BONA NEWS. Jakarta, IndoneIa. — Presiden Prabowo Subianto secara resmi mengumumkan pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada sepuluh tokoh bangsa, salah satunya adalah Soeharto, Presiden ke-2 Republik Indonesia. Pengumuman ini dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional, Senin (10/11/2025), di Istana Negara Jakarta.

Pengumuman tersebut menandai momen penting dalam upaya pemerintah menghargai jasa tokoh-tokoh yang dinilai telah memberikan kontribusi besar terhadap bangsa dan negara.

Pemberian gelar Pahlawan Nasional tahun ini merupakan hasil seleksi panjang dari Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan yang diketuai oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon.
Dari total 49 nama usulan, termasuk 9 nama “carry over” dari tahun-tahun sebelumnya, pemerintah menetapkan 10 nama penerima gelar setelah melalui kajian mendalam dan konsultasi lintas lembaga.

“Proses penetapan dilakukan dengan sangat hati-hati dan objektif. Kami mempertimbangkan nilai perjuangan, pengabdian, dan keteladanan tokoh terhadap bangsa,” ujar Fadli Zon usai rapat bersama Presiden di Istana Negara, dikutip dari Liputan6.com.

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menambahkan, Presiden Prabowo meminta masukan dari berbagai pihak termasuk MPR dan DPR RI sebelum mengambil keputusan akhir. “Presiden ingin keputusan ini menjadi bentuk penghormatan yang menyatukan bangsa,” kata Prasetyo seperti dilansir Antara News.

Soeharto Masuk Daftar Penerima

Salah satu nama yang paling disorot dalam daftar tahun ini adalah Soeharto, presiden yang memimpin Indonesia selama 32 tahun (1967–1998).
Mensesneg Prasetyo Hadi membenarkan bahwa nama Soeharto memang termasuk dalam daftar penerima. “Ya, benar. Soeharto masuk dalam daftar tokoh penerima gelar Pahlawan Nasional tahun ini,” ujarnya, dikutip dari Detik.com.

Pemerintah menilai, selain sebagai kepala negara, Soeharto memiliki kontribusi dalam pembangunan ekonomi dan stabilitas nasional pada masa pasca-kemerdekaan.

Meski demikian, pengumuman ini juga memunculkan perdebatan publik. Sejumlah pihak menilai pemberian gelar kepada Soeharto perlu ditinjau dari berbagai aspek sejarah. Pemerintah menegaskan, keputusan ini bukan untuk menutup catatan sejarah, melainkan untuk menghormati jasa pembangunan dan dedikasi pada bangsa.

Daftar Sepuluh Tokoh Penerima Gelar Pahlawan Nasional 2025

Berdasarkan data sementara dari Dewan Gelar dan Tanda Kehormatan, berikut sepuluh tokoh yang diumumkan:

  1. Almarhum Jenderal Besar TNI H.M. Soeharto.
  2. Almarhum K.H. Abdul Rahman Wabid.
  3. Almarhumah Marsinah.
  4. Almarhum Prlf. Dr. Mohtar Kusumaatmadja.
  5. Alamrhumah Hj. Rahmah el Yunusiah.
  6. Almarhum Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo.
  7. Aarhum Sultan Muhammad Salahuddin.
  8. Almarhum Syaikonah Muhammad Kholil.
  9. Almarhum Tuan Randahaim Saragih.
  10. Almarhum Zainal Abidkn Syah.

(daftar ini dapat diperbarui setelah Keputusan Presiden resmi diterbitkan dalam lembar negara).

Pemberian gelar ini bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan 10 November, yang setiap tahun diperingati untuk mengenang pertempuran Surabaya tahun 1945 dan semangat perjuangan rakyat mempertahankan kemerdekaan.

Presiden Prabowo dalam pidatonya menekankan pentingnya meneladani nilai-nilai kepahlawanan dalam kehidupan berbangsa.

“Menjadi pahlawan tidak hanya tentang mengangkat senjata, tetapi juga tentang berbuat nyata untuk bangsa. Kita harus belajar dari para pendahulu yang mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan rakyat,” ujar Prabowo.

Meski sempat menuai pro dan kontra, pemerintah berharap masyarakat dapat melihat penghargaan ini sebagai bentuk penghormatan terhadap kontribusi historis, bukan semata politik masa lalu.

“Pahlawan bukan tanpa kekurangan. Tapi bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa-jasa para pendahulunya,” kata Fadli Zon menegaskan.

Upacara penganugerahan resmi rencananya akan digelar di Istana Negara, dihadiri keluarga para penerima, jajaran kabinet, serta perwakilan lembaga tinggi negara.

Pengumuman gelar Pahlawan Nasional tahun 2025 menjadi bagian dari refleksi sejarah dan penghargaan terhadap kontribusi berbagai tokoh yang membentuk perjalanan bangsa.
Meski diwarnai perbedaan pandangan, langkah pemerintah ini diharapkan dapat memperkuat semangat persatuan dan menanamkan nilai-nilai perjuangan bagi generasi muda Indonesia.