BONA NEWS. Bandar Lampung, Lampung.  – Provinsi Lampung kembali mencatatkan prestasi membanggakan dengan menempati posisi keempat nasional sebagai provinsi dengan inflasi terendah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga September 2025, inflasi Lampung tercatat 1,17 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), di bawah target nasional yang berkisar 1,5–3,5 persen.

BPS Provinsi Lampung mencatat inflasi bulanan pada September 2025 sebesar 0,16 persen. Kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang terbesar, sebesar 0,38 persen dengan andil terhadap inflasi 0,11 persen. Komoditas yang paling mempengaruhi inflasi antara lain cabai merah, cabai hijau, dan daging ayam ras.

Menurut Nila Fridhowati, Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Lampung, dalam wawancara pada Senin, 13 Oktober 2025, “Stabilitas harga kebutuhan pokok, terutama cabai dan daging ayam, menjadi faktor utama rendahnya inflasi di Lampung. Ini menunjukkan keberhasilan koordinasi antarinstansi terkait dalam menjaga pasokan dan harga di pasar.”

Salah satu faktor penopang inflasi rendah di Lampung adalah stabilitas harga minyak goreng rakyat (Minyakita). Harga Minyakita di Lampung konsisten dijual di bawah harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

“Kebijakan penjualan Minyakita di bawah HET mampu menjaga daya beli masyarakat dan menekan inflasi. Ini menjadi contoh bagaimana intervensi harga strategis bisa efektif di tingkat regional,” kata Bani Ispriyanto, Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Senin, 13 Oktober 2025, saat menghadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah melalui Ruang Command Center Dinas Kominfotik Provinsi Lampung.

Neraca Perdagangan Lampung Surplus

Lampung juga mencatatkan surplus pada neraca perdagangan luar negerinya. Data BPS Provinsi Lampung mencatat nilai ekspor mencapai US$684,46 juta pada Agustus 2025, sedangkan impor sebesar US$222,35 juta, menghasilkan surplus US$462,11 juta. Komoditas utama yang mendongkrak ekspor adalah lemak dan minyak hewan/nabati, kopi, teh dan rempah-rempah, serta bahan bakar mineral.

Baca juga nih : https://bonanews.my.id/2025/10/08/sumut-inflasi-tertinggi-nasional-pemprovsu-terapkan-11-langkah/

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Tito Karnavian, memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2025 secara virtual, Senin, 13 Oktober 2025.

“Koordinasi antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan pusat sangat penting dalam menjaga stabilitas harga. Lampung menjadi contoh yang baik bagi daerah lain.” kata Tito.

Dengan inflasi rendah, daya beli masyarakat Lampung tetap terjaga. Kestabilan harga barang kebutuhan pokok membantu menekan biaya hidup dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.

“Jika inflasi tetap terkendali, masyarakat tidak hanya mendapatkan harga yang wajar, tetapi juga ekonomi daerah dapat tumbuh lebih stabil,” ujar Nila Fridhowati.

Capaian Provinsi Lampung dalam menjaga inflasi tetap rendah mencerminkan keberhasilan strategi pengendalian harga yang efektif. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, stabilitas harga dapat terjaga, memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Dengan langkah-langkah yang terus diambil, diharapkan Provinsi Lampung dapat mempertahankan prestasi ini dan menjadi contoh bagi daerah lain dalam pengelolaan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan.