BONA NEWS. Medan, Sumatera Utara. — Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) memastikan akan membuka Garuda Spark Innovation Hub di Medan. Pusat inovasi ini ditujukan sebagai wadah bagi generasi muda untuk mengembangkan teknologi di sektor agrikultur, pangan, dan perdagangan.
Rencana itu pertama kali diumumkan oleh Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid saat meresmikan Garuda Spark di Bandung pada Sabtu, 27 September 2025. Dalam kesempatan itu, Meutya menegaskan Garuda Spark akan dikembangkan di beberapa kota besar, termasuk Medan.
Dua hari kemudian, pada Senin, 29 September 2025, Meutya kembali menegaskan komitmen tersebut saat memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Medan. Ia menyampaikan bahwa Medan dipilih karena potensi besar di bidang pertanian dan perdagangan, serta tingginya kreativitas generasi mudanya.
“Sumatera Utara punya kreativitas tinggi dan ekonomi yang tumbuh lebih cepat dari rata-rata nasional. Kehadiran Hub ini akan menjadi ruang belajar sekaligus ruang kreasi anak muda Medan,” kata Meutya dalam kuliah perdana di UMSU, Senin (29/9/2025).
Garuda Spark Innovation Hub merupakan program unggulan Kemkomdigi untuk memperkuat ekosistem startup digital nasional. Konsepnya adalah menghadirkan ruang kolaborasi, inkubasi, dan akselerasi startup dengan fokus tematik sesuai potensi daerah.
- Bandung menjadi pusat riset kecerdasan buatan (AI).
- Jakarta difokuskan pada teknologi hijau (green technology).
- Medan diarahkan pada agrikultur, teknologi pangan, dan perdagangan.
Model ini diharapkan dapat mempercepat desentralisasi inovasi digital, sehingga perkembangan startup tidak lagi terpusat di Pulau Jawa.
Program yang Ditawarkan
Berdasarkan keterangan resmi Kemkomdigi, hub di Medan akan menghadirkan berbagai fasilitas, antara lain:
- Inkubasi dan akselerasi startup
Memberikan pelatihan bisnis, pendampingan mentor, serta akses ke pendanaan awal. - Laboratorium agritech
Menyediakan sarana uji coba teknologi pertanian presisi, seperti sensor tanah, drone pemantau lahan, dan aplikasi berbasis Internet of Things (IoT). - Pelatihan talenta digital
Program literasi digital untuk mahasiswa, petani muda, hingga pelaku UMKM agar mampu memanfaatkan teknologi dalam produksi dan distribusi pangan. - Kolaborasi industri
Menghubungkan startup lokal dengan perusahaan besar, baik nasional maupun global, termasuk mitra teknologi seperti Microsoft. - Ekosistem perdagangan digital
Membantu petani dan UMKM memasarkan produk melalui platform e-commerce dan memperkuat rantai pasok pangan.
Alasan Medan Dipilih
Medan dianggap strategis karena beberapa faktor:
- Potensi pertanian: Sumatera Utara dikenal sebagai penghasil kopi, sawit, hortikultura, dan hasil laut.
- Perdagangan internasional: Posisi geografis Medan dekat dengan pelabuhan dan pintu ekspor ke Asia Tenggara.
- Sumber daya manusia: Banyak perguruan tinggi dan komunitas kreatif yang dapat mendukung lahirnya inovasi.
- Pertumbuhan ekonomi: Data BPS menunjukkan pertumbuhan ekonomi Sumut lebih tinggi dibanding rata-rata nasional pada 2024–2025.
Meutya menegaskan, dengan modal itu, Medan layak menjadi pusat inovasi digital-agro di Indonesia bagian barat.
Kemkomdigi berharap hub ini mampu:
- Melahirkan startup agritech yang menyelesaikan persoalan nyata di sektor pangan.
- Membuka akses pasar bagi produk lokal melalui perdagangan digital.
- Menciptakan lapangan kerja baru di bidang teknologi dan pertanian modern.
- Menjadikan generasi muda Medan sebagai pelaku utama transformasi digital.
“Generasi Z tidak hanya diarahkan menjadi pengguna teknologi, melainkan penggerak transformasi digital Indonesia,” ujar Meutya.
Kemkomdigi menyatakan akan melibatkan mitra nasional maupun internasional. Beberapa di antaranya adalah:
- Microsoft: menyediakan materi pelatihan dan perangkat lunak untuk pengembangan talenta digital.
- Uni Emirat Arab: menjajaki kerja sama dalam riset teknologi pangan.
- Pemerintah daerah: menyinkronkan program hub dengan rencana pembangunan Sumatera Utara.
Meski potensinya besar, sejumlah tantangan juga menanti:
- Infrastruktur digital belum merata
Akses internet cepat di pedesaan masih terbatas. - Kesiapan SDM
Diperlukan pelatihan intensif agar petani dan UMKM bisa mengadopsi teknologi. - Pembiayaan berkelanjutan
Operasional hub harus didukung dana jangka panjang agar tidak berhenti di tengah jalan. - Resistensi budaya
Sebagian petani tradisional mungkin ragu beralih ke teknologi modern.
Jika berjalan sesuai rencana, Garuda Spark Innovation Hub Medan diharapkan memberi dampak nyata:
- Ekonomi digital merata di luar Jawa.
- Produk lokal naik kelas berkat teknologi pengolahan, kemasan, dan pemasaran.
- Lapangan kerja baru bagi lulusan IT, analis data, hingga teknisi lapangan.
- Ekspor meningkat melalui produk pertanian dengan standar internasional.
Rencana pendirian Garuda Spark Innovation Hub di Medan yang diumumkan pada 27 September 2025 di Bandung dan ditegaskan kembali pada 29 September 2025 di UMSU, Medan, menjadi langkah strategis pemerintah dalam mendorong transformasi digital di sektor agrikultur dan pangan.
Dengan dukungan ekosistem pendidikan, potensi pertanian, serta posisi Medan sebagai pusat perdagangan, hub ini berpeluang besar melahirkan inovator muda dan memperkuat daya saing daerah.
Namun, keberhasilan program ini bergantung pada konsistensi pemerintah, dukungan infrastruktur, dan kesiapan masyarakat. Bila semua berjalan sesuai rencana, Medan dapat menjelma sebagai salah satu pusat agritech dan digital food economy di Indonesia.
