BONA NEWS. Jakarta, Indonesia. – Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) kembali menegaskan komitmen untuk memperkuat hubungan pertahanan dengan Jepang. Langkah ini ditandai dengan kunjungan kehormatan pejabat tinggi militer Jepang, Mayor Jenderal Ito Yuichiro, kepada Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan (Ditjen Strahan) Kemhan RI pada Selasa, 14 Oktober 2025, di kantor Kemhan, Jakarta.

Pertemuan tersebut menjadi bagian dari rangkaian kerja sama strategis antara Indonesia dan Jepang dalam bidang pertahanan, khususnya di bawah fasilitasi Sasakawa Peace Foundation (SPF), lembaga asal Jepang yang selama ini aktif mendukung dialog keamanan di kawasan Indo-Pasifik.

Dalam kesempatan itu, Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Kemhan RI, Mayjen TNI Agus Widodo, mewakili Wakil Menteri Pertahanan RI, menerima langsung kunjungan Mayor Jenderal Ito Yuichiro, Deputy Director General, Defence Plans and Policy Department (J-5), Japan Joint Staff.

Acara berlangsung di ruang pertemuan Ditjen Strahan, dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi Kemhan, antara lain Kapus Alpalhan Baranahan Kemhan, Sekretaris Ditjen Pothan, dan Direktur Kerja Sama Strategis Pertahanan (Dirjakstrahan).

Dalam sambutannya, Mayjen Agus Widodo menyampaikan apresiasi atas kemitraan strategis yang terus terjalin antara Indonesia dan Jepang di bidang pertahanan. Ia menekankan pentingnya menjaga komunikasi intensif dan memperluas ruang kerja sama yang saling menguntungkan, baik dalam konteks bilateral maupun regional.

“Indonesia dan Jepang memiliki kepentingan bersama dalam menjaga stabilitas kawasan. Kerja sama pertahanan tidak hanya soal latihan militer atau teknologi, tetapi juga tentang membangun saling pengertian, kepercayaan, dan kemampuan untuk menghadapi tantangan keamanan di masa depan,” ujar Agus Widodo.

Dukungan Sasakawa Peace Foundation

Kunjungan delegasi Jepang kali ini merupakan bagian dari program Sasakawa Peace Foundation (SPF) yang selama beberapa tahun terakhir aktif menjembatani kerja sama pertahanan dan keamanan antara negara-negara di kawasan Indo-Pasifik.

SPF dikenal sebagai lembaga nirlaba yang berperan besar dalam memperkuat hubungan strategis, terutama melalui dialog tingkat pejabat pertahanan, pertukaran akademik, dan program pelatihan bersama.

Dalam konteks Indonesia dan Jepang, SPF telah memfasilitasi sejumlah program, termasuk seminar pertahanan, lokakarya keamanan maritim, serta forum dialog kebijakan antara pejabat senior kedua negara. Melalui dukungan SPF, hubungan pertahanan kedua negara menjadi semakin erat dan sistematis.

Mayjen Ito Yuichiro, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi atas penerimaan hangat dari Kemhan RI serta komitmen Indonesia dalam memperkuat hubungan bilateral yang konstruktif.

“Kami melihat Indonesia sebagai mitra strategis yang sangat penting bagi Jepang, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Dengan kerja sama yang erat, kita dapat menjaga keamanan regional dan memperkuat mekanisme pertukaran di berbagai bidang pertahanan,” kata Ito Yuichiro.

Hubungan pertahanan antara Indonesia dan Jepang telah berkembang pesat dalam satu dekade terakhir. Sejak penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Pertahanan pada tahun 2015, kedua negara secara konsisten memperluas lingkup kerja sama di berbagai sektor, mulai dari pelatihan militer, pendidikan pertahanan, industri pertahanan, hingga keamanan maritim.

Pada tahun 2023, kedua negara mengadakan dialog keamanan tingkat tinggi (2+2) antara Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri dari masing-masing pihak. Pertemuan itu menghasilkan kesepakatan untuk meningkatkan interoperabilitas antar-angkatan, memperkuat latihan bersama, serta mendorong transfer pengetahuan dan teknologi pertahanan.

Selain itu, Jepang juga aktif mendukung pengembangan kapasitas keamanan maritim Indonesia, termasuk peningkatan kemampuan radar pantai dan patroli laut di wilayah perbatasan.

