BONA NEWS. Singkil, Nangroe Aceh Darussalam, Krisis bahan bakar minyak (BBM) melanda sejumlah daerah terdampak banjir dan longsor di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat. Warga yang terisolir sejak akhir pekan lalu kini semakin kesulitan mendapatkan akses bahan bakar untuk menjalankan aktivitas evakuasi, memasak, maupun penerangan. Kondisi ini memaksa para pengungsi menggantungkan diri sepenuhnya kepada relawan yang masuk menggunakan perahu karet dan sepeda motor trail.

Pantauan di beberapa titik pengungsian menunjukkan antrean panjang warga yang membutuhkan BBM, terutama solar dan bensin, untuk kebutuhan darurat. Ketersediaan stok di warung-warung setempat telah habis, sementara pasokan dari kota belum dapat masuk karena akses jalan masih tertutup material longsor.

Seorang warga Desa Blang Pidie, Ahmad Fauzi (41), mengatakan bahwa BBM kini menjadi kebutuhan paling mendesak selain makanan.

“Kalau tidak ada BBM, perahu tidak bisa jalan. Sementara daerah sini tidak bisa ditembus mobil. Kami hanya bisa menunggu relawan yang membawa jeriken dari kota,” ujarnya, Rabu (3/12/2025).

Relawan Menjadi Tulang Punggung Logistik

Banyak tim relawan yang datang dari berbagai daerah membawa BBM dalam jumlah terbatas untuk membantu operasional perahu karet, genset, dan dapur umum. Namun, jumlah pasokan itu masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan ratusan bahkan ribuan warga di titik-titik pengungsian.

Salah satu relawan, Rifki (28), menyebutkan bahwa setiap perjalanan ke lokasi pengungsian membutuhkan waktu berjam-jam karena jalur utama tertutup lumpur dan batu.

“Kami hanya bisa bawa sekitar 40–60 liter per perjalanan. Itu pun harus dibagi ke beberapa posko. Banyak warga yang belum kebagian sama sekali,” katanya.

Di beberapa wilayah, relawan bahkan terpaksa merakit jalur alternatif melalui kebun warga agar bisa membawa BBM menggunakan motor trail. Namun, risiko longsor susulan membuat perjalanan semakin berbahaya.

Distribusi Bantuan Masih Terhambat

Pemerintah daerah mengakui adanya kendala distribusi bantuan akibat kondisi cuaca dan kerusakan infrastruktur. Banyak jembatan penghubung yang putus serta jalan nasional tertimbun material longsor, membuat truk logistik tidak bisa bergerak.

Instansi terkait menyebutkan bahwa prioritas saat ini adalah pembukaan akses jalan menggunakan alat berat. Namun, hujan yang terus turun membuat proses pembersihan terhambat.

Selain itu, minimnya bahan bakar membuat operasional alat berat juga terganggu. Beberapa petugas di lapangan menyatakan bahwa pengerjaan pembukaan jalur harus dilakukan secara bertahap sambil menunggu pasokan BBM tambahan.

Dampak ke Pengungsian

Di banyak posko, ketiadaan BBM berdampak langsung pada:

  • Tidak berfungsinya genset untuk penerangan malam hari.
  • Kesulitan memasak bahan makanan untuk ratusan pengungsi.
  • Terhambatnya proses evakuasi warga lansia, anak-anak, dan perempuan.
  • Tidak dapat berjalannya mobilisasi tim medis ke titik-titik terpencil.

Beberapa dapur umum dilaporkan hanya bisa memasak satu kali sehari karena keterbatasan bahan bakar untuk kompor dan transportasi.

Pejabat dari kementerian terkait menyampaikan bahwa tambahan stok BBM sedang disiapkan melalui jalur darat dan laut. Namun, distribusi baru dapat dilakukan setelah akses jalan dibuka dan cuaca memungkinkan.

Pemerintah juga menyiapkan kemungkinan pengiriman BBM menggunakan helikopter jika kondisi memburuk. Namun opsi tersebut bergantung pada kesiapan cuaca dan titik pendaratan yang aman.

Warga berharap bantuan BBM dan logistik lainnya dapat tiba lebih cepat. Banyak dari mereka yang sudah hampir satu pekan terjebak tanpa akses transportasi dan komunikasi.

“Kami hanya ingin BBM untuk bisa menyalakan penerangan dan menghidupkan perahu supaya bisa cari bantuan. Semoga bantuan cepat datang,” ujar seorang ibu pengungsi di Aceh Singkil, Rabu (3/12/2025).

Situasi krisis BBM ini menjadi salah satu tantangan terbesar dalam penanganan bencana akhir tahun. Hingga kini, ribuan warga masih menunggu bantuan datang, sementara cuaca buruk diprediksi akan terus berlangsung dalam beberapa hari ke depan.