BONA NEWS. Asahan Sumatera Utara. – Warga Desa Sei Sembilang, Kecamatan Sei Kepayang Timur, Kabupaten Asahan, terpaksa menggotong jenazah menggunakan sarung menuju rumah duka akibat jalan yang rusak parah dan curah hujan tinggi. Peristiwa ini terjadi pada Kamis, 23 Oktober 2025, sekitar pukul 04.00 WIB, dan menjadi viral di media sosial.
Jenazah yang digotong adalah Syahmajid (29), warga Dusun IV Desa Sei Sembilang, yang meninggal dunia di RSU Adam Malik Medan akibat penyakit liver. Karena kendaraan bermotor tidak dapat melintas, warga menggunakan tandu tradisional yang dibalut sarung untuk membawa jenazah melewati jalan sepanjang 1,5 kilometer menuju rumah duka.
“Kami tidak punya pilihan lain. Jika tidak digotong, jenazah tidak akan sampai ke rumah duka,” ujar seorang warga yang ikut membawa jenazah.
Kondisi Jalan dan Infrastruktur
Jalan yang rusak diperparah oleh hujan beberapa hari sebelumnya. Jalan sepanjang 1,5 kilometer itu milik Pemkab Asahan, sedangkan 1,2 kilometer sisanya merupakan kewenangan Pemprov Sumut. Perbaikan telah diajukan melalui Musrenbang, namun belum terealisasi.
“Setiap hujan deras, jalan ini berubah menjadi lumpur tebal, terlalu banyak lumpurnya bang. Banyak kendaraan yang tidak bisa lewat, apalagi ambulans pasti kesulitan lewati jalan ini.” ujar Ucok Bayu, seorang warga ke wartawan, Jum’at (24/10/2025).
Bupati Asahan, H. Taufik Zainal Abidin, S.Sos, M.Si, menanggapi video viral ini dengan mengatakan, “Kami akan meninjau kondisi jalan dan berkoordinasi dengan Pemprov Sumut untuk melakukan perbaikan bersama.” Pernyataan resmi ini dirilis melalui akun resmi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan.
Klarifikasi Pemkab Asahan mendapat kritik dari warganet di media sosial. Beberapa komentar yang tercatat menyatakan bahwa klarifikasi pemerintah belum cukup dan meminta tindakan nyata untuk memperbaiki jalan.
“Cukup minta maaf dan akui kesalahan, jangan lagi lempar sana sini, percuma saja, karena netizen cuma melihat fakta bahwa masyarakat harus menggotong jenazah karena akses jalan lumpuh total.” komen salah satu warganet.
Sejarah Infrastruktur dan Banjir di Asahan
Desa Sei Sembilang berada di wilayah yang rawan banjir. Sungai-sungai di Kabupaten Asahan sering meluap saat hujan lebat, sementara beberapa ruas jalan belum memiliki drainase memadai, menyebabkan genangan air dan kerusakan jalan setiap musim hujan.
Pada Januari 2023, warga desa yang sama juga terpaksa menggotong jenazah ibu dan anak sejauh 2 kilometer karena ambulans tidak dapat melintasi jalan rusak. Peristiwa itu juga viral di media sosial dan menimbulkan tuntutan perbaikan infrastruktur.
Selain Desa Sei Sembilang, beberapa desa lain di Asahan kerap mengalami banjir dan kerusakan jalan. Contohnya, Desa Sei Dua Hulu, Kecamatan Simpang Empat, yang mengalami banjir pada September 2023 hingga merendam ratusan hektar sawah. Begitu pula Desa Pematang Sei Baru, Kecamatan Tanjungbalai, yang sering terdampak banjir musiman sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari termasuk kegiatan belajar di sekolah.
Kerusakan jalan dan banjir berdampak pada akses warga terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan perdagangan. Warga mengaku kesulitan membawa pasien atau kebutuhan pokok, serta menghadapi risiko kehilangan hasil panen saat sawah terendam.
Peristiwa warga menggotong jenazah di Desa Sei Sembilang menyoroti kondisi serius infrastruktur dan kesiapsiagaan bencana di Kabupaten Asahan. Pemerintah daerah menegaskan akan meninjau dan memperbaiki jalan, sementara warga dan warganet menuntut tindakan nyata.