Kedua negara juga menaruh perhatian pada isu stabilitas di Laut Cina Selatan, keamanan siber, serta ketahanan rantai pasok strategis, yang menjadi kepentingan bersama di kawasan Indo-Pasifik.

Fokus Kerja Sama Tahun 2025

Pertemuan 14 Oktober 2025 ini merupakan bagian dari agenda yang lebih luas dalam kerangka Kerja Sama Pertahanan Indonesia–Jepang Tahun 2025, dengan beberapa fokus utama, antara lain:

  1. Pertukaran Pejabat Pertahanan dan Militer:
    Memperluas pertukaran antara pejabat tinggi militer, akademisi pertahanan, dan peserta lembaga pendidikan militer seperti SESKO TNI dan National Institute for Defense Studies (NIDS) Jepang.
  2. Penguatan Latihan Bersama dan Keamanan Maritim:
    Menindaklanjuti latihan bersama di bidang maritim dan udara yang telah berlangsung sejak 2024, serta memperluas partisipasi dalam kegiatan multilateral di bawah payung ASEAN Defence Ministers’ Meeting Plus (ADMM+).
  3. Kerja Sama Industri Pertahanan:
    Kedua negara sepakat memperkuat kolaborasi antara PT Pindad, PAL Indonesia, dan sejumlah perusahaan pertahanan Jepang untuk mengembangkan produk militer dan teknologi dual-use yang inovatif.
  4. Pertukaran Pengetahuan Teknologi Pertahanan:
    Jepang menawarkan program peningkatan kapasitas SDM di bidang pertahanan melalui pelatihan teknis, riset bersama, dan beasiswa pertahanan.

Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan Indonesia–Jepang di bidang pertahanan menjadi salah satu pilar penting dalam menjaga stabilitas dan keseimbangan kekuatan di kawasan Indo-Pasifik.

Kedua negara memiliki pandangan yang sejalan mengenai pentingnya kawasan yang bebas, damai, dan terbuka, sebagaimana diatur dalam konsep Free and Open Indo-Pacific (FOIP).

Bagi Indonesia, Jepang bukan hanya mitra ekonomi utama, tetapi juga mitra strategis dalam peningkatan kemampuan pertahanan nasional dan industri dalam negeri.
Sedangkan bagi Jepang, Indonesia dipandang sebagai negara kunci di Asia Tenggara dengan posisi geografis yang sangat strategis dalam jalur perdagangan dan keamanan laut dunia.

Dalam penutupan pertemuan, Dirjen Strahan menyampaikan harapan agar program kerja sama yang difasilitasi SPF dapat berjalan sukses dan berkesinambungan. Ia menekankan pentingnya memperluas jangkauan kegiatan ke level operasional dan teknis, termasuk latihan gabungan dan pertukaran teknologi.

“Kami berharap kerja sama ini tidak berhenti pada tingkat dialog, tetapi berlanjut ke kolaborasi konkret yang dapat memperkuat kemampuan pertahanan masing-masing negara,” ujar Agus Widodo.

Sementara itu, Mayor Jenderal Ito menegaskan kesiapan pihak Jepang untuk terus mendukung berbagai inisiatif kerja sama baru yang dirancang oleh kedua negara, termasuk yang melibatkan unsur akademik dan industri.

Pertemuan antara Dirjen Strahan Kemhan RI dan Mayor Jenderal Ito Yuichiro pada 14 Oktober 2025 menjadi simbol berlanjutnya hubungan strategis antara Indonesia dan Jepang di bidang pertahanan.

Di tengah dinamika geopolitik global yang semakin kompleks, langkah-langkah diplomasi pertahanan seperti ini menjadi sangat penting untuk memperkuat stabilitas kawasan.
Dengan dukungan lembaga seperti Sasakawa Peace Foundation, kedua negara tidak hanya membangun hubungan antar-pemerintah, tetapi juga memperkokoh jejaring antarlembaga, industri, dan masyarakat sipil dalam bidang keamanan dan perdamaian.

Indonesia dan Jepang kini berdiri sebagai dua negara yang saling menghormati dan berkomitmen menjaga keamanan kawasan Indo-Pasifik, dengan semangat kerja sama yang setara, saling menguntungkan, dan berorientasi pada perdamaian dunia.