BONA NEWS. Medan, Sumatera Utara.  — Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) bersama Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Sumut resmi melepas kontingen bela diri yang akan mewakili daerah pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Bela Diri II 2025 di Kudus, Jawa Tengah. Upacara pelepasan digelar di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumatera Utara, Rabu siang, 8 Oktober 2025, dan dihadiri seluruh atlet, pelatih, ofisial, serta jajaran pengurus KONI Sumut.

PON Bela Diri II tahun 2025 dijadwalkan berlangsung pada 12 sampai 26 Oktober 2025 di Kudus. Ajang ini mempertemukan atlet-atlet terbaik dari berbagai provinsi dalam sepuluh cabang olahraga bela diri: wushu, karate, judo, jujitsu, pencak silat, sambo, kempo, taekwondo, tarung derajat, dan gulat.

Sumatera Utara menurunkan 122 atlet, 38 pelatih, dan 42 ofisial, menjadikan kontingen ini salah satu yang terbesar di antara peserta. Pelepasan dilakukan langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara Togap Simangunsong, yang hadir mewakili Gubernur Bobby Nasution.

Dalam sambutannya, Togap Simangunsong menekankan bahwa pelepasan atlet bukan sekadar acara seremonial, melainkan wujud kepercayaan dan tanggung jawab besar yang dipikul oleh seluruh kontingen.

“Tugas para atlet tidak ringan, tetapi sangat mulia. Kalian membawa nama baik daerah ini ke tingkat nasional. Tunjukkan kemampuan terbaik, junjung tinggi sportivitas, dan bertandinglah dengan semangat Sumatera Utara yang pantang menyerah,” ujar Togap di hadapan para peserta, Rabu, 8 Oktober 2025.

Ia juga menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi akan terus mendukung program pembinaan olahraga, terutama di cabang-cabang bela diri yang selama ini menjadi andalan Sumatera Utara dalam berbagai ajang nasional.

Ketua Umum KONI Sumut, Kolonel TNI (Purn) Hatunggal Siregar, menjelaskan bahwa keikutsertaan dalam PON Bela Diri II ini merupakan bagian dari strategi pembinaan jangka panjang menuju PON XXII/2028. Ia menegaskan bahwa kontingen Sumut menargetkan 40 medali dari seluruh cabang yang diikuti.

“Kami memberangkatkan 122 atlet, 38 pelatih, dan 42 ofisial dari sepuluh cabang olahraga. Mereka adalah atlet terbaik hasil seleksi yang ketat dan sebagian besar merupakan peraih medali di PON 2024 Aceh–Sumut,” ujar Hatunggal Siregar saat pelepasan kontingen.

Ia menambahkan, seluruh atlet yang berangkat telah menandatangani fakta integritas agar tetap membela Sumatera Utara dan tidak berpindah provinsi. Menurutnya, langkah ini penting untuk menjaga kesinambungan pembinaan olahraga daerah.

“PON Bela Diri bukan sekadar kompetisi. Ini adalah tolok ukur keberhasilan pembinaan olahraga bela diri di Sumut. Kami mohon doa dan dukungan masyarakat agar target 40 medali dapat tercapai,” tegasnya.

KONI Sumut sebelumnya menjalankan Program Pembinaan Intensif (PPI) sejak Juli 2025, melibatkan lebih dari seratus atlet peraih medali PON 2024. Program ini berfokus pada pelatihan teknik, peningkatan fisik, serta pembinaan mental dan disiplin tanding.

Pada Jumat, 10 Oktober 2025, gelombang pertama keberangkatan kontingen dilakukan. Sebanyak 53 atlet, pelatih, dan ofisial diberangkatkan dari Medan menuju Kudus menggunakan penerbangan komersial melalui Bandara Kualanamu. Rombongan ini merupakan bagian awal dari kontingen besar yang akan menyusul dalam beberapa hari berikutnya.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara, Syaiful Syafri, menyampaikan bahwa seluruh kebutuhan logistik dan akomodasi telah dipersiapkan dengan baik.

“Kami memastikan seluruh atlet berangkat dalam kondisi sehat dan fokus. Pemerintah Provinsi juga memberikan jaminan asuransi melalui BPJS Ketenagakerjaan bagi semua peserta untuk mengantisipasi risiko selama perjalanan dan pertandingan,” jelas Syaiful.

Target Per Cabang Olahraga

Karate: Pertahankan Tradisi Emas

Ketua Umum FORKI Sumut, Rahmat Shah, menegaskan bahwa cabang karate menargetkan mempertahankan prestasi tiga medali emas seperti pada PON 2024. Tim karate diperkuat oleh sejumlah nama unggulan nasional seperti Rizki Lawyer, Adi Kurniawan, Reza Mahendra, Arnela Putri Wanddari, Meiviona Zuhrina, Leica Al Humaira, dan Dessynta Banurea.
Pelatih kepala Dedi Irwansyah Siregar menilai kesiapan atlet mencapai 95 persen setelah menjalani pemusatan latihan di Medan selama dua bulan terakhir.

“Kami tidak hanya menargetkan medali, tapi juga memperbaiki teknik dan mental bertanding agar karate Sumut kembali disegani,” kata Dedi.

Gulat: Fokus pada Regenerasi dan Prestasi

Cabang gulat menjadi salah satu tumpuan Sumut. Tim yang dipimpin manajer Mangasi Simangunsong dan dilatih oleh Daslan Gultom, Jan Bobby Barus, serta Aldo Yusuf Simangunsong membawa 14 atlet.
Di antara mereka, terdapat nama-nama berpengalaman seperti Libra Parklindo Sembiring, Bram Gunanta Fransiskus Sembiring, Dodi Haryansah Chaniago, Wilanta Bregsi Tarigan, dan Junaldi Pratama Sembiring untuk kategori putra.
Sementara di sektor putri, ada Dewi Sartika Nasution, Bulan Oktapia Manalu, Belinda Manalu, Putri Septia, dan Agata Clara Gracia Tarigan.

