BONA NEWS. Natuna, Kepulauan Riau. — Di tengah arus pembangunan di wilayah perbatasan utara Indonesia, Kabupaten Natuna menatap peluang besar dalam pengembangan peternakan sapi potong. Wakil Bupati Natuna, Jarmin, hadir dalam audiensi di Kementerian Pertanian Republik Indonesia, memaparkan potensi dan tantangan yang dihadapi daerah ini sebagai calon sentra sapi potong kawasan perbatasan.
“Dengan kondisi geografis yang strategis dan luas lahan yang masih tersedia, Natuna sangat memungkinkan menjadi salah satu pusat pengembangan sapi potong wilayah perbatasan,” ujar Jarmin dalam presentasinya, Selasa (11/11/2025)..
Data & Fakta Terbaru
- Berdasarkan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Natuna Tahun 2023, populasi sapi potong tercatat 9.159 ekor, turun dari 9.296 ekor pada tahun 2022.
- Untuk tahun 2024, Laporan Kinerja Kabupaten Natuna mencatat populasi sapi potong menjadi 8.997 ekor.
- Produksi sapi potong secara kuantitatif (daging) untuk 2023 melaporkan 73.466 ton berdasarkan dokumen yang sama.
- Meskipun demikian, data yang lebih terperinci seperti “populasi sapi potong per kecamatan” hingga kini belum tersedia secara terbuka di dokumen publik.
Potensi Natuna membuka peluang dalam pengembangan peternakan sapi potong antara lain:
- Letak geografis sebagai wilayah perbatasan yang membuka akses dan perhatian nasional.
- Tersedianya lahan cukup dengan kondisi yang memungkinkan untuk pengembangan hijauan pakan dan peternakan skala sedang.
- Kemungkinan untuk menjadi pemasok sapi potong ke wilayah lain di provinsi Kepri menjelang momen seperti Idul Adha.
Tantangan Kritis yang Harus Diatasi
- Ketersediaan pakan hijauan masih menjadi hambatan utama — Jarmin menekankan bahwa “ketersediaan pakan hijauan dan pembinaan peternak” adalah dua kendala besar.
- Penurunan populasi sapi potong dari 2023 ke 2024 menunjukkan perlunya perhatian pada aspek pemeliharaan, reproduksi, dan manajemen peternakan.
- Kurangnya data mikro‑wilayah (per kecamatan) mempersulit pemetaan intervensi yang tepat sasaran.
- Kebutuhan pelatihan dan pembinaan peternak agar teknologi, manajemen, dan integrasi rantai pasok dapat berjalan optimal.
Pemerintah Kabupaten Natuna telah menetapkan beberapa langkah rencana strategis pengembangan:
- Dorongan untuk peningkatan bibit sapi potong melalui kerja sama dengan provinsi dan pusat.
- Program pelatihan dan pembinaan teknis bagi peternak lokal agar skala dan kualitas usaha dapat meningkat.
- Fokus pada pengembangan hijauan pakan lokal agar ketergantungan pakan impor atau luar daerah dapat diminimalkan.
- Dorongan agar Natuna dapat memainkan peranan lebih besar dalam ketahanan pangan nasional melalui peternakan sapi potong yang produktif.
Kabupaten Natuna memiliki modal yang kuat untuk menjadi pusat peternakan sapi potong di kawasan perbatasan, namun realisasinya sangat bergantung pada keberhasilan mengatasi hambatan teknis dan manajerial. Data resmi menunjukkan bahwa populasi sapi potong mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir, sehingga prioritas untuk pemulihan, peningkatan produktivitas, dan penguatan sistem peternakan menjadi semakin penting. Tanpa pembenahan pada aspek pakan, pelatihan, data mikro‑wilayah, dan manajemen produksi, potensi besar yang dimiliki Natuna bisa saja belum maksimal terwujud.
