BONA NEWS. Medan, Sumatera Utara. — Dua perguruan tinggi Islam di Sumatera Utara resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk memperkuat kerja sama di bidang akademik, riset, dan pengembangan sumber daya manusia.
Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) dan Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Utara (UNUSU) di kampus utama UINSU Jalan William Iskandar, Medan.
Penandatanganan berlangsung khidmat dan penuh semangat kolaborasi, dihadiri oleh para pimpinan kedua universitas, pejabat fakultas, serta dosen dan mahasiswa. Momen ini sekaligus menjadi babak baru sinergi pendidikan tinggi Islam di Sumatera Utara.
Rektor UINSU dalam sambutannya menegaskan bahwa kerja sama antarperguruan tinggi berbasis Islam menjadi kunci untuk menghadirkan sistem pendidikan tinggi yang tangguh, berkarakter, dan adaptif terhadap perubahan zaman.
“Kita menyadari bahwa tantangan pendidikan Islam kini bukan hanya pada aspek moral, tapi juga kemampuan menjawab tuntutan global. Karena itu, sinergi UINSU dan UNUSU akan memperkuat kapasitas akademik dan riset kita,” ujar Rektor UINSU, Kamis (6/11/2025).
Ia menambahkan, kolaborasi ini juga sejalan dengan visi UINSU menjadi universitas Islam unggul di kawasan barat Indonesia yang berorientasi pada kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan nilai-nilai keislaman yang moderat.
Sementara itu, Rektor UNUSU menyambut baik kerja sama tersebut dan menyebutnya sebagai langkah strategis untuk memperluas jangkauan akademik universitas di bawah naungan Nahdlatul Ulama itu.
“UINSU adalah kampus Islam tertua dan terbesar di Sumatera Utara. Dengan kerja sama ini, kami ingin belajar dari pengalaman mereka dalam tata kelola, penelitian, dan akreditasi,” ungkap Rektor UNUSU.
Ruang Lingkup Kerja Sama: Akademik, SDM, dan Riset Bersama
MoU yang ditandatangani mencakup beberapa bidang penting, antara lain:
- Peningkatan mutu sumber daya manusia melalui pelatihan dosen, pertukaran tenaga pengajar, dan program guest lecture;
- Pendampingan akreditasi institusi dan program studi, terutama bagi UNUSU yang tengah memperluas prodi baru di bidang ekonomi syariah dan teknologi pendidikan;
- Kolaborasi riset bersama dan penerbitan jurnal ilmiah terakreditasi nasional;
- Pertukaran mahasiswa dan kegiatan akademik bersama seperti kuliah umum, seminar nasional, dan konferensi keislaman;
- Pengembangan laboratorium terpadu untuk mendukung riset sosial-keagamaan dan teknologi informasi berbasis Islam.
Selain itu, kedua universitas juga sepakat menjajaki peluang digitalisasi pembelajaran berbasis AI dan teknologi pendidikan, mengingat tren e-learning semakin kuat pascapandemi.
“Kami ingin mahasiswa Islam di Sumatera Utara tidak hanya unggul dalam nilai keagamaan, tapi juga mampu bersaing di dunia digital,” jelas Wakil Rektor Bidang Akademik UINSU.
Dalam sesi diskusi setelah penandatanganan, para dosen senior dari kedua kampus menekankan pentingnya membangun SDM keislaman yang unggul dan moderat, terutama di tengah tantangan era disrupsi teknologi dan polarisasi sosial.
“Kerja sama seperti ini penting agar perguruan tinggi Islam tidak berjalan sendiri-sendiri. Kita harus memperkuat sinergi untuk membentuk lulusan yang berilmu, berakhlak, dan berwawasan kebangsaan,” kata salah satu guru besar UINSU.
UNUSU, yang berdiri sebagai bagian dari jaringan Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU), berkomitmen mengembangkan pendidikan berbasis Ahlussunnah wal Jamaah namun tetap terbuka terhadap ilmu pengetahuan modern. Karena itu, kemitraan dengan UINSU diharapkan dapat mempercepat peningkatan mutu akademik dan tata kelola kampus.
“Kita ingin menunjukkan bahwa universitas Islam mampu menjadi motor peradaban, bukan sekadar lembaga keagamaan. Dan untuk itu, kita perlu berkolaborasi,” tegas Rektor UNUSU.
Dari Sumatera Utara untuk Dunia Pendidikan Islam
Kerja sama dua kampus Islam besar di Sumatera Utara ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk Kementerian Agama Republik Indonesia. Dalam sambutannya, perwakilan Ditjen Pendidikan Islam (Diktis) menyebut kolaborasi ini sejalan dengan arah kebijakan nasional pendidikan Islam berbasis mutu dan riset.
“Kementerian Agama terus mendorong agar kampus Islam di daerah membangun kemitraan strategis. Sumatera Utara bisa jadi contoh daerah yang aktif menghubungkan kampus negeri dan swasta dalam satu misi besar,” kata perwakilan Diktis.
Selain itu, kerja sama ini juga membuka peluang pengembangan program pascasarjana bersama (joint research dan co-supervision) untuk bidang pendidikan Islam, ekonomi syariah, dan komunikasi dakwah.
Kedua pihak sepakat membentuk tim koordinasi kerja sama yang akan mengawal implementasi MoU ini agar tidak berhenti di atas kertas. Tim tersebut akan mulai bekerja pada awal Desember 2025 untuk menyusun roadmap kolaborasi lima tahun ke depan.
Dalam penutupan acara, Rektor UINSU menegaskan bahwa dunia pendidikan Islam harus mulai meninggalkan pola kerja terpisah dan beralih pada model sinergi antarlembaga.
“Kita tidak lagi hidup di era kompetisi antaruniversitas, melainkan era kolaborasi. Dengan kerja sama ini, kita memperkuat posisi Islam di dunia akademik sebagai kekuatan peradaban,” ucapnya.
Sementara itu, Rektor UNUSU mengajak seluruh sivitas akademika kedua kampus untuk menindaklanjuti MoU ini dengan kerja nyata.
Ia menyebut, kerja sama ini akan menjadi “ruh baru” bagi perkembangan universitas Islam di Sumatera Utara yang lebih progresif dan relevan terhadap tantangan zaman.
“Dari Medan, kita kirim pesan ke seluruh Indonesia bahwa pendidikan Islam bisa maju jika bersatu,” pungkasnya.
Kolaborasi antara UINSU dan UNUSU diharapkan menjadi model bagi kerja sama antarperguruan tinggi Islam di daerah lain. Sumatera Utara memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pendidikan Islam modern di kawasan barat Indonesia, dengan dukungan SDM akademik, infrastruktur riset, serta kultur masyarakat yang plural dan terbuka.
Dengan sinergi yang kuat antara lembaga pendidikan Islam negeri dan swasta, arah pendidikan tinggi di Sumut kini semakin jelas: tidak hanya membentuk cendekiawan religius, tetapi juga melahirkan generasi yang mampu menjawab tantangan global dengan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
