BONA NRWS. Jakarta, Indonesia. — Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar) terus memperkuat strategi pemasaran internasional untuk mendorong kebangkitan sektor pariwisata nasional. Pada Rabu, 3 Desember 2025, Kemenpar resmi mempromosikan destinasi diving kelas dunia Raja Ampat ke pasar Australia, salah satu negara dengan komunitas penyelam terbesar di kawasan Asia-Pasifik. Langkah ini dianggap sebagai strategi jangka panjang untuk mempertegas posisi Indonesia sebagai pusat ekowisata bahari dunia.
Promosi yang dilakukan tahun ini difokuskan pada pendekatan experience-based marketing, atau pemasaran berbasis pengalaman, melalui kegiatan familiarization trip (fam-trip) yang menghadirkan pelaku usaha diving, fotografer bawah laut, serta jurnalis wisata dari Australia. Program yang bertajuk “Beyond the Barrier: Raja Ampat Awaits!” itu berlangsung selama beberapa hari di sejumlah spot favorit penyelam di Kabupaten Raja Ampat.
Australia, Pasar Strategis Wisata Bahari
Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar, Ni Made Ayu Marthini, menjelaskan bahwa Australia dipilih sebagai target prioritas karena memiliki dua alasan utama: kedekatan geografis dan tingginya minat masyarakat Australia terhadap wisata menyelam. Data Kemenpar menunjukkan bahwa wisatawan Australia konsisten berada dalam daftar lima besar penyumbang kunjungan wisata bahari ke Indonesia, terutama ke Bali, Labuan Bajo, dan Raja Ampat.
“Komunitas penyelam profesional Australia memiliki standar tinggi terhadap destinasi bawah laut. Ketika mereka memberi rekomendasi, dampaknya sangat besar secara global. Oleh karena itu, promosi ini bukan sekadar kampanye, tetapi bentuk investasi citra jangka panjang,” ujar Made dalam keterangannya, Rabu (3/12/2025).
Kemenpar menilai bahwa wisatawan Australia memiliki karakteristik yang cocok untuk destinasi premium seperti Raja Ampat: stay duration yang panjang, spending rata-rata tinggi, dan minat terhadap pengalaman yang berkelanjutan. Tren tersebut mendorong pemerintah untuk menyasar segmen wisatawan berdaya beli tinggi demi meningkatkan devisa sektor pariwisata.
Raja Ampat, Surga Bawah Laut yang Semakin Mendunia
Raja Ampat selama lebih dari satu dekade dikenal sebagai salah satu lokasi penyelaman terbaik di dunia. Wilayah ini berada dalam kawasan segitiga terumbu karang dunia (Coral Triangle) dan memiliki lebih dari 75% spesies karang global. Selain itu, Raja Ampat juga menjadi habitat bagi ratusan spesies ikan karang, pari manta raksasa, hiu karpet Wobbegong, serta biota langka lain yang menjadi incaran penyelam internasional.
Dalam program promosi yang baru diluncurkan, perwakilan industri pariwisata Australia diajak untuk merasakan langsung sejumlah spot unggulan seperti Misool, Dampier Strait, Cape Kri, hingga Arborek. Selain penyelaman, peserta fam-trip juga diperkenalkan pada konsep ekowisata masyarakat lokal, konservasi laut berbasis komunitas, dan budaya asli Papua Barat.
Ketua tim kegiatan promosi, Iwan Kartiwa, menegaskan bahwa pendekatan pengalaman langsung terbukti lebih efektif dibandingkan promosi berbasis materi digital semata.
“Ketika para pelaku industri dan jurnalis melihat sendiri keindahan Raja Ampat, mereka dapat membawa pulang cerita autentik yang akan memengaruhi preferensi wisatawan Australia,” ujar Iwan.
Selain sisi destinasi, Kemenpar juga mengangkat peran UMKM dan komunitas lokal dalam kegiatan ini. Produk-produk lokal seperti kerajinan tangan Papua, makanan khas, hingga layanan homestay komunitas turut dipromosikan. Langkah ini sejalan dengan misi pemerintah untuk memastikan bahwa pertumbuhan pariwisata berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat di daerah.
