BONA NEWS. Medan, Sumatera Utara.  — Meski diterpa banjir bandang dan tanah longsor besar akhir November 2025, perekonomian Sumatera Utara (Sumut) tetap menunjukkan geliat positif. Data resmi menunjukkan pertumbuhan ekonomi pada Triwulan III 2025, namun kerugian akibat bencana dan tekanan inflasi tetap menjadi tantangan nyata bagi pemulihan sosial-ekonomi.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara (BPS Sumut) melaporkan bahwa PDRB Sumut pada Triwulan III 2025 tumbuh 4,55 persen year-on-year (YoY) dibanding periode yang sama tahun lalu, dan 2,11 persen quarter-to-quarter (q-to-q).

Dari sisi produksi, sektor Real Estate mencatat pertumbuhan tertinggi, 8,24 persen (q-to-q) dan 10,69 persen (y-on-y). Sementara dari sisi pengeluaran, ekspor barang dan jasa menjadi kontributor terbesar, naik 5,94 persen (q-to-q) dan 9,05 persen (y-on-y).

Bencana alam — banjir bandang dan longsor — terjadi di berbagai wilayah Sumut sejak akhir November 2025.

“Total kerugian akibat bencana mencapai Rp 9,98 triliun, mencakup infrastruktur, rumah, fasilitas publik, pertanian, dan perkebunan,” ungkap Bobby Nasution, Senin (8/12/2025).

Jumlah korban jiwa dilaporkan ratusan orang, sementara ribuan warga terdampak harus mengungsi. Akses transportasi dan layanan publik banyak yang terganggu, sehingga pemulihan sosial-ekonomi menghadapi tantangan berat.

Inflasi & Harga: Beban Tambahan

BPS Sumut melaporkan inflasi year-on-year (y-on-y) pada September 2025 sebesar 5,32 persen, menurun menjadi 4,97 persen pada Oktober, dan lebih jauh ke 3,96 persen pada November 2025.

Penurunan inflasi bisa menjadi sinyal positif, namun tekanan harga tetap dirasakan masyarakat, khususnya korban bencana yang kehilangan pendapatan dan rumah.

“Kolaborasi pemangku kepentingan penting untuk menjaga stabilitas ekonomi dan inflasi terjaga,” Deputi Perwakilan Bank Indonesia,  Iman Gunadi, Sabtu (29/12/2025).

Secara makro, ekonomi Sumut masih menunjukkan daya tahan: sektor properti dan ekspor tetap berjalan, mendukung pertumbuhan. Namun kerugian besar akibat bencana, tekanan inflasi, dan realitas sosial-ekonomi menuntut langkah cepat dan terkoordinasi untuk pemulihan.

 Rekomendasi Pemulihan

  1. Rehabilitasi Infrastruktur dan Pemukiman: Memastikan akses dan tempat tinggal bagi warga terdampak.
  2. Stabilisasi Harga & Bantuan Sosial: Menjaga daya beli masyarakat terdampak.
  3. Pemulihan Ekonomi Lokal: Fokus pada pertanian, perdagangan, UMKM, dan sektor riil lainnya.
  4. Mitigasi Bencana Terintegrasi: Tata ruang dan konservasi lingkungan harus menjadi prioritas untuk mengurangi risiko bencana di masa depan.
  5. Partisipasi Warga: Melibatkan korban terdampak dalam perencanaan dan pemulihan agar solusi lebih inklusif.

Angka pertumbuhan ekonomi Sumut Triwulan III 2025 memang positif, namun pemulihan sejati bukan hanya soal angka. Kerugian akibat bencana, tekanan harga, dan kebutuhan masyarakat harus menjadi fokus. Pemulihan yang menyeluruh membutuhkan langkah terpadu antara pemerintah, lembaga ekonomi, dan masyarakat terdampak agar pertumbuhan ekonomi dirasakan nyata oleh warga.