“Gulat Sumut datang bukan untuk sekadar berpartisipasi. Kami menargetkan dua emas dan beberapa perak melalui nomor gaya bebas dan Greco Roman,” ujar Mangasi Simangunsong, Kamis, 9 Oktober 2025.

Pencak Silat: Harapan Baru dari Generasi Muda

Pelatih kepala pencak silat Sumut, Zulkifli Nasution, mengungkapkan bahwa timnya menargetkan dua medali emas di Kudus.
Atlet yang akan berlaga antara lain Egi Pandira Sinaga, M. Nuansyah Putra Ramadhan, Alfin Nasril Khairi, Raffi Jibrilian Bangun, M. Sayyid Sabiq, Albert Sembiring, M. Azi Aladila, serta atlet putri Nadia Utami Heryanti, Reyna Putri Sekar Lestari, dan Dwi Anggraini.

“Sebagian besar adalah atlet muda hasil pembinaan daerah. Kami percaya pengalaman di Kudus akan menjadi batu loncatan menuju PON berikutnya,” ujar Zulkifli.

Wushu dan Taekwondo: Andalan Stabil

Tim wushu Sumut diperkuat oleh Ydris Talenta Barus (48 kg putra) dan Fereddy Sinaga (52 kg putra). Ketua Wushu Sumut, Antonius Saragih, menargetkan satu emas dan satu perak.

“Wushu adalah cabang yang konsisten menyumbang medali di setiap ajang nasional. Fokus kami menjaga kebugaran dan adaptasi terhadap kondisi arena di Kudus,” jelas Antonius.

Sementara tim Taekwondo Sumut, yang dipimpin oleh Rahmad Syahputra, membawa 23 atlet putra-putri—16 di nomor kyorugi dan 7 di poomsae.

“Target realistis kami adalah satu emas dan dua perak. Tetapi kami juga ingin menunjukkan semangat juang atlet muda Sumut,” ujar Rahmad pada Jumat, 10 Oktober 2025.

Dalam sambutannya, Togap Simangunsong menyebut bahwa Pemerintah Provinsi memberikan dukungan penuh terhadap seluruh cabang olahraga. Selain fasilitas pelatihan dan asuransi, Pemprov juga menjanjikan bonus bagi peraih medali sebagai bentuk penghargaan atas prestasi mereka.

“Kita tidak ingin atlet berjuang sendirian. Pemerintah hadir untuk memastikan hak mereka terpenuhi, termasuk insentif bagi yang mengharumkan nama Sumut,” katanya.

Ia menambahkan, keberhasilan kontingen dalam ajang ini akan menjadi barometer untuk menilai efektivitas pembinaan olahraga di daerah.

“Kalau hasilnya bagus, berarti sistem pembinaan kita berjalan. Kalau masih kurang, kita akan perbaiki. PON Bela Diri ini adalah laboratorium prestasi bagi Sumatera Utara,” ujarnya.

Suasana haru menyelimuti acara pelepasan ketika para atlet satu per satu menerima bendera kontingen dari Ketua KONI Sumut. Lagu “Mars Sumatera Utara” menggema di aula, disambut tepuk tangan dan yel-yel semangat dari para atlet muda.

Salah satu atlet karate, Arnela Putri Wanddari, mengungkapkan tekadnya mewakili daerah.

“Saya sudah berlatih sejak lama dan ini kesempatan untuk membuktikan hasil kerja keras kami. Kami ingin membawa medali emas untuk Sumut,” ujar Arnela dengan mata berbinar.

Sementara atlet gulat Bram Gunanta Sembiring menambahkan bahwa keberangkatan kali ini terasa lebih istimewa karena didukung penuh oleh masyarakat dan pemerintah daerah.

“Kami merasa lebih percaya diri karena dukungan dari masyarakat begitu besar. Kami janji akan memberikan yang terbaik,” katanya.

Kompetisi PON Bela Diri II di Kudus diperkirakan berlangsung sangat ketat. Provinsi seperti Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Timur membawa atlet-atlet nasional bahkan internasional. Meski demikian, kontingen Sumut optimistis dapat bersaing.

Pelatih kepala karate Sumut, Dedi Irwansyah, mengakui bahwa tantangan utama bukan hanya lawan berat, tetapi juga adaptasi terhadap cuaca Kudus yang lebih panas. Namun ia percaya mental juang atlet Sumut bisa mengatasinya.

“Kami sudah mensimulasikan kondisi pertandingan dan melakukan latihan adaptasi. Kuncinya menjaga fokus dan ketenangan saat bertanding,” ujarnya.

Keberangkatan kontingen bela diri Provinsi Sumatera Utara ke Kota Kudus bukan sekadar perjalanan menuju gelanggang pertandingan, melainkan simbol kebanggaan dan tekad seluruh masyarakat Sumut. Dari gulat hingga wushu, dari karate hingga pencak silat, semangat yang sama mengalir: berjuang, berprestasi, dan mengharumkan nama daerah.

Ketua KONI Sumut, Hatunggal Siregar, menutup sambutannya dengan pesan sederhana namun penuh makna.

“Kemenangan bukan hanya soal medali, tetapi tentang keberanian untuk tampil, disiplin dalam latihan, dan loyalitas terhadap daerah sendiri. Pulanglah dengan kebanggaan, apa pun hasilnya.”

Dengan semangat itu, 122 atlet Sumatera Utara resmi mengibarkan panji daerah di PON Bela Diri II 2025, membawa harapan besar dari jutaan masyarakat yang menanti kabar gembira dari Kudus.