BONA NEWS. Kiev, Ukraina. – Dalam eskalasi besar konflik Ukraina–Rusia, pihak Ukraina melaporkan bahwa Rusia meluncurkan lebih dari 450 drone dan 45 rudal dalam serangan terkoordinasi terhadap infrastruktur energi Ukraina pada Sabtu malam hingga Minggu pagi (8–9 November 2025). Serangan ini menimbulkan pemadaman listrik yang meluas dan korban jiwa di sejumlah wilayah.
Kronologi Serangan
Menurut laporan resmi Ukraina:
- Target utama adalah infrastruktur energi, termasuk pembangkit listrik, substasi, dan jaringan distribusi gas.
- Wilayah terdampak meliputi Kyiv, Kharkiv, Poltava, Zaporizhzhia, dan beberapa kota lainnya.
- Beberapa substasi yang mensuplai pembangkit nuklir Khmelnytskyi dan Rivne juga menjadi sasaran.
- Korban jiwa: sedikitnya 7 orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka.
Pihak Ukraina menerapkan pemadaman bergilir untuk menstabilkan jaringan listrik dan menggunakan generator darurat agar suplai air dan listrik tetap berjalan di wilayah terdampak.
Dampak Serangan
- Sistem Energi: Beberapa pembangkit listrik harus dimatikan sementara. Jaringan distribusi terganggu, memicu kerugian ekonomi signifikan.
- Kemanusiaan: Pemadaman listrik dan pemanas di musim dingin menimbulkan risiko serius bagi warga sipil, termasuk anak-anak dan lansia.
- Risiko Nuklir: Serangan terhadap substasi pembangkit nuklir meningkatkan kekhawatiran akan keselamatan nuklir.
- Strategi Militer: Serangan ini merupakan bagian dari taktik Rusia untuk melemahkan infrastruktur sipil dan menekan tekanan internal Ukraina.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha menuntut pertemuan darurat IAEA terkait keamanan pembangkit nuklir dan meminta tekanan diplomatik internasional terhadap Rusia.
“Setiap serangan Rusia terhadap infrastruktur energi yang menarget kehidupan warga sipil harus mendapat respon internasional, termasuk sanksi energi lebih luas terhadap Rusia,” tegas Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy dalam keterangan kepada media Minggu (9/11/2025).
Serangan ini menunjukkan perubahan strategi perang: bukan hanya garis depan militer, tetapi juga perang energi dan infrastruktur. Dengan menyerang jaringan listrik dan fasilitas energi, Rusia menekan kehidupan sehari-hari warga Ukraina dan memaksa negara tersebut mengalihkan sumber daya untuk perbaikan jaringan, bukan semata-mata pertahanan militer.
Pihak Rusia: menyatakan serangan adalah respons terhadap serangan Ukraina ke wilayah Rusia dan menyebutnya sebagai “serangan presisi terhadap fasilitas produksi energi dan militer Ukraina.”
Selain itu, ancaman terhadap substasi pembangkit nuklir menimbulkan resiko keamanan nuklir yang serius, sementara pemadaman listrik menjelang musim dingin bisa mempengaruhi moral warga dan stabilitas sosial.
Serangan besar-besaran Rusia terhadap infrastruktur energi Ukraina pada 8–9 November 2025 menandai eskalasi signifikan dalam konflik yang sudah berlangsung sejak Februari 2022. Dengan lebih dari 450 drone dan 45 rudal, serangan ini menimbulkan pemadaman listrik, korban jiwa, dan risiko nuklir.
Konflik kini tidak hanya soal front militer, tetapi juga ketahanan energi, keamanan sipil, dan strategi geopolitik global. Respons Ukraina dan dukungan internasional akan menjadi faktor penting dalam menghadapi krisis ini, khususnya menjelang musim dingin.