Dalam skema promosi tahun ini, beberapa UMKM lokal bahkan diajak berkolaborasi untuk menciptakan paket wisata bahari yang lebih ramah lingkungan. Paket tersebut mencakup aktivitas edukasi konservasi, penanaman terumbu karang, serta pengalaman budaya lokal. Konsep yang dikemas secara profesional itu dinilai sangat diminati pasar Australia yang cenderung mengutamakan wisata berkelanjutan.
Respons Positif dari Industri Australia
Sejumlah pelaku industri yang mengikuti program fam-trip mengaku terkesan dengan kualitas penyelaman di Raja Ampat. Perwakilan agen perjalanan asal Melbourne, Jessica Howard, menyebut Raja Ampat sebagai “ultimate bucket-list destination” bagi penyelam Australia.
“Saya sudah menyelam di Great Barrier Reef, Maladewa, dan Filipina. Namun, Raja Ampat berada di kelasnya sendiri. Biota lautnya luar biasa dan kondisi terumbu karangnya jauh lebih sehat. Promosi ini akan sangat menarik bagi klien kami,” ujar Jessica.
Beberapa media Australia pun dikabarkan tengah menyiapkan liputan mendalam mengenai pengalaman penyelaman mereka. Publikasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan eksposur Raja Ampat di pasar internasional, terutama di segmen wisata petualangan dan diving.
Bagian dari Strategi Pemasaran Global Indonesia 2025–2026
Program promosi Raja Ampat merupakan bagian dari rencana marketing Kemenpar untuk tahun 2025–2026 yang berfokus pada tiga strategi utama: (1) perluasan pasar internasional, (2) penguatan citra global melalui cerita autentik, dan (3) promosi destinasi unggulan berbasis kualitas.
Selain Australia, pasar yang juga menjadi prioritas adalah Jepang, Inggris, Jerman, dan Singapura — negara-negara yang memiliki komunitas penyelam besar dan minat tinggi terhadap ekowisata.
Menurut Kemenpar, promosi destinasi bahari akan terus diperluas, terlebih karena wisata bahari merupakan salah satu penyumbang pertumbuhan sektor pariwisata dunia setiap tahun. Diperkirakan segmen ini akan tumbuh 6–8% pada 2026, sementara Indonesia memiliki potensi besar untuk memimpin pasar tersebut.
Meski potensi besar, sejumlah tantangan masih harus diatasi. Infrastruktur transportasi menuju Raja Ampat masih terbatas pada jalur udara ke Sorong dan jalur laut lanjutan. Pemerintah setempat sedang mengupayakan perbaikan konektivitas, termasuk peningkatan kapasitas pelabuhan dan bandara.
Dari sisi lingkungan, tekanan terhadap ekosistem bawah laut menjadi perhatian utama. Pemerintah daerah, organisasi konservasi, dan masyarakat lokal terus memperkuat patroli kawasan, pembatasan kunjungan di titik sensitif, serta peningkatan edukasi wisatawan mengenai prinsip “zero contact diving”.
Kemenpar menegaskan bahwa pengembangan pariwisata Raja Ampat tidak boleh mengorbankan kelestarian lingkungan.
“Kita ingin wisatawan datang, tetapi alam harus tetap menjadi pemenang,” tegas Made.
Dengan promosi besar-besaran ke pasar Australia, Kemenpar menargetkan kenaikan signifikan kunjungan wisatawan Australia ke Indonesia pada 2025–2026, terutama ke destinasi premium seperti Raja Ampat, Wakatobi, dan Labuan Bajo. Selain kunjungan, tujuan utama pemerintah adalah memperkuat reputasi Indonesia sebagai destinasi wisata bahari nomor satu di dunia.
Kegiatan promosi pada 3 Desember 2025 ini dinilai sebagai langkah strategis dan tepat waktu, sejalan dengan pemulihan sektor pariwisata nasional pasca-pandemi serta meningkatnya minat wisatawan global terhadap pengalaman alam yang autentik.
