BONA NEWS. Samosir. Sumatera Utara. — Danau Toba, salah satu ikon pariwisata Indonesia yang terkenal hingga mancanegara, kini memasuki babak baru dalam pengembangan transportasi dan sektor pariwisata. Pada Senin, 22 September 2025, Gubernur Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Muhammad Bobby Afif Nasution, bersama Bupati Samosir, Vandiko T. Gultom, melakukan uji coba penerbangan perdana pesawat amfibi dari Bandara Silangit menuju Pelabuhan Mariana Resort di Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir. Uji coba ini menandai langkah strategis dalam memperkuat konektivitas dan mendorong pertumbuhan pariwisata di kawasan Danau Toba.

Pesawat amfibi yang diuji coba merupakan model terbaru buatan 2023 dan dirancang khusus untuk mendarat di perairan Danau Toba. Pesawat ini mampu membawa penumpang dengan kapasitas menengah, sehingga memungkinkan mobilitas wisatawan lebih cepat dibandingkan jalur darat atau transportasi laut tradisional.

Gubernur Bobby Nasution menjelaskan bahwa transportasi ini menjadi solusi bagi masalah keterbatasan akses menuju Pulau Samosir.

“Dengan adanya pesawat amfibi, akses menuju Samosir menjadi lebih mudah dan cepat. Hal ini akan sangat membantu pengembangan pariwisata dan memperkuat konektivitas antarwilayah,” kata Bobby Nasution, Senin (22/9/2025).

Ia menambahkan, kehadiran pesawat amfibi juga mendukung rencana pembangunan destinasi wisata terpadu yang lebih modern dan terintegrasi.

Bupati Vandiko T. Gultom menambahkan bahwa penerbangan pesawat amfibi ini bukan sekadar inovasi transportasi, tetapi juga strategi untuk meningkatkan daya tarik wisatawan.

“Ini adalah era baru bagi pariwisata Samosir. Kehadiran pesawat amfibi akan menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan, selain keindahan Danau Toba dan Pulau Samosir,” ungkap Vandiko, Senin (22/9/2025).

Ia optimistis kehadiran moda transportasi ini akan memudahkan wisatawan dari berbagai kota besar di Indonesia maupun mancanegara.

Inovasi Transportasi untuk Meningkatkan Konektivitas

Setelah uji coba ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara bersama Pemerintah Kabupaten Samosir dan instansi terkait akan melanjutkan proses perizinan dengan Kementerian Perhubungan. Proses ini mencakup aspek keselamatan penerbangan, koordinasi navigasi, hingga penetapan standar operasional di kawasan Danau Toba. Jika semua prosedur berjalan lancar, pesawat amfibi ditargetkan dapat beroperasi secara komersial pada awal tahun 2026.

Direktur Utama PT Parna Raya Group, Charles A. Simbolon, selaku investor dalam proyek ini, menyampaikan harapannya terkait pesawat amfibi.

“Badan Otorita Danau Toba menargetkan kunjungan wisatawan dari 700.000 jiwa menjadi 1 juta jiwa. Kehadiran pesawat amfibi ini diharapkan dapat mendukung pencapaian target tersebut,” ujar Charles, Senin (22/9/2025).

Dengan demikian, proyek ini tidak hanya mempermudah akses, tetapi juga menjadi strategi untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Danau Toba.

Selain meningkatkan sektor pariwisata, kehadiran pesawat amfibi juga diyakini dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. Meningkatnya jumlah wisatawan diprediksi akan mendorong pertumbuhan sektor perhotelan, restoran, transportasi lokal, hingga industri kreatif yang terkait pariwisata.

Seorang pengelola homestay di Samosir, Maria Simanjuntak, menyambut baik inovasi ini.

“Kami berharap dengan adanya pesawat amfibi, jumlah wisatawan meningkat sehingga usaha kami juga tumbuh. Ini membantu kami meningkatkan kualitas layanan dan menambah lapangan kerja bagi masyarakat lokal,” ucap Maria, Senin (22/9/2025).

Selain itu, transportasi amfibi juga membuka peluang bagi usaha kecil dan menengah, seperti penyewaan perahu wisata, pemandu lokal, dan penjual kuliner khas Batak, untuk mendapatkan keuntungan lebih dari aktivitas pariwisata yang meningkat. Dengan demikian, keberadaan pesawat amfibi menjadi katalisator bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitar Danau Toba.

Meskipun antusiasme terhadap proyek ini tinggi, beberapa tantangan perlu diperhatikan. Salah satu tantangan utama adalah kelengkapan infrastruktur penunjang, termasuk dermaga khusus untuk pesawat amfibi, terminal penumpang yang memadai, dan fasilitas navigasi di danau.

Selain itu, kesiapan sumber daya manusia juga menjadi faktor penting. Pilot, kru pesawat, hingga petugas darat harus dilatih khusus untuk mengoperasikan pesawat amfibi di lingkungan perairan. Pemerintah daerah berencana mengadakan pelatihan intensif untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja lokal agar bisa mendukung operasional pesawat amfibi secara profesional dan aman.

Aspek perizinan juga menjadi tantangan tersendiri. Mengingat pesawat amfibi merupakan moda transportasi baru di Indonesia, koordinasi dengan berbagai lembaga pemerintah, termasuk Kementerian Perhubungan dan Badan Otorita Danau Toba, sangat penting untuk memastikan standar keselamatan dan kenyamanan bagi penumpang terpenuhi.

Dengan adanya pesawat amfibi, Danau Toba tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga kemudahan akses bagi wisatawan. Kehadiran moda transportasi ini menjadi simbol era baru pariwisata yang lebih modern, terintegrasi, dan ramah bagi wisatawan.

Pemerintah daerah menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pengembangan pariwisata dan kelestarian lingkungan.

“Kami ingin pariwisata Danau Toba berkembang, tetapi tetap memperhatikan kelestarian alam dan budaya lokal,” akhir Bobby Nasution.

Strategi ini mencakup pengelolaan limbah, pembatasan jumlah wisatawan pada lokasi tertentu, dan pemberdayaan masyarakat lokal sebagai bagian dari ekosistem pariwisata yang berkelanjutan.

Selain itu, keberadaan pesawat amfibi juga diharapkan menjadi model bagi pengembangan destinasi wisata lainnya di Indonesia. Moda transportasi ini dapat diterapkan di danau besar atau kawasan pesisir yang memiliki potensi wisata tinggi, sehingga mempermudah akses dan meningkatkan nilai tambah bagi ekonomi lokal.

Uji coba pesawat amfibi di Danau Toba menandai langkah strategis dalam pengembangan transportasi dan pariwisata di Sumatera Utara. Kehadiran pesawat ini diharapkan memperkuat konektivitas, meningkatkan jumlah wisatawan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Dengan dukungan pemerintah, investor, dan masyarakat, pesawat amfibi siap menjadi simbol era baru pariwisata Danau Toba yang modern, aman, dan berkelanjutan.

Target operasional komersial pada 2026 menjadi titik fokus seluruh pihak untuk mewujudkan potensi pariwisata Danau Toba secara maksimal. Dengan demikian, Danau Toba tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena inovasi transportasi yang memudahkan wisatawan menikmati pesona kawasan ini.