BONA NEWS. Jakarta, Indonesia. — Jumlah korban meninggal akibat banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah di Sumatra terus bertambah. Berdasarkan laporan terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Minggu pagi, 7 Desember 2025, total korban meninggal mencapai 916 jiwa, sementara 274 orang masih dinyatakan hilang.
Data tersebut dirilis melalui Dashboard Penanganan Banjir dan Longsor Sumatra BNPB dan dikutip sejumlah media nasional pada Minggu (7/12) pukul 08.20 WIB.
BNPB: Pencarian Korban Hilang Masih Berlangsung
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Dr. Abdul Muhari menyampaikan bahwa pencarian korban hilang masih dilakukan secara intensif oleh tim gabungan.
“Tim SAR gabungan terus melakukan penyisiran di wilayah yang sulit dijangkau. Fokus utama kami saat ini adalah menemukan korban hilang dan memastikan evakuasi berjalan aman,”
kata Abdul Muhari dalam pernyataan tertulisnya pada 6 Desember 2025.
Muhari menegaskan bahwa beberapa titik longsor dan akses jalan yang rusak menghambat proses pencarian. Kondisi cuaca di lapangan juga menjadi faktor yang memperlambat mobilisasi tim SAR.
Lebih dari 4.200 Warga Luka, 105.900 Rumah Rusak
Selain korban meninggal dan hilang, BNPB melaporkan terdapat sekitar 4.200 warga luka-luka.
Sementara itu, kerusakan permukiman warga mencapai 105.900 unit rumah, baik rusak ringan, sedang, maupun berat.
Fasilitas umum juga terdampak luas, antara lain:
- fasilitas ibadah,
- fasilitas kesehatan,
- gedung perkantoran,
- fasilitas pendidikan,
- serta puluhan jembatan penghubung yang putus.
BNPB menyebut kerusakan infrastruktur menjadi salah satu penyebab distribusi bantuan ke beberapa wilayah berjalan lambat.
Data korban terus berubah seiring proses evakuasi dan pencarian:
- 2 Desember 2025: 604 meninggal, 468 hilang (BNPB)
- 6 Desember 2025: 914 meninggal (BNPB)
- 7 Desember 2025: 916 meninggal, 274 hilang, 4.200 luka (update terbaru)
BNPB menegaskan bahwa angka ini masih dapat berubah mengingat upaya pencarian belum dihentikan.
Sejumlah wilayah yang disebut mengalami dampak paling berat adalah:
- Aceh,
- Sumatera Utara,
- serta beberapa kabupaten lain di pesisir barat dan daerah pegunungan.
Meskipun rincian per kabupaten/kota belum seluruhnya dipublikasikan, laporan lapangan menunjukkan banjir bandang dan longsor menghantam permukiman warga yang berada di sepanjang aliran sungai dan kawasan lereng.
Upaya penyaluran bantuan logistik masih menghadapi kendala akibat jembatan putus dan akses jalan yang tertutup material longsor.
BNPB menyatakan bahwa pemerintah pusat, TNI–Polri, BPBD provinsi/kabupaten, serta relawan terus memperbaiki jalur darat untuk mempercepat distribusi bantuan.
Pemerintah memastikan bahwa proses evakuasi terus berjalan dan koordinasi antarinstansi terus diperkuat.
BNPB juga tengah memetakan kebutuhan mendesak warga terdampak, termasuk:
- air bersih,
- layanan kesehatan,
- tempat pengungsian,
- dan rehabilitasi permukiman.
