BONA NEWS. Medan, Sumatera Utara. — Film drama psikologis Die My Love akhirnya tayang di bioskop-bioskop Indonesia mulai Jumat, 7 November 2025. Karya sutradara kenamaan Lynne Ramsay ini menampilkan dua bintang papan atas Hollywood, Jennifer Lawrence dan Robert Pattinson, yang beradu peran dalam kisah kelam dan emosional tentang cinta, kehilangan, serta kesehatan mental.
Film ini diadaptasi dari novel karya Ariana Harwicz berjudul sama. Ceritanya berpusat pada Grace (Jennifer Lawrence), seorang ibu muda yang hidup di pedesaan terpencil bersama suaminya Jackson (Robert Pattinson). Setelah melahirkan, Grace mulai terjebak dalam lingkaran depresi dan psikosis yang perlahan menghancurkan kehidupannya.
Die My Love bukan film romantis biasa. Ramsay menyajikan realita brutal tentang bagaimana tekanan sosial, peran keibuan, dan kesepian dapat berubah menjadi perang batin. Suasana pedesaan yang sunyi digambarkan sebagai ruang yang memperkuat isolasi psikologis sang tokoh utama.
Grace berjuang memahami dirinya sendiri — di satu sisi ia mencintai keluarganya, namun di sisi lain ada perasaan terperangkap, kehilangan kebebasan, dan ketidakmampuan untuk mengekspresikan penderitaan batinnya.
Jennifer Lawrence tampil luar biasa: emosinya meledak tanpa harus banyak kata, sementara Pattinson menampilkan sosok suami yang sabar tapi tidak benar-benar memahami apa yang dialami istrinya.
Penampilan Kelas Dunia dan Sentuhan Sinematik Ramsay
Sutradara Lynne Ramsay, yang dikenal lewat film We Need to Talk About Kevin (2011), sekali lagi membuktikan kepiawaiannya membangun ketegangan batin.
Pengambilan gambar minimalis, pencahayaan natural, dan simbolisme visual memperkuat kesan suram film ini.
Selain Lawrence dan Pattinson, Die My Love juga dibintangi oleh LaKeith Stanfield, Sissy Spacek, dan Nick Nolte, yang semuanya memberi kedalaman karakter dalam alur penuh konflik.
Film ini dipuji karena keberaniannya mengeksplorasi tema depresi pascapersalinan tanpa filter. Beberapa adegan menggambarkan kondisi psikologis Grace dengan intensitas tinggi, namun tetap disajikan dengan pendekatan artistik yang tidak sensasional.
Sebelum tayang komersial, Die My Love terlebih dahulu berkeliling di sejumlah festival internasional, termasuk Festival Film Cannes 2025, di mana film ini masuk dalam kompetisi utama.
Para kritikus menyebut karya Ramsay ini sebagai salah satu film paling emosional tahun ini. Jennifer Lawrence bahkan diprediksi akan masuk nominasi Oscar 2026 untuk kategori Best Actress karena performanya yang luar biasa.
Media internasional seperti Variety dan The Guardian menilai film ini sebagai “sebuah potret gelap cinta dan keputusasaan yang jujur”. Sementara itu, situs Rotten Tomatoes mencatat skor awal 89% dari penilaian kritikus.
Berdasarkan data jadwal film nasional, Die My Love mulai tayang di bioskop besar seperti CGV, XXI, dan Cinepolis mulai Jumat (7/11).
Penonton bisa menyaksikannya di berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, Makassar, hingga Yogyakarta.
Film ini memiliki rating 17+ karena mengandung unsur kekerasan emosional dan tema kesehatan mental yang berat. Meski begitu, banyak penonton festival menganggap film ini justru penting untuk membuka percakapan tentang depresi pascapersalinan dan stigma terhadap perempuan yang mengalaminya.
Isu kesehatan mental perempuan, terutama setelah melahirkan, masih jarang diangkat dalam film-film mainstream. Die My Love menjadi refleksi kuat tentang bagaimana rasa cinta bisa bercampur dengan rasa takut, kehilangan jati diri, dan tekanan sosial.
Penonton Indonesia bisa menemukan relevansi dengan kehidupan nyata, terutama bagi mereka yang menghadapi peran ganda sebagai ibu dan individu yang mencari keseimbangan diri.
Film ini juga bisa menjadi pengingat bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, dan bahwa dukungan dari lingkungan terdekat sangat dibutuhkan.
Dengan sinematografi yang memukau, akting yang menggugah, dan narasi yang menyayat hati, Die My Love adalah film yang sulit dilupakan.
Ia mengajukan pertanyaan mendalam tentang cinta, kebebasan, dan batas kesadaran manusia.
Jennifer Lawrence tampil di puncak kariernya, sementara Robert Pattinson memperkuat reputasinya sebagai aktor yang semakin matang.
Film ini bukan sekadar tontonan, melainkan pengalaman emosional yang akan membekas lama setelah layar menjadi gelap.
