publik.

Ada tujuh pilar utama yang menjadi dasar penilaian, yaitu:

  1. Tata Kelola & Kepemimpinan
  2. Regulasi & Kebijakan
  3. Reformasi Administrasi
  4. Tata Kelola Data
  5. Ekosistem Digital
  6. Desain Platform yang Berpusat pada Pengguna
  7. Keamanan Siber & Privasi

Dengan penilaian menyeluruh ini, penghargaan tidak sekadar melihat jumlah aplikasi yang dimiliki daerah, tetapi juga bagaimana sistem digital benar-benar berjalan, inklusif, dan bermanfaat bagi warga.

Dalam ajang tahun 2025 ini, Medan keluar sebagai daerah terbaik di Sumatera Utara. Keberhasilan tersebut tak lepas dari komitmen Pemko Medan di bawah kepemimpinan Wali Kota Medan untuk membangun ekosistem kota digital.

Arrahmaan Pane dalam keterangannya menegaskan bahwa penghargaan ini merupakan bukti nyata komitmen Wali Kota Medan.

Lebih jauh ia menambahkan, digitalisasi memberi manfaat signifikan: pelayanan publik lebih cepat, transparan, dan akuntabel. Selain itu, sistem digital juga menekan peluang terjadinya pungutan liar (pungli) serta memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas (Rico Waas) menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya atas pencapaian ini. Menurutnya, penghargaan tersebut merupakan hasil kerja keras seluruh jajaran Pemko Medan serta dukungan masyarakat yang mulai terbiasa memanfaatkan layanan digital.

“Transformasi digital bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan. Pemko Medan berkomitmen untuk terus menghadirkan layanan publik yang cepat, transparan, dan akuntabel dengan memanfaatkan teknologi digital,” ujar Wali Kota Medan, Jumat (19/9/2025).

Dengan penghargaan ini, Pemko Medan dituntut untuk terus konsisten menjaga dan meningkatkan kualitas layanan digital. Transformasi digital yang sedang berjalan diharapkan dapat mempermudah masyarakat, meningkatkan kepercayaan publik, serta memperkuat transparansi tata kelola pemerintahan.

“Prestasi ini bukanlah tujuan akhir, melainkan pemicu semangat agar Medan benar-benar menjadi kota digital yang modern, inklusif, dan transparan,” akhir Rico Waaa.

Acara GM-DTGI Award 2025 juga dihadiri oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Digital RI, Nezar Patria. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya pemanfaatan big data untuk mempercepat transformasi digital di daerah.

Menurut Nezar, pemerintah daerah yang berhasil mengelola big data akan lebih mudah merumuskan kebijakan berbasis bukti, meningkatkan efisiensi birokrasi, serta mempercepat pelayanan publik yang sesuai kebutuhan warga.

Hal ini sejalan dengan strategi nasional yang menargetkan seluruh kota besar di Indonesia mampu menerapkan layanan publik digital yang terintegrasi pada tahun 2027.

Penerapan Transformasi Digital di Medan

Keberhasilan Pemko Medan tidak terlepas dari berbagai inovasi digital yang telah berjalan dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa di antaranya adalah:

  • Sistem Perizinan Online (Medan Single Window)
    Mempermudah pelaku usaha dalam mengurus perizinan tanpa harus datang ke kantor, mengurangi waktu antre dan meningkatkan efisiensi.
  • Aplikasi Layanan Publik “Medan Smart City”
    Aplikasi yang mengintegrasikan berbagai layanan, mulai dari aduan masyarakat, informasi layanan publik, hingga pembayaran retribusi.
  • Digitalisasi Kesehatan
    Sejumlah rumah sakit daerah telah menerapkan rekam medis elektronik dan integrasi data pasien untuk meningkatkan kecepatan layanan.
  • Sistem Keuangan Daerah Elektronik
    Memperkuat transparansi dan akuntabilitas pengelolaan anggaran daerah.

Dengan sistem ini, Pemko Medan berusaha meminimalkan kontak tatap muka, sehingga pelayanan menjadi lebih efisien dan bebas dari praktik korupsi kecil.

Meskipun data kuantitatif detail belum dipublikasikan secara terbuka, fakta yang diakui Pemko Medan adalah adanya percepatan pelayanan publik. Perizinan usaha, misalnya, kini dapat diproses lebih cepat dibandingkan sebelumnya.

Selain itu, layanan aduan digital mempermudah masyarakat melaporkan permasalahan lingkungan, infrastruktur, hingga sosial, tanpa harus mengantre di kantor dinas. Transparansi anggaran daerah juga membuat publik lebih mudah mengawasi proyek pembangunan.

Meski meraih penghargaan, digitalisasi di Medan masih menyisakan tantangan. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Kesenjangan Akses Digital
    Tidak semua warga Medan memiliki perangkat atau jaringan internet yang memadai, terutama di wilayah pinggiran kota.
  2. Literasi Digital Masyarakat
    Transformasi tidak hanya soal teknologi, tetapi juga kesiapan warga dalam menggunakan layanan digital dengan aman dan bijak.
  3. Kesiapan ASN
    Sebagian aparatur sipil negara masih memerlukan pelatihan intensif agar terbiasa dengan budaya kerja digital.
  4. Keamanan Data
    Dengan semakin banyaknya layanan daring, ancaman kebocoran data dan serangan siber perlu diantisipasi secara serius.

Sejumlah pengamat kebijakan publik menilai bahwa penghargaan ini merupakan titik awal, bukan akhir. Dr. Ahmad Ramdhan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (USU), misalnya, menekankan bahwa keberhasilan digitalisasi tidak cukup diukur dari jumlah aplikasi.

Menurutnya, Pemko Medan perlu memastikan keberlanjutan sistem digital, bukan hanya sekadar program jangka pendek. Pemeliharaan infrastruktur, peningkatan kapasitas ASN, dan edukasi warga harus terus dilakukan agar digitalisasi tidak berhenti di tengah jalan.

Pencapaian Medan memberi contoh nyata bagi daerah lain di Sumatera Utara. Sebagai kota terbesar dan pusat ekonomi di provinsi ini, Medan memiliki peran strategis untuk menjadi model kota digital.

Dengan pengalaman yang dimiliki, Medan dapat berbagi praktik baik kepada kabupaten/kota lain. Hal ini penting agar transformasi digital tidak berjalan timpang antarwilayah.

Penghargaan GM-DTGI Award 2025 yang diraih Pemko Medan adalah bukti keseriusan pemerintah kota dalam membangun tata kelola pemerintahan modern. Namun, prestasi ini juga harus dilihat sebagai pemicu semangat untuk menjaga konsistensi dan memperluas manfaat digitalisasi.

Warga Medan pada akhirnya akan menilai bukan dari trofi, tetapi dari pengalaman nyata: seberapa cepat layanan publik bisa diakses, seberapa transparan anggaran dikelola, dan seberapa aman data pribadi mereka.

Jika Pemko Medan mampu menjawab tantangan tersebut, kota ini tidak hanya akan dikenal sebagai pemenang penghargaan, tetapi juga sebagai kota cerdas (smart city) yang benar-benar inklusif, transparan, dan berdaya saing tinggi di masa depan.