BONA NEWS. Jakarta, Indonesia. – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) menegaskan rencananya membangun hingga 750 Batalyon Teritorial Pertempuran (YTP) di seluruh Indonesia hingga 2029. Saat ini, sudah ada 105 batalyon yang tersebar di sejumlah wilayah strategis.
Kolonel (Inf) Donny Pramono, Kepala Dinas Penerangan TNI AD, menyebut pembentukan batalyon baru akan berlangsung bertahap.
“Saat ini sudah ada 105 Batalyon Teritorial Pertempuran (YTP). Tahun depan akan dibangun lagi batalyon baru dengan memanfaatkan lahan milik TNI AD,” kata Donny di Jakarta dikutip Antara News, Sabtu (1/11/2025).
Donny menambahkan bahwa setiap batalyon tidak hanya berfokus pada pertahanan, tetapi juga pemberdayaan daerah.
“Batalyon ini membantu pemerintah daerah membuka lahan pertanian dan pembangunan infrastruktur, sekaligus menjaga kedaulatan wilayah,” ujarnya.
Strategi Pertahanan di Balik Angka
Program ini menjadi bagian dari konsep Optimum Essential Force (OEF) yang diterapkan TNI untuk periode 2025–2029. Tujuannya adalah membangun kekuatan yang optimal dan esensial, sesuai dengan kondisi geografis Indonesia yang luas dan kompleks.
Dalam rapat koordinasi di Jakarta, Rabu (29/10/2025), Brigjen TNI (Mar) Kresno Pratowo dari Kemenko Polkam menegaskan:
“Kemenko Polkam memastikan arah pembangunan kekuatan TNI tahun 2025‑2029 berjalan terpadu dan sesuai kebijakan pertahanan nasional.”
Meski ambisius, target 750 batalyon bukan tanpa tantangan. Kepala Pusat Penerangan TNI, Brigjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah, mengatakan:
“Rencana ini masih tahap perencanaan dan akan disesuaikan dengan kebutuhan operasional serta kebijakan pertahanan nasional.” kata Freddy Ardianzah, dikutip Antara News (30 Oktober 2025).
Ketersediaan lahan, anggaran, dan personel terlatih menjadi faktor kunci, sementara koordinasi lintas instansi seperti ATR/BPN dan pemerintah daerah dinilai krusial.
Jika target tercapai, TNI AD akan memiliki postur daya tangkal dan daya proyeksi yang kuat, terutama di wilayah perbatasan. Pendekatan “pertahanan plus pemberdayaan” juga menunjukkan strategi yang lebih holistik: menjaga kedaulatan sekaligus mendorong pembangunan lokal.
Rencana 750 batalyon TNI AD hingga 2029 menunjukkan keseriusan pemerintah memperkuat pertahanan nasional. Namun, keberhasilan program akan sangat bergantung pada sinergi antar lembaga, kesiapan anggaran, serta kemampuan menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan di berbagai wilayah Indonesia.
