BONA NEWS. Medan, Sumatera Utara.  – Tuberkulosis (TB) tetap menjadi salah satu tantangan kesehatan publik terbesar di Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sumut, selama Januari–Mei 2025, tercatat 18.411 kasus TB yang ditemukan di seluruh provinsi. Angka ini menunjukkan bahwa penyakit yang menyerang paru-paru dan sistem tubuh lain ini masih memerlukan perhatian serius, baik dari pemerintah maupun masyarakat.

Menurut laporan, target penemuan kasus TB di Sumut untuk tahun 2025 diperkirakan mencapai 74.297 kasus, namun hingga Agustus 2025, baru 33.194 kasus yang berhasil terdeteksi, atau sekitar 45% dari target. Hal ini menandakan adanya kesenjangan besar antara target dan realisasi, serta banyak kasus yang masih belum teridentifikasi.

Di Kota Medan, salah satu kota terbesar di Sumut, terdapat pencapaian yang relatif baik. Sepanjang Januari–Juni 2025, 8.444 kasus TB terdeteksi, melampaui target semester pertama sebanyak 7.332 kasus. Meskipun demikian, pencapaian ini tetap hanya sebagian dari gambaran keseluruhan provinsi, yang menunjukkan perlunya perluasan deteksi dan pengobatan TB.

Mengapa TB Masih Menjadi Masalah Serius

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang bisa berakibat fatal bila tidak diobati dengan tepat. Menurut Kementerian Kesehatan RI, Indonesia menempati peringkat kedua dunia dalam jumlah kasus TB, dengan tantangan besar dalam deteksi, pengobatan, dan keberhasilan terapi.

Bagi Sumut, beberapa faktor memperparah kondisi:

  • Akses diagnostik terbatas, terutama di daerah terpencil, yang memperlambat penemuan kasus.
  • Tenaga kesehatan yang belum merata dan kekurangan pelatihan khusus TB, sehingga proses pengobatan dan monitoring pasien kurang optimal.
  • Stigma sosial terhadap pasien TB, membuat sebagian pasien enggan melapor atau melanjutkan pengobatan.
  • Pelaporan kasus dari fasilitas swasta belum merata, menyebabkan data resmi tidak sepenuhnya mencerminkan jumlah kasus sebenarnya.

Provinsi Sumut telah mengimplementasikan berbagai strategi untuk mengendalikan TB:

  1. Promosi hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang TB.
  2. Peningkatan skrining dan deteksi kasus melalui puskesmas dan rumah sakit, termasuk penggunaan tes molekuler dan X-ray portabel.
  3. Pelatihan tenaga kesehatan, termasuk dokter, perawat, dan petugas lapangan, untuk meningkatkan kualitas pelayanan TB.
  4. Kolaborasi lintas sektor, termasuk lembaga swadaya masyarakat dan sektor swasta, guna memperluas jangkauan deteksi dan pengobatan.

Meskipun langkah-langkah ini menunjukkan hasil positif di beberapa kota, seperti Medan, tantangan tetap besar karena cakupan deteksi masih kurang dari 50% di seluruh provinsi.

Data dan Fakta Penting

Periode Jumlah Kasus TB Target 2025 Persentase Capaian
Jan–Mei 2025 18.411 74.297 24,8%
Jan–Jun 2025 (Medan) 8.444 7.332 115%
Agustus 2025 (Sumut) 33.194 74.297 45%

Catatan: Angka di atas berasal dari laporan Dinas Kesehatan Provinsi Sumut.

Beberapa Ahli kesehatan menyarankan beberapa langkah strategis:

  • Perluasan akses diagnostik hingga ke desa-desa terpencil, memastikan semua kasus dapat terdeteksi dini.
  • Penguatan pelatihan tenaga kesehatan agar diagnosis, pengobatan, dan pemantauan pasien TB lebih optimal.
  • Pelaporan terpadu dari seluruh fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit swasta.
  • Edukasi masyarakat untuk mengurangi stigma, sehingga pasien tidak takut melapor atau menjalani pengobatan.
  • Pendekatan lintas sektor, memadukan pemerintah, komunitas, dan swasta untuk memperkuat upaya pengendalian TB.

Meski ada kemajuan di beberapa kota, Sumatera Utara masih berada pada posisi “serius” dalam menghadapi TB. Dengan deteksi kasus baru yang baru mencapai 45% dari target hingga Agustus 2025, masih banyak pasien yang belum tertangani.

TB bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi. Dukungan masyarakat, peningkatan fasilitas kesehatan, serta transparansi dan pemantauan data menjadi kunci agar Sumut dapat menurunkan angka kasus TB dan mencapai target eliminasi penyakit menular ini di masa depan.