BONA NEWS. Jakarta, Indonesia. — Program Airbus A400M Atlas berawal pada awal 1980-an, saat sejumlah negara Eropa mencari pengganti pesawat angkut lama seperti C-160 Transall dan C-130 Hercules.

Negara-negara anggota NATO dan Uni Eropa kemudian sepakat mengembangkan pesawat angkut strategis baru dengan kemampuan lebih besar, jangkauan lebih jauh, dan fleksibilitas untuk misi militer maupun kemanusiaan.

Pada tahun 2003, proyek ini resmi diluncurkan di bawah konsorsium Airbus Military, yang kini menjadi bagian dari Airbus Defence and Space.
Penerbangan perdana A400M dilakukan pada 11 Desember 2009 di Sevilla, Spanyol, yang hingga kini menjadi pusat perakitan utama (final assembly line) pesawat tersebut.

A400M dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara pesawat angkut taktis dan strategis.
Pesawat ini dapat:

  • Mengangkut beban berat hingga 37 ton (seperti helikopter, kendaraan lapis baja, atau logistik bencana).
  • Mendarat di landasan tanah atau pendek, cocok untuk daerah terpencil.
  • Digunakan untuk misi udara strategis, evakuasi medis, dan bantuan kemanusiaan (HADR).

Kapasitas bahan bakar dan jangkauannya yang luas juga memungkinkan A400M berperan sebagai pesawat tanker (pengisian bahan bakar udara ke udara), memberi fleksibilitas tinggi dalam operasi gabungan.

Sejak pengiriman pertamanya ke Angkatan Udara Prancis pada 2013, A400M kini telah dioperasikan oleh beberapa negara:

  • Prancis
  • Jerman
  • Spanyol
  • Inggris Raya
  • Turki
  • Belgia
  • 🇱🇺 Luksemburg
  • Malaysia
  • Kazakhstan
  • Indonesia (operator ke-10 dan pertama di Asia Tenggara

Baca juga : 

https://bonanews.my.id/2025/11/03/a400m-mesin-raksasa-penolong-bangsa-indonesia-masuki-era-baru-mobilitas-udara/

Posisi Indonesia dalam Program A400M

Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang menerima dan mengoperasikan A400M, menandai peningkatan besar dalam kemampuan angkut strategis nasional.

Keterlibatan Indonesia tidak hanya sebagai pengguna, tetapi juga membuka potensi kerja sama industri melalui PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dalam bidang perawatan, pelatihan, dan kemungkinan offset industri di masa depan.


🔧 Fakta Teknis Singkat

Spesifikasi Detail
Panjang 45,1 meter
Rentang sayap 42,4 meter
Mesin 4 × Europrop TP400-D6 turboprop
Kapasitas kargo maksimum 37 ton
Kecepatan maksimum 780 km/jam
Jangkauan terbang Hingga 8.700 km
Awak standar 2 pilot + 1 loadmaster

Dengan sejarah pengembangannya yang panjang dan kolaboratif lintas negara, A400M bukan sekadar pesawat angkut militer, tetapi simbol sinergi teknologi pertahanan Eropa.
Kini, dengan bergabungnya Indonesia sebagai operator ke-10, A400M memperluas perannya ke Asia Tenggara — menandai babak baru kemampuan mobilitas udara dan kerja sama pertahanan internasional.