BONA NEWS. Medan, Sumatera Utara. — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan masyarakat Indonesia untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem pada periode 1–3 Oktober 2025. Peringatan dini ini dikeluarkan sebagai upaya mitigasi dan pencegahan dampak buruk cuaca terhadap kehidupan masyarakat, khususnya di wilayah yang rentan terdampak hujan lebat, angin kencang, dan potensi banjir.

Indonesia merupakan negara tropis yang terletak di antara dua samudra besar, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, serta dilintasi garis khatulistiwa. Posisi geografis ini menyebabkan cuaca di Indonesia cenderung tidak stabil dan dipengaruhi oleh berbagai fenomena alam, termasuk Monsun Asia dan Monsun Australia. Setiap tahunnya, sebagian wilayah Indonesia mengalami hujan ekstrem, badai tropis, hingga angin kencang yang dapat menimbulkan kerugian materil maupun korban jiwa.

BMKG sebagai lembaga resmi pemerintah bertugas melakukan pemantauan cuaca, iklim, dan geofisika untuk memberikan informasi tepat waktu kepada masyarakat. Peringatan dini cuaca bukan hanya sekadar informasi, tetapi juga bentuk perlindungan terhadap risiko bencana yang dapat muncul secara mendadak.

Berdasarkan informasi dari BMKG, terdapat beberapa wilayah yang perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi cuaca ekstrem selama awal Oktober 2025. Wilayah yang termasuk dalam peringatan dini antara lain:

a. Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi)
BMKG memprakirakan hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang akan terjadi di beberapa daerah. Intensitas hujan tertinggi diperkirakan terjadi pada tanggal 1 dan 2 Oktober. Masyarakat diimbau untuk menghindari aktivitas di luar ruangan saat hujan lebat dan memastikan saluran drainase di sekitar rumah bersih untuk mengantisipasi banjir.

b. Sumatera Barat dan Kalimantan Barat
Potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang diprediksi akan terjadi di beberapa kabupaten. Wilayah pegunungan dan daerah aliran sungai khususnya rentan mengalami longsor dan banjir. BMKG merekomendasikan agar warga selalu memantau informasi terbaru melalui situs resmi BMKG atau aplikasi InfoBMKG.

c. Sumatera Utara (Medan dan sekitarnya)
BMKG memprakirakan cuaca di beberapa wilayah Sumatera Utara pada hari ini sebagai berikut:

  • Tapanuli Tengah: Petir, suhu 23–30°C, kelembapan 63–90%
  • Tapanuli Utara: Hujan Petir, suhu 16–26°C, kelembapan 52–99%
  • Tapanuli Selatan: Hujan Ringan, suhu 20–27°C, kelembapan 63–97%
  • Nias: Cerah Berawan, suhu 22–30°C, kelembapan 65–96%
  • Langkat: Cerah Berawan, suhu 23–29°C, kelembapan 77–97%
  • Karo: Cerah Berawan, suhu 18–26°C, kelembapan 57–96%
  • Deli Serdang: Berawan, suhu 23–30°C, kelembapan 70–96%

Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat disertai petir, yang dapat terjadi di beberapa wilayah. Khususnya di daerah Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah, potensi petir dan hujan deras bisa menimbulkan risiko pohon tumbang, banjir, maupun gangguan aktivitas masyarakat.

Selain wilayah-wilayah tersebut, BMKG juga memberikan peringatan untuk beberapa wilayah lain yang berpotensi mengalami hujan ringan hingga sedang.

Cuaca ekstrem dapat menimbulkan berbagai dampak serius bagi masyarakat, baik dari segi keselamatan maupun ekonomi. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:

  1. Banjir dan Genangan – Hujan lebat yang berlangsung beberapa jam dapat menyebabkan genangan di daerah perkotaan, terutama yang memiliki sistem drainase buruk.
  2. Longsor – Wilayah pegunungan berpotensi mengalami tanah longsor, terutama di daerah yang sebelumnya telah mengalami hujan deras.
  3. Gangguan Transportasi – Angin kencang dan hujan deras dapat menunda atau membatalkan perjalanan darat, laut, maupun udara. Jalan licin dan pohon tumbang menjadi risiko utama.
  4. Kerusakan Infrastruktur – Atap rumah, tiang listrik, dan jaringan telekomunikasi dapat mengalami kerusakan akibat angin kencang atau petir.
  5. Gangguan Aktivitas Sosial dan Ekonomi – Aktivitas sekolah, pekerjaan, hingga perdagangan bisa terganggu akibat kondisi cuaca ekstrem.

BMKG menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat. Beberapa langkah antisipatif yang disarankan antara lain:

  • Memantau Informasi Cuaca – Selalu perbarui informasi melalui aplikasi resmi BMKG atau media terpercaya.
  • Mempersiapkan Logistik Darurat – Simpan air bersih, makanan tahan lama, obat-obatan, dan peralatan penting lainnya.
  • Menjaga Rumah dan Lingkungan – Bersihkan saluran air, perkuat atap rumah, dan pastikan pohon di sekitar rumah tidak rawan tumbang.
  • Menghindari Aktivitas Berisiko – Hindari keluar rumah saat hujan lebat, terutama di daerah rawan banjir atau longsor.
  • Koordinasi dengan Tetangga dan Pihak Berwenang – Tetap terhubung dengan RT/RW atau posko kebencanaan setempat untuk informasi terbaru dan bantuan jika dibutuhkan.

Fenomena cuaca ekstrem yang sering terjadi di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pengaruh perubahan iklim global. Suhu global yang meningkat menyebabkan ketidakstabilan pola hujan dan intensitas badai. BMKG dan lembaga penelitian iklim menekankan perlunya adaptasi dan mitigasi bencana, termasuk peringatan dini, pembangunan infrastruktur tahan bencana, serta edukasi masyarakat tentang risiko cuaca ekstrem.

Peringatan dini cuaca BMKG untuk periode 1–3 Oktober 2025 menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap potensi hujan lebat, angin kencang, dan badai petir di sejumlah wilayah Indonesia. Informasi yang cepat dan akurat dari BMKG menjadi alat penting untuk mengurangi risiko bencana.

Masyarakat diminta untuk tetap mengikuti perkembangan cuaca terkini, melakukan langkah antisipasi, dan bekerja sama dengan pemerintah lokal dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem. Kesiapsiagaan dan kewaspadaan bersama dapat menyelamatkan nyawa dan mengurangi kerugian akibat bencana alam.