BONA NEWS. Medan, Sumatera Utara. — Pada Oktober 2025, Dinas Kesehatan Kota Medan mengeluarkan Surat Edaran Nomor 000/16572 tertanggal 20 Oktober 2025 sebagai respons terhadap lonjakan signifikan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di wilayah tersebut. Surat ini ditujukan kepada Direktur Rumah Sakit se-Kota Medan, Kepala UPTD Puskesmas se-Kota Medan, dan Pimpinan Klinik se-Kota Medan. Dalam surat tersebut, Dinas Kesehatan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kembali disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

Fenomena lonjakan ISPA bukan hal baru bagi kota-kota besar di Indonesia, terutama pada masa peralihan musim hujan. Medan, sebagai salah satu kota dengan kepadatan penduduk tinggi dan kualitas udara yang berfluktuasi, menjadi wilayah yang rentan terhadap penyakit pernapasan. Lonjakan kasus ISPA ini tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga pada beban fasilitas kesehatan dan sistem layanan publik.

Data Kasus ISPA di Medan: Tren 2025

Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Kota Medan, jumlah kasus ISPA mengalami peningkatan yang signifikan pada bulan September 2025. Data rinci adalah sebagai berikut:

  • Agustus 2025: 25.715 kasus ISPA
  • September 2025: 30.952 kasus ISPA
  • Oktober 2025: Data resmi masih dalam pengumpulan, namun berdasarkan laporan sementara, terdapat indikasi kenaikan lanjutan.

Peningkatan dari Agustus ke September mencapai sekitar 20%, yang menunjukkan tren meningkatnya risiko ISPA di masyarakat. Lonjakan ini konsisten dengan pola tahunan, di mana kasus ISPA biasanya meningkat menjelang akhir tahun seiring perubahan cuaca dan musim hujan.

Untuk memberikan konteks lebih luas, dibandingkan dengan kota-kota lain di Sumatera Utara, Medan memiliki angka kasus ISPA tertinggi. Kota lain, seperti Binjai dan Deliserdang, melaporkan peningkatan kasus yang lebih rendah, dengan kisaran 12–15 ribu kasus per bulan pada periode yang sama.

Faktor Penyebab Lonjakan Kasus ISPA

Berdasarkan analisis epidemiologi dan laporan lapangan, beberapa faktor diduga menjadi penyebab lonjakan kasus ISPA di Medan antara lain:

  1. Perubahan Cuaca dan Musim Hujan
    Peralihan musim dan curah hujan tinggi meningkatkan kelembapan udara, menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan virus dan bakteri penyebab ISPA. Perubahan suhu secara drastis juga melemahkan sistem imun tubuh, membuat masyarakat lebih rentan terhadap infeksi saluran pernapasan.
  2. Kualitas Udara yang Buruk
    Medan dikenal memiliki kualitas udara yang berfluktuasi, terutama di pusat kota. Polusi dari kendaraan bermotor, pembakaran sampah, dan industri ringan memperburuk kondisi saluran pernapasan, meningkatkan risiko ISPA bagi warga, terutama anak-anak dan lansia.
  3. Kepadatan Penduduk
    Kepadatan tinggi di beberapa kawasan kota membuat penyebaran penyakit menjadi cepat melalui kontak langsung maupun udara. Ruang publik, pasar, dan angkutan umum menjadi titik penyebaran utama.
  4. Perilaku Masyarakat
    Kurangnya disiplin dalam protokol kesehatan, seperti penggunaan masker dan menjaga jarak, mempercepat penyebaran penyakit. Kebiasaan merokok di dalam rumah atau ruang tertutup juga memperburuk kondisi pernapasan anggota keluarga lain.
  5. Faktor Gizi dan Kesehatan Dasar
    Beberapa masyarakat memiliki daya tahan tubuh rendah akibat kurangnya asupan gizi seimbang dan pola hidup tidak sehat. Kondisi ini mempermudah infeksi ISPA berkembang menjadi gejala berat, seperti pneumonia.

