BONA NEWS. Jakarta, Indonesia.  — Negara Republik Indonesia kembali memperingati Hari Bakti Pekerjaan Umum (PU) ke-80, sebuah momen penting yang merefleksikan perjalanan panjang para insan Peketjaan Umum Perumaham Pemukiman (PUPR) dalam membangun konektivitas, menyediakan air bersih, menghadirkan perumahan layak, hingga menjaga ketahanan infrastruktur nasional.

Peringatan tahun ini membawa makna khusus karena terjadi pada masa percepatan transformasi infrastruktur menuju era digital, energi bersih, dan pembangunan berkelanjutan. Di berbagai daerah, jajaran PUPR menggelar upacara, kegiatan sosial, hingga refleksi capaian pembangunan yang telah dirasakan masyarakat.

Sejarah Hari Bakti PU: Berawal dari 1945

Hari Bakti PU memperingati peristiwa heroik 3 Desember 1945 di Gedung Sate, Bandung, ketika tujuh pemuda pegawai “Departemen Pekerjaan Umum” gugur mempertahankan kantor pemerintah Indonesia dari pasukan Sekutu.

Nama-nama yang gugur diabadikan sebagai “Pahlawan Sapta Taruna”, yang menjadi simbol dedikasi, profesionalisme, dan pengabdian insan PUPR dari masa ke masa.

Sejak saat itu, Hari Bakti PU diperingati sebagai momentum mengingatkan bahwa pembangunan Indonesia berdiri di atas kerja keras, loyalitas, dan pengorbanan generasi yang menjaga infrastruktur sebagai tulang punggung bangsa.

Evaluasi 2025: Infrastruktur Indonesia Masuki Fase Konsolidasi

Memasuki tahun 2025, sektor PUPR berada pada fase penting konsolidasi pembangunan. Setelah satu dekade fokus pada pembangunan besar—jalan tol, bendungan, jembatan, perumahan, dan sanitasi—tantangannya kini adalah pemeliharaan, digitalisasi, dan ketahanan infrastruktur.

Beberapa isu utama yang menjadi sorotan:

1. Ketahanan Infrastruktur Iklim

Perubahan iklim membuat curah hujan ekstrem, kekeringan, hingga banjir bandang semakin sering terjadi. Jajaran PUPR dituntut membangun sistem drainase modern, memperkuat tanggul sungai, hingga memperluas tampungan air dengan bendungan baru.

2. Konektivitas Daerah Terpencil

Meski jalan tol dan jalan nasional terus berkembang, daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) masih memerlukan akses logistik yang layak. Program peningkatan jalan daerah, jembatan gantung, dan infrastruktur desa menjadi fokus 2025.

3. Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

Kebutuhan perumahan semakin meningkat. Program Sejuta Rumah, rumah subsidi, serta peningkatan kualitas permukiman kumuh menjadi pekerjaan besar yang tidak boleh melambat.

4. Akses Air Bersih dan Sanitasi

Masih ada jutaan rumah tangga belum terlayani air aman minum dan sanitasi layak. Pembangunan SPAM, jaringan pipa, dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) menjadi prioritas.

Sepanjang tahun-tahun terakhir, Kementerian PUPR mencatat sejumlah pencapaian penting yang kembali disorot pada peringatan kali ini:

1. Bendungan Baru di Berbagai Daerah

Pembangunan bendungan besar seperti Margatiga, Cipanas, Karian, dan Tamblang disebut sebagai bagian penting ketahanan air. Bendungan-bendungan ini tidak hanya menopang pertanian, tetapi juga pasokan air baku dan energi.

2. Jalan Tol & Jalan Nasional

Jaringan jalan bebas hambatan kini melampaui ribuan kilometer, mempercepat distribusi logistik dan menurunkan biaya transportasi. Di sisi lain, pemeliharaan jalan nasional terus dilakukan demi memastikan kelancaran arus barang dan masyarakat.

