BONA NEWS. Jakarta, Indonesia. – Hari Jantung Sedunia diperingati setiap tanggal 29 September sebagai momentum global untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan jantung. Pada tahun 2025, tema yang diusung adalah “Don’t Miss a Beat”, sebuah ajakan bagi masyarakat agar tidak mengabaikan detak jantung mereka dan selalu memperhatikan kesehatan kardiovaskular. Tema ini juga menekankan peran generasi muda dalam edukasi kesehatan dan pencegahan penyakit jantung sejak dini.
Penyakit jantung dan pembuluh darah masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun lebih dari 17 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Di Asia Tenggara, sekitar 3,5 juta kematian terjadi setiap tahun akibat kondisi ini, sebagian besar pada usia produktif. Ironisnya, sebagian besar kasus sebenarnya dapat dicegah melalui pola hidup sehat, pemeriksaan rutin, dan edukasi yang tepat.
Makna Tema “Don’t Miss a Beat”
Tema “Don’t Miss a Beat” mengandung pesan simbolis dan literal: setiap detak jantung adalah tanda kehidupan, dan mengabaikannya dapat berakibat fatal. “Detak jantung bukan hanya angka; itu adalah indikator kesehatan secara menyeluruh. Mengabaikan gejala ringan atau faktor risiko dapat berujung pada serangan jantung atau komplikasi serius,” kata Dr. Iwan Setiawan, SpJP(K), Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta.
Menurut Dr. Iwan, deteksi dini melalui pemeriksaan rutin menjadi sangat penting. Beberapa langkah yang dianjurkan meliputi pemeriksaan tekanan darah, kadar kolesterol, elektrokardiogram (EKG), dan tes stres jantung. “Pemeriksaan sederhana ini dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah komplikasi jangka panjang,” tambahnya.
Selain deteksi medis, perubahan gaya hidup menjadi pilar utama pencegahan. Mengonsumsi makanan rendah lemak dan garam, berolahraga secara teratur minimal 30 menit sehari, menghindari rokok, mengelola stres, dan tidur cukup merupakan langkah-langkah sederhana namun efektif untuk menjaga kesehatan jantung.
Generasi muda memiliki peran penting dalam kampanye kesehatan jantung. Menurut Annisa Pohan Yudhoyono, Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia (YJI), edukasi tentang kesehatan jantung harus dimulai dari keluarga dan sekolah.
“Kami mendorong generasi muda untuk menjadi agen perubahan, tidak hanya menjaga kesehatan diri sendiri, tetapi juga mengedukasi lingkungan sekitar,” ujarnya.
YJI melalui program Panca Usaha Jantung SEHAT mendorong masyarakat untuk menerapkan lima langkah penting:
- Seimbangkan gizi dengan pola makan sehat.
- Enyahkan rokok dan hindari paparan asap rokok.
- Hadapi dan atasi stres dengan cara sehat.
- Awasi tekanan darah melalui pemeriksaan rutin.
- Teratur berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuh.
Studi menunjukkan bahwa penerapan langkah-langkah ini dapat mengurangi risiko penyakit jantung hingga 50 persen. Generasi muda yang aktif dalam kampanye edukasi juga terbukti dapat meningkatkan kesadaran keluarga dan masyarakat luas.
Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa penyakit jantung koroner menjadi penyebab kematian kedua terbesar di Indonesia setelah stroke. Setiap tahun, ribuan orang meninggal akibat serangan jantung mendadak yang sebenarnya bisa dicegah.
Menurut Prof. Dr. Rudi Hartono, MPH, ahli kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia, “Penyakit jantung bukan hanya masalah medis, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi. Kerugian produktivitas akibat kematian dini sangat signifikan, terutama bagi usia produktif.”