Isi Surat Edaran Nomor 000/16572

Surat Edaran yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Kota Medan memuat beberapa poin penting:

  1. Penerapan Protokol Kesehatan
    Masyarakat diimbau untuk disiplin dalam protokol kesehatan: menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kontak langsung dengan orang sakit.
  2. Peningkatan Imunitas Tubuh
    Konsumsi makanan bergizi, seperti sayuran, buah, protein hewani dan nabati, serta vitamin, dianjurkan untuk menjaga daya tahan tubuh. Istirahat cukup juga menjadi faktor penting.
  3. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
    Tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan diminta menggunakan APD sesuai ketentuan. APD membantu melindungi petugas dari risiko infeksi tinggi di rumah sakit dan puskesmas.
  4. Penyuluhan kepada Masyarakat
    Fasilitas kesehatan diminta mengadakan penyuluhan rutin untuk memberikan edukasi tentang ISPA dan cara pencegahannya, termasuk gejala awal dan kapan harus ke fasilitas kesehatan.
  5. Pemantauan dan Pelaporan
    Setiap fasilitas kesehatan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan kasus ISPA secara tepat waktu untuk memudahkan analisis tren penyakit.

Langkah-Langkah Pencegahan dan Penanganan

Selain imbauan resmi, berbagai langkah konkret juga perlu dilakukan:

  1. Penyuluhan dan Edukasi Masyarakat
    Kampanye kesehatan melalui media sosial, radio, dan poster di ruang publik membantu masyarakat memahami pentingnya menjaga kesehatan saluran pernapasan.
  2. Peningkatan Kualitas Udara
    Pengurangan polusi melalui penanaman pohon, pengelolaan sampah, dan pengurangan emisi kendaraan bermotor dapat menurunkan risiko ISPA.
  3. Kesiapsiagaan Fasilitas Kesehatan
    Rumah sakit dan puskesmas harus menyiapkan stok obat, alat kesehatan, dan tenaga medis untuk menangani lonjakan pasien.
  4. Kerjasama Multi-Pihak
    Pemerintah, swasta, organisasi masyarakat, dan warga harus bekerja sama dalam upaya pencegahan, penyuluhan, dan pengendalian penyebaran ISPA.

Data Historis dan Perbandingan

Lonjakan kasus ISPA di Medan pada 2025 bukan fenomena tunggal. Data historis menunjukkan:

  • 2022: Puncak kasus ISPA terjadi pada Oktober–November dengan sekitar 28 ribu kasus per bulan.
  • 2023: Lonjakan lebih tinggi, mencapai 32 ribu kasus pada puncaknya.
  • 2024: Kasus relatif stabil, dengan puncak di bulan September sebanyak 29 ribu kasus.

Dibandingkan kota lain di Sumatera Utara, Medan memiliki jumlah kasus tertinggi, sementara kota-kota seperti Binjai dan Deliserdang memiliki puncak kasus 12–15 ribu, menunjukkan faktor kepadatan dan kualitas udara sebagai penyumbang utama.

Tips Kesehatan Masyarakat untuk Mengurangi Risiko ISPA

  1. Gunakan Masker di ruang publik, terutama saat berinteraksi dengan orang yang sakit.
  2. Cuci Tangan secara rutin dengan sabun, minimal 20 detik.
  3. Jaga Jarak di tempat ramai dan hindari kerumunan.
  4. Konsumsi Makanan Bergizi untuk menjaga imunitas tubuh.
  5. Istirahat Cukup agar tubuh dapat melawan infeksi.
  6. Hindari Asap Rokok di dalam rumah atau ruangan tertutup.
  7. Vaksinasi influenza dan pneumokokus untuk kelompok rentan.
  8. Pantau Gejala seperti demam, batuk, pilek, sesak napas, dan segera ke fasilitas kesehatan jika gejala memburuk.

Lonjakan kasus ISPA di Medan pada September 2025 menunjukkan tren peningkatan signifikan dan memerlukan perhatian serius. Dinas Kesehatan Kota Medan telah mengambil langkah strategis melalui Surat Edaran Nomor 000/16572. Edukasi masyarakat, protokol kesehatan, peningkatan fasilitas kesehatan, dan kerjasama multi-pihak menjadi kunci utama dalam menanggulangi lonjakan ISPA.

Data historis menunjukkan pola musiman ISPA, sementara perbandingan dengan kota lain menekankan pentingnya faktor kepadatan penduduk dan kualitas udara. Dengan kesadaran dan tindakan nyata, masyarakat dapat mengurangi risiko dan dampak penyakit ini.