BONA NEWS. Novi Sad, Serbia.  — Tepat satu tahun setelah tragedi runtuhnya atap stasiun kereta utama Novi Sad, puluhan ribu warga Serbia turun ke jalan pada Sabtu (1/11/2025) untuk mengenang para korban sekaligus menuntut pertanggungjawaban atas salah satu bencana infrastruktur terburuk dalam sejarah negara itu.

Peringatan tersebut digelar di depan area stasiun yang kini masih tertutup pagar logam dan dipenuhi karangan bunga. Ribuan lilin dinyalakan, sementara nama-nama 16 korban jiwa dibacakan satu per satu diiringi 16 menit hening — simbol penghormatan sekaligus penegasan bahwa luka kolektif ini belum sembuh.

Ratusan keluarga korban, mahasiswa, pekerja, hingga tokoh masyarakat menghadiri acara tersebut. Menurut Reuters (1/11/2025), sekitar 30.000 orang memenuhi kawasan stasiun dan Lapangan Trg Slobode, membawa spanduk bertuliskan “Keadilan untuk Novi Sad”, “Korupsi Membunuh”, dan “Kami Tidak Akan Lupa.”

“Anak saya meninggal karena kesalahan orang yang seharusnya menjaga keselamatan publik. Kami ingin keadilan, bukan belas kasihan,” ujar Jelena Vuković, ibu salah satu korban, kepada Al Jazeera.

Demonstrasi berlangsung damai, diwarnai doa lintas agama, lagu-lagu peringatan, serta pidato para aktivis antikorupsi. Aksi itu kemudian meluas menjadi protes terhadap pemerintah pusat di Beograd yang dianggap gagal menegakkan transparansi proyek publik.

Tragedi 2024: Runtuhnya Simbol Kemajuan

Tragedi terjadi pada 1 November 2024, sekitar pukul 11.52 waktu setempat, saat ratusan penumpang menunggu kereta pagi di stasiun utama Novi Sad yang baru selesai direnovasi sebagian. Tiba-tiba, kanopi baja besar sepanjang hampir 60 meter runtuh, menimpa area peron dan menyebabkan 16 orang tewas serta lebih dari 40 luka-luka, termasuk beberapa anak-anak.

Dalam laporan investigasi awal, Komisi Keselamatan Publik Serbia menemukan adanya cacat struktural pada sambungan baja serta dugaan penyelewengan dana dalam proyek renovasi. Sejumlah dokumen yang bocor memperlihatkan bahwa kontraktor pelaksana memiliki hubungan politik dengan pejabat kementerian infrastruktur.

“Konstruksi itu dibangun dengan material di bawah standar. Peringatan teknis telah disampaikan, tetapi diabaikan,” tulis laporan investigatif yang dikutip The Guardian (1/11/2025).

Pemerintah Serbia sempat menjanjikan penyelidikan menyeluruh setelah tragedi itu. Namun, hingga satu tahun berselang, publik menilai proses hukum berjalan lambat dan tidak transparan. Hanya dua pejabat teknis dan seorang insinyur lapangan yang ditetapkan sebagai tersangka, sementara pejabat tinggi belum tersentuh hukum.

“Ini bukan sekadar kecelakaan, tetapi akibat dari sistem yang korup dan impunitas yang sudah mengakar,” kata Milan Radovanović, aktivis Transparency Serbia, dalam wawancara dengan RTS Serbia.

Gelombang protes pun merebak sepanjang 2025, dipicu oleh kemarahan publik terhadap minimnya tanggung jawab pemerintah. Media lokal menyebut tragedi Novi Sad sebagai “titik balik kesadaran warga” terhadap keselamatan publik dan akuntabilitas negara.

Peringatan satu tahun ini diorganisir oleh koalisi masyarakat sipil “Memori Novi Sad” yang beranggotakan lebih dari 80 organisasi. Mereka menggelar rangkaian kegiatan sejak pagi hingga malam: pameran foto korban, pembacaan puisi, hingga konser amal untuk keluarga terdampak.

Salah satu penggagas, Dragan Milošević, menyebut peringatan ini bukan hanya mengenang tragedi, tetapi juga menuntut perubahan sistemik.

“Keadilan bagi 16 korban adalah langkah pertama. Yang kami tuntut lebih besar: berakhirnya korupsi di sektor publik dan penegakan hukum yang sejati,” ujarnya kepada Reuters.

Banyak pengamat melihat peristiwa ini sebagai momentum kebangkitan sipil di Serbia. “Peringatan ini menunjukkan bahwa warga sudah lelah dengan janji kosong,” tulis The Guardian dalam editorialnya.

Meski suasana haru menyelimuti, peringatan berjalan tertib. Ribuan lilin membentuk tulisan besar “Novi Sad — Nikada Više” (Novi Sad — Jangan Pernah Lagi) di depan stasiun yang kini masih dalam tahap renovasi ulang.

Di sela acara, Wali Kota Novi Sad menyampaikan pesan singkat:

“Kami berduka bersama keluarga korban dan berkomitmen memastikan hal serupa tak terjadi lagi. Rencana rekonstruksi baru akan diumumkan akhir tahun ini,” ujarnya kepada RTS Serbia.

Peristiwa Novi Sad 2024 kini menjadi pelajaran besar bagi Serbia dalam menata ulang sistem pengawasan infrastruktur. Beberapa universitas di Beograd bahkan menjadikan kasus ini sebagai studi wajib di fakultas teknik sipil dan kebijakan publik.

Peringatan satu tahun tragedi itu bukan sekadar mengenang masa lalu, tetapi seruan agar negara bergerak maju dengan tanggung jawab dan kejujuran. Sebagaimana salah satu spanduk besar di tengah massa bertuliskan:

“Kami kehilangan mereka karena korupsi. Kami mengenang mereka untuk perubahan.”