BONA NEWS. Jakarta, Indonesia. – Indonesia dan Brasil memperkuat kemitraan strategis melalui pertemuan bilateral yang berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis. (23/10/2025). Presiden Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto, dan Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, secara resmi menyaksikan penandatanganan delapan nota kesepahaman (MoU) yang mencakup sektor energi, pertambangan, sains, teknologi, dan pendidikan.
Dalam sambutannya, Presiden RI menegaskan pentingnya kerja sama ini.
“Ini adalah tonggak baru bagi kemitraan Indonesia-Brasil. Kami percaya kolaborasi di bidang energi, teknologi, dan pendidikan akan membawa manfaat besar bagi kedua negara,” ujar Prabowo Subianto, Kamis (23/10/2025).
Sejarah dan Latar Belakang Hubungan
Hubungan diplomatik Indonesia dan Brasil telah terjalin sejak 1953, lebih dari tujuh dekade yang lalu. Meskipun selama beberapa dekade interaksi ekonomi relatif terbatas, tren beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan signifikan. Kedua negara memiliki visi bersama dalam mendorong pembangunan ekonomi inklusif, inovasi teknologi, dan penguatan hubungan internasional.
Brasil, sebagai anggota pendiri Mercosur, menjadi mitra strategis bagi Indonesia untuk memperluas akses pasar di Amerika Selatan. Sementara Indonesia, sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, menawarkan potensi pasar yang luas bagi produk dan investasi Brasil. Pertemuan kali ini menegaskan kedua negara ingin membawa hubungan bilateral ke level lebih tinggi, termasuk melalui percepatan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dan Mercosur.
Fokus Kerja Sama: Energi dan Pertambangan
Salah satu sektor utama yang menjadi fokus MoU adalah energi. Kerja sama ini mencakup pengembangan energi terbarukan, seperti tenaga surya, biomassa, dan hidrogen hijau.
“Kerja sama ini selaras dengan komitmen Indonesia mencapai net zero emission pada 2060. Dengan Brasil sebagai mitra, kita dapat mempercepat inovasi dan implementasi energi bersih,” ungkap Prabowo Subianto.
Di sektor pertambangan, kedua negara sepakat meningkatkan investasi dan transfer teknologi, terutama pada mineral kritis yang menjadi kebutuhan industri global. Brasil memiliki pengalaman panjang dalam eksplorasi bijih besi dan nikel, sedangkan Indonesia memiliki cadangan mineral yang melimpah.
“Kami ingin berbagi pengalaman teknologi pertambangan dengan Indonesia, sehingga kedua negara dapat memaksimalkan potensi sumber daya alam secara berkelanjutan,” kata Lula Da Silva.
Sains, Teknologi, dan Pendidikan
Selain sektor ekonomi, MoU juga menekankan pentingnya pengembangan sains, teknologi, dan pendidikan. Kedua negara sepakat memperluas kerja sama penelitian antaruniversitas, pertukaran ilmuwan, dan inovasi teknologi.
“Sains dan teknologi adalah fondasi kemajuan. Dengan berbagi riset dan inovasi, Brasil dan Indonesia dapat memperkuat kapasitas sumber daya manusia dan inovasi digital.” ujar Lula.
Pendidikan juga menjadi fokus utama. Program pertukaran pelajar, beasiswa, dan kerjasama antaruniversitas akan diperluas.
“Investasi pada generasi muda adalah investasi masa depan. Kolaborasi pendidikan akan menciptakan jaringan profesional dan ilmuwan yang memperkuat hubungan kedua negara,” akhir Prabowo Subianto.
CEPA dan Percepatan Perdagangan
Salah satu poin penting yang disepakati adalah percepatan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dan Mercosur. CEPA bertujuan memperluas akses perdagangan, menurunkan tarif, dan meningkatkan investasi lintas negara.
Presiden RI meminta dukungan Presiden Brazil agar perjanjian ini segera diratifikasi.
“Brasil adalah anggota kunci Mercosur. Dukungan Anda akan mempercepat ratifikasi CEPA dan membuka peluang besar bagi perdagangan Indonesia di Amerika Selatan,” ujar Prabowo Subianto.
