BONA NEWS. Medan, Sumateta Utara. — Proyek revitalisasi Danau Siombak di Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, terus menunjukkan kemajuan. Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyiapkan anggaran sebesar Rp 268 miliar untuk menyelesaikan proyek yang menjadi bagian dari upaya pengendalian banjir rob di kawasan Medan bagian utara.

Hingga akhir 2025, pembangunan tanggul pengaman sepanjang 1,3 kilometer telah rampung. Dari total rencana sepanjang 3 kilometer, sisanya 1,7 kilometer dijadwalkan mulai dikerjakan pada 2026. Informasi ini dikonfirmasi oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II, yang memimpin pelaksanaan teknis proyek di lapangan.

“Pekerjaan tanggul tahap awal sudah selesai 1,3 kilometer. Tahun depan kita lanjutkan 1,7 kilometer berikutnya, termasuk pembangunan dua kolam retensi,” kata Kepala BWS Sumatera II, dikutip dari laman resmi sda.pu.go.id.

Tiga Kolam Retensi dan Penguatan Sistem Tata Air

Revitalisasi Danau Siombak tidak hanya berfokus pada tanggul pengaman, tetapi juga mencakup pembangunan tiga kolam retensi sebagai penampung limpasan air. Dua kolam akan dibangun pada 2026, dan satu kolam tambahan pada 2028.

Langkah ini sejalan dengan Program Pengendalian Banjir dan Penataan Sistem Tata Air Perkotaan yang dijalankan Kementerian PUPR untuk menekan risiko banjir di kawasan pesisir Kota Medan, terutama di wilayah Marelan, Labuhan, dan Belawan.

Danau Siombak sendiri memiliki luas sekitar 40 hektare dan menjadi titik pertemuan berbagai aliran air menuju Selat Malaka. Selama ini, kawasan sekitarnya kerap terdampak banjir rob akibat pasang laut dan aliran balik dari Sungai Deli.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menegaskan bahwa keberhasilan proyek ini sangat bergantung pada dukungan Pemerintah Kota Medan, khususnya dalam hal pembebasan lahan di sekitar danau.

“Pendanaan sudah kami siapkan bertahap hingga Rp 268 miliar. Namun keberlanjutan proyek memerlukan percepatan pembebasan lahan agar konstruksi lanjutan bisa dimulai tepat waktu,” ujar Basuki dalam keterangan pers yang dikutip Antara News (Oktober 2025).

Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas menyatakan pemerintah kota berkomitmen mempercepat proses administrasi lahan dan mendukung penuh pelaksanaan proyek nasional tersebut.

“Kami koordinasikan dengan BWS Sumatera II dan Kementerian PUPR agar proyek ini berjalan tanpa hambatan, karena manfaatnya langsung dirasakan masyarakat,” ujarnya.

Berdasarkan dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) Revitalisasi Danau Siombak Tahun Anggaran 2024, tahap awal proyek menggunakan anggaran sekitar Rp 43,9 miliar, meliputi pembangunan tanggul 1,35 km dan pekerjaan normalisasi.

Untuk periode 2026–2028, dana lanjutan sebesar Rp 224 miliar disiapkan guna menyelesaikan sisa 1,7 km tanggul, membangun tiga kolam retensi, dan menata infrastruktur pendukung, termasuk jalan inspeksi serta saluran sekunder.

Manfaat Langsung bagi Warga

Keberadaan tanggul baru terbukti mengurangi genangan air saat musim hujan di kawasan Paya Pasir dan sekitarnya. Beberapa warga menyebut intensitas banjir rob menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Selain berfungsi sebagai pengendali banjir, revitalisasi juga diarahkan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan potensi wisata air di kawasan danau. Pemerintah menargetkan kawasan ini menjadi zona konservasi dan edukasi air pasca revitalisasi selesai seluruhnya pada 2028.

Meski progres berjalan baik, masih terdapat sejumlah kendala administratif, terutama terkait pembebasan lahan untuk pembangunan kolam retensi tambahan. Sejumlah laporan media menyebut sebagian warga masih menunggu penyelesaian ganti rugi lahan di sekitar danau.

Pemerintah Kota Medan dan BWS Sumatera II memastikan proses ini sedang difasilitasi secara bertahap, agar tidak menghambat jadwal konstruksi lanjutan.

Proyek revitalisasi Danau Siombak menjadi program strategis nasional di Sumatera Utara dalam pengendalian banjir rob dan peningkatan tata air perkotaan. Dengan total anggaran Rp 268 miliar, pemerintah menargetkan seluruh pekerjaan fisik selesai pada akhir 2028.

Selain fungsi utama sebagai pengendali banjir, proyek ini diharapkan membuka peluang pengembangan kawasan danau sebagai ikon ekowisata baru di Medan bagian utara.