3. Infrastruktur Kerakyatan

Ribuan jembatan gantung, jalan desa, irigasi kecil, hingga program padat karya tunai menjadi solusi kesejahteraan bagi masyarakat pedesaan.

4. Penataan Kawasan dan Ruang Publik

Pembangunan taman kota, revitalisasi kawasan heritage, hingga penataan kawasan wisata telah memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di berbagai wilayah.

Peringatan di Daerah: Kolaborasi Pemerintah & Masyarakat

Di sejumlah provinsi, Hari Bakti PU tidak hanya diperingati melalui upacara, tetapi juga aksi nyata seperti:

  • perbaikan rumah warga kurang mampu,
  • gotong-royong membersihkan drainase,
  • penanaman pohon di daerah tangkapan air,
  • edukasi mitigasi bencana ke sekolah-sekolah,
  • serta lomba inovasi infrastruktur ramah lingkungan.

Beberapa daerah seperti Jawa Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Nusa Tenggara Barat menggelar aksi solidaritas memperbaiki fasilitas umum yang rusak akibat cuaca ekstrem.

Di Medan, jajaran PUPR kota melakukan inspeksi jembatan utama dan titik banjir menjelang musim hujan, sementara sukarelawan komunitas mahasiswa turun membantu pembersihan saluran air.

Transformasi Digital PUPR 2025

Peringatan tahun ini juga menyoroti langkah digitalisasi yang semakin cepat. Kementerian PUPR memperluas pemanfaatan:

  • BIM (Building Information Modeling) untuk perencanaan dan pengawasan konstruksi,
  • drone mapping untuk survei lapangan,
  • dashboard data untuk monitoring proyek nasional,
  • sensor IoT untuk memantau jembatan, bendungan, dan air sungai secara real time.

Digitalisasi ini diharapkan menekan biaya proyek, mengurangi risiko kegagalan konstruksi, dan mempercepat pengambilan keputusan.

Sejumlah pemerhati kebijakan menilai bahwa arah pembangunan ke depan harus semakin berpihak pada kelompok rentan: masyarakat miskin, warga pedesaan, anak muda, dan warga wilayah rawan bencana.

Pendekatan pembangunan dinilai harus menekankan pada:

  • keberlanjutan lingkungan,
  • keamanan konstruksi,
  • pelibatan warga dalam perencanaan,
  • serta penyediaan fasilitas publik yang inklusif untuk lansia dan difabel.

Harapan ini juga muncul dalam diskusi publik di media sosial pada Hari Bakti PU 2025, di mana warga banyak menyampaikan aspirasi pemberantasan pungli perizinan, percepatan izin rumah subsidi, hingga perbaikan drainase di kawasan permukiman padat.

Infrastruktur untuk 100 Tahun Indonesia Merdeka

Dengan usia 80 tahun Hari Bakti PU, Indonesia memasuki fase pembangunan menuju 2045, ketika negara ditargetkan menjadi negara maju. Jajaran PUPR memegang peran sentral dalam mewujudkan itu melalui:

  • konektivitas antarwilayah,
  • ketahanan air & pangan,
  • energi bersih,
  • hunian berkualitas,
  • transportasi modern,
  • dan ruang publik yang aman serta inklusif.

Keberhasilan pembangunan infrastruktur bukan hanya soal beton dan baja, tetapi tentang menghadirkan rasa aman, sejahtera, dan kesetaraan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Peringatan Hari Bakti PU 3 Desember 2025 menjadi simbol pengabdian panjang insan PUPR dalam menjaga dan membangun fondasi Indonesia. Dengan tantangan iklim, kebutuhan infrastruktur baru, serta tuntutan efisiensi yang semakin tinggi, sektor pekerjaan umum akan tetap menjadi tulang punggung pembangunan nasional.

Semangat historis Sapta Taruna menjadi pengingat bahwa pembangunan tidak boleh hanya mengejar angka, tetapi harus menghadirkan manfaat nyata untuk rakyat di seluruh penjuru negeri.