Para ekonom memperkirakan CEPA dapat membuka akses pasar senilai miliaran dolar bagi ekspor Indonesia, terutama di sektor pertanian, manufaktur, dan teknologi informasi. Di sisi lain, Brasil bisa memanfaatkan pasar Asia Tenggara yang berkembang pesat untuk ekspor produk pertanian dan energi.
Dampak Ekonomi dan Politik
Kerja sama ini diproyeksikan memiliki dampak signifikan, baik ekonomi maupun politik. Secara ekonomi, peningkatan investasi bilateral dan transfer teknologi diharapkan menciptakan lapangan kerja baru, mendorong inovasi, dan memperkuat sektor strategis. Sektor energi terbarukan, misalnya, diperkirakan akan membuka ribuan pekerjaan baru dan mengurangi ketergantungan energi fosil.
Secara politik, penguatan kemitraan ini memperlihatkan posisi strategis Indonesia di panggung internasional. Dengan mempererat hubungan dengan Brasil, Indonesia dapat meningkatkan pengaruhnya di forum perdagangan global seperti G20 dan WTO. Brasil pun mendapatkan keuntungan diplomatik dengan memperluas jangkauan ekonomi ke Asia Tenggara, sekaligus memperkuat posisinya di Mercosur.
Meskipun banyak peluang terbuka, kerja sama ini juga menghadapi tantangan, termasuk perbedaan regulasi, bahasa, dan standar industri. Namun, kedua negara menunjukkan komitmen tinggi untuk membangun mekanisme kerja sama yang efektif melalui forum bilateral dan komite teknis.
Tantangan geopolitik juga menjadi perhatian. Kedua negara menegaskan bahwa hubungan ini didasarkan pada prinsip saling menguntungkan dan menghormati kedaulatan masing-masing, sehingga tidak terpengaruh oleh ketegangan global atau konflik perdagangan internasional.
Kerja sama Indonesia-Brasil menjadi contoh bagaimana negara berkembang dapat memperkuat posisi ekonomi melalui kemitraan strategis lintas benua. Dengan memanfaatkan keunggulan masing-masing, kedua negara bisa bersaing lebih efektif di rantai pasok global dan meningkatkan kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan.
Selain itu, kemitraan ini berpotensi membuka jalur kerja sama trilateral atau multilateral dengan negara lain, termasuk kawasan Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika Latin. Inisiatif bilateral ini diharapkan menjadi model kemitraan global yang inklusif dan berkelanjutan.
Penandatanganan MoU: Rincian Sektor
Dalam pertemuan ini, delapan MoU yang ditandatangani mencakup:
- Energi Terbarukan – Kolaborasi dalam tenaga surya, biomassa, dan hidrogen hijau.
- Pertambangan – Investasi dan transfer teknologi mineral kritis.
- Sains dan Teknologi – Penelitian dan inovasi bersama.
- Pendidikan – Beasiswa, pertukaran pelajar, dan kerja sama universitas.
- Perdagangan dan Investasi – Strategi mempercepat CEPA.
- Infrastruktur – Kerja sama pembangunan dan teknologi smart city.
- Kesehatan – Pertukaran pengetahuan dan teknologi medis.
- Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan – Program mitigasi perubahan iklim dan konservasi sumber daya alam.
Pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Luiz Inácio Lula da Silva pada 23 Oktober 2025 menegaskan komitmen kedua negara untuk memperkuat kemitraan strategis. Dengan penandatanganan delapan MoU, percepatan CEPA, dan fokus pada energi, teknologi, pendidikan, dan pertambangan, Indonesia dan Brasil menunjukkan arah kerja sama yang nyata dan berjangka panjang.
Langkah ini diharapkan tidak hanya memperkuat hubungan bilateral, tetapi juga meningkatkan posisi kedua negara di kancah global. Dengan sinergi yang tepat, kemitraan ini berpotensi menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi, inovasi teknologi, dan pembangunan berkelanjutan, sekaligus menjadi contoh kemitraan strategis antara negara berkembang di dunia.