Prof. Rudi menambahkan, pemerintah perlu meningkatkan akses masyarakat terhadap pemeriksaan kesehatan rutin, edukasi tentang risiko penyakit jantung, serta kebijakan yang mendukung gaya hidup sehat. Hal ini sejalan dengan kampanye global World Heart Federation yang mengingatkan pentingnya pencegahan penyakit kardiovaskular melalui tindakan preventif dan edukasi.
Perayaan Hari Jantung Sedunia tidak hanya bersifat simbolis. Di tingkat global, World Heart Federation mengadakan kampanye “Keep the Beat” yang mengajak masyarakat melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari dan meningkatkan kesadaran tentang hipertensi serta kolesterol tinggi. Kampanye ini juga menekankan pentingnya kebijakan publik yang mendukung kesehatan jantung.
Di Indonesia, berbagai rumah sakit dan komunitas kesehatan mengadakan kegiatan edukatif, pemeriksaan gratis, dan kampanye hidup sehat. Di Jakarta, Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita menyelenggarakan acara “Aku Berani Sehat Untuk Jantung Kuat”, yang melibatkan pasien anak, keluarga, dan masyarakat umum. Kegiatan ini termasuk seminar, pemeriksaan kesehatan, senam bersama, dan edukasi gaya hidup sehat.
Manajemen Stres dan Kesehatan Jantung
Selain faktor fisik, manajemen stres juga berperan penting dalam kesehatan jantung. Dr. Maya Suryani, SpKJ, psikolog klinis spesialis manajemen stres, menjelaskan bahwa stres kronis dapat meningkatkan risiko hipertensi dan gangguan jantung.
“Teknik relaksasi, meditasi, dan olahraga ringan secara rutin dapat membantu menjaga tekanan darah tetap stabil dan detak jantung sehat,” ujarnya.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mampu mengelola stres dengan baik memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung, dibanding mereka yang sering mengalami tekanan psikologis tanpa manajemen yang tepat. Oleh karena itu, integrasi kesehatan mental dan fisik menjadi pendekatan komprehensif dalam kampanye kesehatan jantung.
Perkembangan teknologi juga mendukung pemantauan kesehatan jantung. Perangkat wearable seperti smartwatch kini dilengkapi sensor detak jantung, pengukur oksigen darah, dan EKG sederhana. Dengan fitur ini, individu dapat mendeteksi irama jantung abnormal sejak dini dan segera berkonsultasi dengan dokter. Dr. Iwan Setiawan menekankan, “Teknologi ini sangat membantu untuk deteksi dini, tetapi tidak menggantikan pemeriksaan medis rutin.”
Tips Praktis Menjaga Jantung Sehat
Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan sehari-hari:
- Konsumsi makanan rendah garam, gula, dan lemak jenuh.
- Perbanyak sayur, buah, dan sumber protein sehat.
- Rutin berolahraga minimal 30 menit per hari.
- Hindari rokok dan asap rokok.
- Tidur cukup 7–8 jam per malam.
- Lakukan pemeriksaan rutin tekanan darah, kolesterol, dan gula darah.
- Kelola stres melalui relaksasi, meditasi, atau kegiatan menyenangkan.
Hari Jantung Sedunia 2025 dengan tema “Don’t Miss a Beat” menjadi pengingat pentingnya menjaga setiap detak jantung melalui deteksi dini, gaya hidup sehat, dan manajemen stres. Peran generasi muda sangat penting dalam edukasi masyarakat dan pencegahan penyakit jantung sejak dini.
“Setiap detak jantung adalah kesempatan untuk hidup lebih sehat. Jangan abaikan detak jantung Anda,” kata Annisa Pohan Yudhoyono.
Dengan kesadaran, edukasi, dan tindakan nyata, masyarakat dapat mengurangi risiko penyakit jantung, meningkatkan kualitas hidup, dan memperpanjang usia produktif.
Peringatan ini juga mendorong kolaborasi pemerintah, rumah sakit, masyarakat, dan organisasi global untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan jantung, karena jantung sehat adalah fondasi kehidupan yang berkualitas.
