BONA NEWS. Medan, Sumatera Utara.  – Di tengah kesibukan kota Medan yang padat dan minim ruang hijau, banyak warga perkotaan kini menemukan cara kreatif untuk tetap dekat dengan alam melalui urban gardening, atau berkebun di balkon apartemen. Aktivitas ini bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga solusi gaya hidup sehat yang mendukung kesehatan mental, ketahanan pangan, dan estetika hunian.

Urban gardening mulai dikenal luas di Indonesia sejak 2015, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan gaya hidup sehat. Menurut data Kementerian Pertanian (2024), lebih dari 35% warga perkotaan di 10 kota besar sudah mencoba menanam tanaman di ruang terbatas, seperti balkon, teras, atau rooftop. Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan menjadi kota dengan pertumbuhan urban gardening paling pesat.

Fenomena ini tidak hanya muncul karena tren, tetapi juga sebagai respon terhadap urbanisasi yang cepat dan keterbatasan ruang hijau. Tanpa ruang terbuka hijau, warga kota menghadapi risiko stres, polusi, dan keterbatasan akses pangan segar. Urban gardening menjadi alternatif yang efektif untuk mengatasi tantangan ini.

Urban Gardening di Medan

Di Medan, tren ini mulai terlihat sejak 2020, ketika beberapa komunitas lokal mulai mengadakan workshop urban farming. Menurut laporan RRI Medan pada 17 Juni 2025, urban gardening kini populer di kalangan kaum muda dan keluarga muda yang tinggal di apartemen.

Salah satu narasumber, Rina Purnama (28), penghuni apartemen di Medan Polonia, menceritakan pengalamannya:

“Awalnya saya hanya ingin mempercantik balkon. Tapi setelah menanam beberapa tanaman sayur, saya merasa lebih rileks dan senang melihat hasilnya setiap hari. Bahkan beberapa teman di apartemen saya ikut tertarik.” lata Rina kepada Jurnalis, Kamis (2/10/2025).

Balkon apartemen Rina kini ditanami tomat, cabai, selada, dan beberapa tanaman hias seperti sukulen dan lavender. Aktivitas ini juga meningkatkan interaksi sosial dengan tetangga, karena mereka saling berbagi bibit, tips, dan pengalaman berkebun.

Manfaat Urban Gardening

Berkebun di balkon apartemen memberikan manfaat yang beragam, baik bagi individu maupun lingkungan:

  1. Kesehatan Mental dan Fisik
    Aktivitas berkebun dapat mengurangi stres, meningkatkan mood, dan memberikan rasa pencapaian. Menyiram tanaman, memupuk tanah, dan memanen sayuran memberikan efek terapi yang diakui secara ilmiah.
  2. Ketahanan Pangan
    Dengan menanam sayuran sendiri, penghuni apartemen dapat mengurangi ketergantungan pada pasokan luar dan mendapatkan bahan pangan segar. Beberapa penghuni mengaku mampu memproduksi hingga 5–10 kilogram sayuran per bulan dari balkon mereka.
  3. Estetika dan Lingkungan
    Balkon yang ditumbuhi tanaman hijau meningkatkan keindahan hunian dan menciptakan udara yang lebih segar. Menurut penelitian Universitas Sumatera Utara (2023), keberadaan tanaman di apartemen dapat menurunkan suhu udara sekitar 1–2°C dan meningkatkan kelembapan yang nyaman bagi penghuni.

Tips Memulai Urban Gardening di Balkon

Bagi pemula yang tertarik, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:

  • Pemilihan Tanaman: Pilih tanaman yang sesuai kondisi balkon, seperti tanaman yang tahan angin, membutuhkan sinar matahari langsung, atau tanaman hias indoor. Contoh: tomat ceri, cabai, selada, kaktus, dan sukulen.
  • Media Tanam: Gunakan tanah ringan dan kaya nutrisi, misalnya campuran kompos, sekam bakar, dan cocopeat. Pastikan drainase baik agar akar tidak tergenang air.
  • Wadah dan Peralatan: Manfaatkan pot, rak gantung, atau wadah bekas yang aman. Pastikan pot memiliki lubang drainase.
  • Penyiraman: Lakukan rutin, pagi atau sore hari. Untuk tanaman sayur, biasanya 1–2 kali sehari tergantung cuaca.
  • Pemupukan dan Perawatan: Gunakan pupuk organik dan periksa tanaman secara rutin dari hama atau penyakit.

Komunitas urban gardening memainkan peran penting dalam mempopulerkan tren ini. Di Medan, komunitas “Medan Berkebun” rutin mengadakan workshop, lomba balkon hijau, dan edukasi online. Menurut ketua komunitas, Arif Setiawan (35):

“Kami ingin warga kota menyadari bahwa ruang terbatas bukan hambatan untuk berkebun. Bahkan balkon kecil pun bisa menjadi sumber kebahagiaan dan ketahanan pangan.” ujar Arif, Kamis (2/9/10/2025).

Selain itu, platform media sosial juga membantu berbagi pengetahuan. Instagram, TikTok, dan Facebook menjadi sarana bagi penghuni apartemen untuk memamerkan kebun mereka dan saling bertukar tips.

Urban gardening tidak hanya bermanfaat bagi penghuni, tetapi juga berdampak positif pada lingkungan:

  • Meningkatkan Ruang Hijau Kota: Meski skala kecil, jika banyak penghuni apartemen menanam tanaman, total area hijau kota bisa meningkat.
  • Mengurangi Polusi dan Karbon: Tanaman menyerap CO₂ dan polutan udara, sehingga kualitas udara di sekitarnya lebih baik.
  • Membangun Solidaritas Sosial: Aktivitas berkebun seringkali memicu interaksi positif antara tetangga dan menciptakan komunitas yang peduli lingkungan.

Tren urban gardening di Medan menunjukkan bahwa keterbatasan ruang bukan hambatan untuk hidup lebih sehat, produktif, dan ramah lingkungan. Dengan dukungan komunitas, informasi yang mudah diakses, dan kesadaran warga, balkon apartemen kini bisa menjadi oasis hijau di tengah kota beton.

Sebagai pesan inspiratif, Rina menambahkan:

“Kalau saya bisa memulai, siapa pun juga bisa. Balkon sekecil apapun bisa jadi kebun mini yang membawa kebahagiaan setiap hari.” akhir Rina.

Urban gardening membuktikan bahwa perubahan kecil di rumah dapat berdampak besar bagi kualitas hidup, kesehatan mental, dan keberlanjutan lingkungan perkotaan.